Minggu pertama di tempat baru
adalah sebuah perjalanan yang penuh makna. Sejak hari pertama saya menginjakkan
kaki di lingkungan sekolah baru ini, tekad saya sudah bulat. Dengan niat
adaptasi dengan baik agar bisa menjadi bagian dari keluarga besar sekolah ini.
Adaptasi bukan hanya soal mengenal tempat, tetapi juga tentang membangun
koneksi dan memahami dinamika lingkungan baru.
Hal pertama yang saya lakukan
adalah mengenal lokasi-lokasi penting di sekolah. Saya berjalan ke area sekolah
dengan panduan seorang guru senior yang ramah yang Bernama ibu Suwarti. Beliau
menunjukkan kamar kecil, musala, ruang guru, ruang kepala sekolah, hingga
kelas-kelas yang akan saya ajar. Peta tentang lokasi-lokasi tersebut saya
tanamkan di benak saya agar saya tidak kebingungan keesokan harinya. Khusus
untuk musala, saya merasakan ketenangan saat melangkah. Saya yakin akan menjadi
ruang istirahat spiritual saya di tengah kesibukan mengajar.
Langkah berikutnya adalah
mengenal warga sekolah. Ini adalah bagian yang tak kalah penting dalam adaptasi
saya. Saya memulai dengan para guru, karena mereka adalah rekan sejawat yang
akan berbagi suka duka di dunia pendidikan. Mereka menyambut saya dengan hangat.
Ada beberapa guru yang langsung berbagi tips mengenai karakteristik siswa di
sekolah ini.
Kesan ramah juga saya temui saat
berinteraksi dengan karyawan sekolah. Penjaga sekolah, dengan senyum lebarnya
menyapa saya saat akan absen pinjer. Suasana kekeluargaan membuat saya merasa
diterima dengan baik.
Bagian terpenting dari adaptasi
saya adalah mengenal siswa, terutama yang ada di kelas-kelas yang saya ajar.
Pada hari pertama mengajar, saya memulai setiap pertemuan dengan sesi
perkenalan. Saya memakai cara yang berbeda. Menggambar telapak tangan dengan
ditulis beberapa hal yang saya perintahkan. Memancing mereka untuk menuangkan
segala rasa, potensi yang dimiliki. satu hal yang mereka sukai, entah itu
makanan, ciri fisik, Impian masa depan, hobi, atau cita-cita. Dengan cara ini,
saya tidak hanya mengetahui nama mereka, tetapi juga sedikit tentang dunia
mereka.
Keberagaman mereka membuat saya
semakin yakin bahwa setiap siswa adalah unik, dan tugas saya adalah menemukan
cara terbaik untuk mendukung mereka. Tidak hanya siswa, suasana kelas juga
memberi kesan yang beragam. Di satu kelas, saya melihat dinding penuh dengan
karya seni siswa yang membuat saya kagum. Di kelas lain, suasananya lebih
sederhana, tetapi saya merasakan kehangatan dari antusiasme siswa dalam
belajar.
Dalam proses adaptasi ini, saya
tidak memaksakan diri untuk langsung memahami semua hal. Saya menyadari bahwa
perubahan memerlukan waktu, dan saya harus sabar menjalani prosesnya. Meski
begitu, kehangatan dan penerimaan dari warga sekolah menjadi sumber energi
positif bagi saya.
Minggu pertama ini juga
mengajarkan saya bahwa adaptasi bukan hanya soal menerima lingkungan baru,
tetapi juga memberikan kontribusi. Saya mencoba memberikan kesan baik melalui
profesionalisme saya dalam mengajar. Saya menyiapkan materi dengan sungguh-sungguh,
menghadirkan metode belajar yang interaktif, dan mendengarkan setiap masukan
dari siswa maupun rekan kerja.
Saya merasa bahwa langkah-langkah
kecil yang saya ambil membuahkan hasil. Saya tidak lagi merasa seperti orang
asing di tempat ini. Lingkungan sekolah yang semula terasa asing kini mulai
menjadi bagian dari diri saya. Adaptasi adalah perjalanan yang penuh dengan
pembelajaran. Dari minggu pertama ini, saya memahami bahwa keberhasilan dalam
beradaptasi tidak hanya bergantung pada usaha saya sendiri, tetapi juga pada
kebaikan hati orang-orang di sekitar saya. Lingkungan yang hangat dan mendukung
di tempat ini membantu saya merasa nyaman dan diterima.
Dengan semangat ini, saya yakin
bahwa perjalanan saya di sekolah baru ini akan penuh dengan pengalaman
berharga. Minggu pertama mungkin hanya awal, tetapi fondasi yang saya bangun di
minggu ini akan menjadi pijakan kuat untuk langkah-langkah selanjutnya. Saya
bersyukur telah memulai perjalanan ini dengan baik, dan saya siap menghadapi
tantangan dan peluang yang akan datang di masa depan. Semoga bermanfaat.
Cepu. 8 Januari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar