Beberapa bulan terakhir, ada
keinginan kecil yang kerap muncul di hati saya. Saya ingin memiliki bantal
kotak-kotak yang terlihat nyaman dan cantik untuk melengkapi koleksi bantal di
rumah. Selain itu, saya juga ingin memiliki mukena kecil yang ringan dan cocok
untuk traveling. Keinginan ini bukanlah hal yang mendesak. Akan tetapi sering kali terlintas ketika saya
beristirahat atau saat hendak bepergian.
Setiap kali keinginan itu muncul,
selalu ada pertimbangan lain yang membuat saya menundanya. Membeli bantal adalah
hal penting untuk kenyamanan, rasanya masih bisa ditunda. Saya lebih memilih
menggunakan uang untuk kebutuhan lain yang lebih prioritas. Begitu pula dengan mukena.
Meski mukena yang saya miliki saat ini sudah ada dan sedikit besar untuk dibawa
bepergian. Saya tetap merasa belum terlalu perlu menggantinya.
Hari demi hari berlalu, dan
keinginan itu tetap ada di sudut hati. Saya membiarkan begitu saja. Saya tidak
pernah terlalu memikirkannya. Apalagi
sampai memaksakan diri untuk segera memilikinya. Jika memang sesuatu itu baik
untuk saya. Allah Subhanahu Wata’alla pasti akan memberikan jalan, entah
bagaimana caranya.
Sabtu siang semuanya berjalan
seperti biasa. Tidak ada hal istimewa yang saya rencanakan. Namun, ada rasa
damai yang menyelimuti hati saya, seperti firasat akan sesuatu yang indah.
Setelah menyelesaikan beberapa tugas mengajar, tiba-tiba seorang teman menelphone.
Suaranya terdengar jelas meminta saya untuk datang ke suatu tempat. Dan
beberapa teman telah menunggu.
Selesai pertemuan, dua sahabat meminta
saya untuk tidak langsung pulang. Masih ada beberapa hal yang ingin dibicarakan
dengan santai di teras. Tiba-tiba, dia menyodorkan sesuatu di dalam tas biru. Saya
terkejut sekaligus bingung. Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa dia
akan membawa sesuatu untuk saya. “Apa ini?” tanya saya dengan nada penasaran.
“Jangan dilihat barangnya bu,
semoga bermanfaat,” ucapnya singkat.
Mata saya berkaca-kaca, air mata hampir
menetes saat menyentuh tas itu. Subhanallah, Allah Subhanahu Wata’alla
mengirimkan sesuatu melalui tangan hamba-Nya.
“Terima kasih, barokallah.” jawab
saya singkat. Kami bertiga berpelukan. Seakan tidak mau terpisahkan. Suara
rintik-rintik membuyarkan pelukan kami. Seakan mengingatkan untuk segera
melanjutkan perjalanan pulang. Kami akhirnya berpisah saya ke arah timur dan
kedua sahabat saya ke arah barat.
Saat sampai di rumah, dengan
hati-hati saya membukanya. Saya benar-benar merasa kecil di hadapan Allah
Subhanahu Wata’alla. Dia Maha Mengetahui segala yang tersembunyi dalam hati
hamba-Nya. Bahkan untuk keinginan kecil seperti bantal dan mukena, Allah Subhanahu
Wata’alla tetap mendengar dan mengabulkannya dengan cara yang tak terduga. Subhanallah,
Allah Subhanahu Wata’alla mengirimkan sesuatu melalui tangan hamba-Nya. Tak
terasa, bulir-bulir bening menetes sampai di tangan. Saya bersyukur, berucap
Alhamdulillah berulang kali. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah
Subhanahu Wata’alla yang telah mengabulkan keinginan saya melalui cara yang
begitu indah. Saya berdoa semoga setiap orang yang terlibat dalam kebaikan ini
mendapatkan balasan terbaik dari-Nya.
Saya teringat momen-momen
sebelumnya. Ketika saya menahan diri untuk tidak membeli bantal di Miniso. Saat itu saya melihat dan memegang-megang. Akhirnya saya urungkan untuk membeli. Bukan karena tidak mampu, tetapi karena saya ingin memprioritaskan hal lain.
Dalam hati saya, saya selalu berdoa agar Allah Subhanahu Wata’alla memberikan
yang terbaik, apa pun bentuknya.
Nikmat mana yang bisa saya
dustakan? Allah telah menunjukkan kasih sayang-Nya yang begitu besar. Bahkan
dalam hal-hal kecil yang sering kali luput dari perhatian. Keinginan yang
sederhana itu terkabul tanpa saya harus berjuang mengeluarkan biaya apa pun.
Sore itu saya mengambil waktu
sejenak untuk merenung. Kejadian ini mengajarkan saya banyak hal. Pertama,
Allah Subhanahu Wata’alla adalah Maha Pemberi. Dia tahu kebutuhan dan keinginan
kita, bahkan sebelum kita mengungkapkannya. Kedua, bersabar dan bersyukur
adalah kunci. Ketika kita bersyukur atas apa yang sudah kita miliki, Allah Subhanahu
Wata’alla akan menambahkan nikmat-Nya dengan cara yang tak terduga.
Bantal kotak itu kini menjadi
tambahan indah dalam koleksi saya. Setiap kali melihatnya, saya teringat betapa
besar cinta Allah Subhanahu Wata’alla kepada hamba-Nya. Sementara bantal dan mukena
kecil itu, menjadi teman setia saat saya bepergian. Ukurannya yang ringan dan
praktis membuatnya begitu nyaman digunakan.
Saya tidak pernah menyangka bahwa
sesuatu yang saya anggap kecil bisa membawa dampak yang begitu besar dalam
hidup saya. Kejadian ini memperkuat keyakinan saya bahwa setiap hal dalam hidup
adalah bagian dari rencana Allah Subhanahu Wata’alla.
Bantal dan mukena itu bukan hanya
barang, tetapi simbol dari kasih sayang Allah Subhanahu Wata’alla yang tak
pernah berhenti mengalir. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bahwa apa pun
yang kita inginkan, jika memang baik untuk kita. Allah Subhanahu Wata’alla pasti
akan mengabulkannya pada waktu yang tepat dan melalui cara yang indah.
Cepu, 19 Januari 2025