Karya : Gutamining Saida
Namanya begitu indah: Elmerra Yukika Al Fathur. Nama yang dipilih penuh harapan, doa, dan cinta dari kedua orang tuanya, Bilta dan Fathur. Ia lahir di hari Minggu, 13 Maret 2022. Hari yang bagi banyak orang adalah hari santai, tapi bagi keluarga kecil ini, hari itu menjadi saksi perjuangan besar antara kehidupan, ketakutan, dan keajaiban dari langit.
Anak ini kerap disapa "Ell". Ia adalah cucu ketiga, dan kehadirannya seolah menjadi babak baru dalam kisah keluarga yang penuh warna. Kisah kelahirannya bukanlah kisah biasa. Ini adalah kisah yang dibalut dengan air mata, ujian, dan pengharapan tak terputus pada kuasa Allah.
Segalanya telah direncanakan jauh-jauh hari. Bilta, sang ibu, sudah menyiapkan semuanya dengan matang. Klinik bersalin pilihan sudah dipastikan, bidan pun sudah siap menyambut kelahiran. Semuanya berjalan sesuai rencana. Sampai takdir Allah Subhanahu Wata'alka datang mengetuk pintu dengan cara yang tak terduga.
Menjelang persalinan, hasil tes menyatakan sesuatu yang mengejutkan: Bilta dinyatakan positif COVID-19. Dunia yang sudah rapi dalam perencanaan mendadak runtuh. Klinik yang sebelumnya disepakati pun dengan berat hati tak bisa menerima proses persalinan karena keterbatasan alat dan prosedur penanganan COVID.
Panik? Tentu. Tapi lebih dari itu, ada rasa hancur dan bingung yang menyelimuti pasangan ini. Mereka mencoba mencari opsi kedua yaitu sebuah rumah sakit yang cukup dekat dan dikenal cukup terbuka dalam penanganan pasien. Namun, jawaban yang diterima serupa: ditolak.
Akhirnya, satu-satunya pilihan yang tersisa adalah RS Kardinah, rumah sakit rujukan di kota Tegal yang memiliki perlengkapan lengkap untuk penanganan pasien COVID dan persalinan darurat. Maka berangkatlah Bilta dan Fathur, bukan dengan langkah mantap, tapi dengan hati yang bergetar antara pasrah dan harapan.
Sesampainya di rumah sakit, mereka langsung diproses sesuai protokol. Kamar isolasi disiapkan. Bilta dan suaminya harus dipisahkan dari dunia luar. Tak ada keluarga yang bisa menunggui. Hanya suara mesin, suster, dan perasaan sendiri yang menemani hari-hari mereka di sana.
Bagi seorang ibu yang akan melahirkan, rasa takut itu wajar. Tapi kali ini, Bilta harus menghadapi lebih dari sekadar rasa sakit. Ia harus menghadapi trauma, kesendirian, dan kecemasan akan nasib bayi yang ada dalam kandungannya. Fathur pun tak kalah berat bebannya sebagai suami, ia harus menjadi kuat, walau dalam sunyi.
Hari-hari isolasi terasa seperti ujian panjang. Emosi yang naik turun, mental yang diuji, dan kesabaran yang terus ditantang. Tapi mereka bertahan. Mereka percaya bahwa setiap penderitaan yang datang pasti membawa hikmah. Dan benar saja di tengah segala tekanan itu, lahirlah seorang bayi mungil dengan tangis keras yang mengoyak keheningan rumah sakit yaitu Elmerra Yukika Al Fathur, gadis kecil yang luar biasa kuat sejak hari pertama menghirup udara dunia.
Kehadirannya membawa cahaya. Tak hanya bagi kedua orang tuanya, tetapi juga bagi keluarga besar yang sejak awal berdoa dan menanti dengan cemas. Tangis Ell adalah jawaban dari doa-doa panjang yang dipanjatkan di tengah malam. Ia adalah bukti bahwa dalam badai kehidupan, Allah Subhanahu Wata'alla tetap menitipkan pelangi.
Setelah proses isolasi selesai dan mereka dinyatakan sehat, keluarga kecil ini pun pulang membawa harapan baru. Meski pengalaman itu menyisakan trauma, terutama bagi Bilta, namun perlahan luka itu terobati oleh senyum dan tawa Ell yang tumbuh sehat dan lincah dari hari ke hari.
Kini Ell tumbuh menjadi anak yang luar biasa. Matanya tajam, tubuhnya kuat, dan semangatnya seperti tak pernah padam. Ia bukan hanya cucu kesayangan, tetapi juga pengingat bahwa keajaiban bisa datang di tengah ujian yang paling berat. Setiap langkahnya, setiap senyumnya, seolah berkata, “Aku hadir bukan untuk membuat hidup mudah, tapi untuk menunjukkan bahwa harapan selalu ada, selama kita percaya dan berserah.”
Cerita kelahiran Ell akan selalu menjadi pengingat bahwa rencana manusia bisa berubah, tapi rencana Allah Subhanahu Wata'alla selalu yang terbaik. Di setiap kejadian, selalu ada pelajaran, selalu ada hikmah.
Cepu, 6 Mei 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar