Senin, 05 Mei 2025

Percakapan Yang Tertinggal


Karya : Gutamining Saida 
Rabu siang yang cukup padat. Setelah sesi mengajar terakhir, saya sibuk menyusun berkas penilaian dan merekap catatan harian kelas. Ponsel saya tetap di meja guru, tergeletak tanpa suara. Grup MGMP IPS yang biasanya hanya ramai saat jadwal MGMP mendekat, hari itu tiba-tiba meledak dengan notifikasi.

Dua jam berlalu, barulah saya sempat membuka ponsel. Puluhan pesan menumpuk di grup MGMP IPS kabupaten. Saya menggulir cepat, mencari tahu apa yang tengah terjadi. Ternyata, salah satu guru senior kami, Bu Suryani, menyampaikan pesan perpisahan. Beliau telah memasuki masa purnabakti dan pamit dari grup. Kalimat-kalimat hangat mengalir dari banyak anggota grup, menyampaikan ucapan terima kasih dan doa terbaik untuk beliau.

Saya terdiam sesaat membaca pesan itu. Bu Suryani sosok yang supel, tenang, sabar, dan penuh keteladanan. Beliau memang guru yang banyak diingat. Saya pernah satu sekolah dengan beliau saat masih mengajar di SMPN 1 Kedungtuban, sebelum saya dimutasi ke daerah Cepu. Sayangnya, ketika beliau pamit hari itu, saya baru sempat membuka grup setelah pesan-pesan lain menumpuk.

Saya terus menggulir layar, sampai menemukan satu kalimat yang menyebut nama saya. “Wah, Bu Saida temannya Bu Suryani nih… dicarikan teman siapa nich?” tulis salah satu rekan guru smp Muhamadiyah Kedungtuban, disertai emoji tertawa. Kalimat itu membuat saya tersenyum sendiri. Rupanya mereka ingat kalau saya pernah satu sekolah dengan Bu Suryani.

Tanpa berpikir panjang, saya mengetik balasan singkat, "Alhamdulillah saya sudah balik ke Cepu." chat saya kirim, berharap cukup sebagai jawaban yang ringan namun informatif.

Tak lama, muncul balasan dari seorang rekan, “Lho, Bu Saida sudah tidak di Kedungtuban 1? Ternyata sudah menyusul Bu Susmartatik ya…”

Saya membaca nama itu dengan senyum melebar. Bu Susmartatik, seorang guru IPS senior yang juga pernah menjadi pengurus Mgmp IPS Kabupaten Blora. Kami dulu sering saling menyemangati saat mengikuti kegiatan mgmp di Blora, mengikuti pelatihan, Kini, beliau pun sudah lebih dulu mengajar di Esmega Cepu, dan rupanya rekan-rekan masih mengaitkan kami berdua.

Obrolan di grup itu berlanjut dengan hangat. Beberapa guru yang masih aktif di grup Mgmp IPS mengabarkan suasana terkini. Ada yang menyebutkan guru pengganti Bu Suryani. Ada yang berbagi foto kenangan saat MGMP diadakan secara luring dulu. Saya ikut menyimak, merasa seakan kembali ke masa-masa di mana saya pernah duduk bersama mereka di ruang guru sambil menyesap teh manis hangat.

Di tengah-tengah percakapan yang mulai melambat, masuk satu pesan pribadi dari rekan guru yang lain. Pesan itu hanya dua baris, tapi terasa dalam. "Bu Saida, semoga selalu dimudahkan tugas di tempat baru ya. Semangat positif ke mana pun berpijak. Salam hangat dari kami yang masih bertahan di sini."

Chat bu Tutik SMPN 1 Blora, "Selamat bu Saida, semoga tambah berkah di tempat baru." 
"Terimakasih bu Tutik, doa terbaik buat bu Tutik. "balas chat saya barusan terkirim. 

Saya tertegun membacanya. Di tengah kesibukan masing-masing, ada saja teman yang diam-diam memperhatikan, mengingat, dan mendoakan. Saya membalas dengan ucapan terima kasih dan emotikon doa, lalu menutup ponsel sambil menatap langit sore yang mulai meredup.

Kisah kecil di grup MGMP hari itu menjadi pengingat bahwa hubungan antarguru tak hanya sekadar koordinasi teknis atau pembagian tugas, tapi juga ikatan batin yang tumbuh dari rasa hormat, kerja sama, dan kenangan bersama. Meskipun mutasi memisahkan lokasi tugas, tetapi kebersamaan tetap terasa dalam tiap obrolan singkat, candaan, bahkan panggilan nama yang penuh keakraban.

Di sekolah baru di Cepu, saya membawa semangat yang sama. Mengajar dengan hati, menebar energi positif, dan tetap menjaga hubungan baik dengan rekan-rekan guru, meski sudah tidak lagi satu sekolah. Di balik layar ponsel yang sering senyap itu, ada teman-teman yang tetap menjadi bagian dari perjalanan saya sebagai pendidik.

Di akhir hari, saya bersyukur kepada Allah Subhanahu Wata'alla, bahwa di balik percakapan grup yang sempat terlewat, saya tetap menemukan rasa antara lain rasa dihargai, rasa dikenang, dan rasa menjadi bagian dari komunitas yang saling menyemangati.
Cepu, 6 Mei 2025 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar