Sebagai seorang guru baru di SMPN
3 Cepu, saya mendapati sebuah pembiasaan yang belum pernah saya temui di
sekolah sebelumnya. Hal ini menarik perhatian saya karena pembiasaan tersebut
memiliki nilai yang sangat positif. Manfaatnya untuk siswa maupun untuk
perkembangan karakter mereka sebagai generasi penerus bangsa. Rasa penasaran
ini membawa saya untuk menggali informasi lebih dalam. Caranya dengan bertanya
kepada beberapa guru yang sudah lebih lama mengabdi di sekolah ini.
Awalnya, saya merasa kurang
memahami esensi dari pembiasaan ini. Proses pengenalannya pun tidak berlangsung
instan. Namun, melalui diskusi dan pengamatan yang intens. Saya mulai memahami
bahwa pembiasaan ini bukan sekadar rutinitas. Namun sebuah upaya nyata untuk
menanamkan nilai-nilai kebangsaan di dalam diri siswa. Pembiasaan ini berfokus
pada peningkatan rasa cinta tanah air, nasionalisme, dan patriotisme yang kuat.
Kegiatan yang dimaksud adalah
upacara bendera setiap Senin yang dilaksanakan dengan sangat tertib dan
khidmat. Berbeda dengan pengalaman saya sebelumnya. Di SMPN 3 Cepu upacara ini
tidak hanya menjadi ajang formalitas. Tetapi benar-benar dipenuhi dengan
semangat kebangsaan. Para siswa dilatih untuk memahami makna dari setiap elemen
upacara. Mulai dari pengibaran bendera, pembacaan teks Pancasila, hingga amanat
pembina upacara. Semua dilakukan dengan penuh kesungguhan. Pembiasaan di dalam
kelas adalah berdoa yang dipimpin salah satu siswa dengan membaca teks yang
disediakan sekolah. Siswa yang lain mendengarkan dengan khusuk. Dilanjutkan
dengan pembacaan shalawat nariyah bersama dan pembacaan asmaul husna.
Yang membuat saya terkesan, setiap
hari sekitar pukul 09.30 WIB siswa juga diajarkan untuk memahami arti dari lagu
kebangsaan Indonesia Raya. Mereka tidak hanya menyanyikan lagu tersebut, tetapi
juga diajak untuk meresapi makna setiap baitnya. Hal ini adalah sesuatu yang
baru bagi saya. Di sekolah lama tempat saya mengajar, kegiatan serupa belum
dilaksanakan dengan pendekatan yang mendalam seperti ini. Semua aktifitas saat
lagu Indonesia Raya dikumandangkan berhenti. Saat pembelajaran, semua siswa dan
guru berdiri sikap sempurna mendengarkan lagu. Saat siswa olah raga di lapangan
juga berhenti dengan sikap siap. Apabila saat berjalanpun, diharapkan berhenti
sikap sempurna sampai lagu selesai dinyanyikan.
Tentu saja, pembiasaan seperti
ini membutuhkan proses. Tidak seperti membalikkan telapak tangan, hasilnya
tidak bisa langsung terlihat. Penanaman karakter memerlukan kesabaran,
ketekunan, dan konsistensi. Saya yakin bahwa dengan pembiasaan ini, siswa akan
tumbuh menjadi individu yang memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme yang
kokoh. Mereka akan memahami bahwa menghargai negara adalah bagian dari tanggung
jawab mereka sebagai warga negara Indonesia.
Saya juga semakin sadar betapa
pentingnya menanamkan nilai-nilai kebangsaan sesuai pedoman bangsa, yaitu
Pancasila. Nilai-nilai dalam Pancasila, seperti persatuan, keadilan, dan
kemanusiaan, menjadi dasar yang kuat untuk membentuk karakter siswa. Dengan memahami
dan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, siswa akan tumbuh
menjadi generasi yang mampu menjaga persatuan dan keharmonisan di tengah
keberagaman.
Saya merasa bersyukur dapat
menjadi bagian dari SMPN 3 Cepu yang begitu peduli dengan penanaman nilai-nilai
kebangsaan. Hidup di bumi Indonesia adalah sebuah anugerah yang patut
disyukuri. Di sini, masyarakatnya memiliki rasa kekeluargaan yang kuat dan selalu
siap untuk membantu satu sama lain. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa
pembiasaan seperti ini penting untuk dilaksanakan. Tujuannya agar generasi muda
tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dan gotong royong yang menjadi
ciri khas bangsa Indonesia.
Selain itu, pembiasaan ini juga
menjadi pengingat bagi saya pribadi untuk selalu menghargai dan mencintai tanah
air. Melihat semangat para siswa saat mengikuti kegiatan ini membuat saya
terinspirasi untuk terus memberikan yang terbaik dalam tugas saya sebagai
seorang pendidik. Saya percaya bahwa melalui pendidikan, kita dapat membentuk
generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki
karakter yang kuat dan cinta terhadap bangsa dan negara.
Dalam proses adaptasi saya di
SMPN 3 Cepu, pembiasaan ini memberikan pelajaran berharga bahwa setiap
kebiasaan positif yang ditanamkan di sekolah akan berdampak besar pada
pembentukan karakter siswa. Meskipun membutuhkan waktu dan usaha, hasilnya akan
sangat berarti bagi masa depan mereka dan bagi bangsa ini. Saya berharap
pembiasaan ini terus dilaksanakan dan menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain
untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada siswa sejak dini.
Sebagai guru baru, saya merasa
bangga bisa menjadi bagian dari upaya ini. Saya akan terus mendukung dan
berkontribusi dalam pelaksanaan pembiasaan ini agar semakin banyak siswa yang
merasakan manfaatnya. Dengan menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme yang
kuat, kita turut mempersiapkan generasi yang siap menjaga dan meneruskan
perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. Semoga pembiasaan ini menjadi langkah
awal menuju masa depan yang lebih baik untuk bangsa kita.
Cepu, 11 Januari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar