Jumat, 17 Januari 2025

Tantangan dan Keceriaan yang Menginspirasi

 

Karya: Gutamining Saida

Kelas 7B bagi saya, adalah kelas yang paling spesial. Tidak ada yang bisa menandingi keberagaman karakter mereka. Di kelas ini, saya menemukan segalanya diantaranya yaitu ramai, kalem, cerewet, kreatif, cantik, ganteng, hingga yang cuek. Setiap sudut kelas ini membawa cerita unik yang menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi saya. Mengajar mereka bukan hanya tentang menyampaikan materi IPS, tetapi juga tentang memahami, menyemangati, dan mendampingi mereka untuk berkembang.

Hari itu, saya masuk ke kelas 7B dengan membawa rencana pembelajaran yang telah saya kemas secara berbeda. Saya tahu, untuk membuat mereka mencintai IPS, saya harus keluar dari cara-cara konvensional. Saya ingin menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tetapi tetap fokus pada tujuan pembelajaran.

Ketika saya memasuki kelas, suasana sudah mulai bergemuruh. Anak-anak yang cerewet sedang bercanda di pojokan, sementara beberapa anak kalem duduk diam membaca buku. Ada juga yang sibuk menggambar di buku catatan, dan beberapa lainnya masih asyik dengan obrolan mereka. Saya tersenyum, karena inilah ciri khas 7B.

“Baik, teman-teman, hari ini kita akan belajar IPS dengan cara yang berbeda,” ujar saya sambil menatap mereka. “Ada yang suka bermain game di sini?”

Serentak hampir seluruh siswa mengangkat tangan. Beberapa dari mereka langsung bersorak, “Wah, main game! Seru, Bu!”

“Tapi ini bukan game biasa,” lanjut saya, “Ini adalah game IPS. Kalian akan menghadapi tantangan dari level mudah, naik ke level sedang, dan akhirnya ke level sulit. Siapa yang siap?”

Sorakan semakin riuh. Anak-anak mulai duduk rapi, penasaran dengan apa yang akan saya lakukan. Saya membagikan kertas soal yang telah saya buat. Ada 10 soal yang saya susun dengan hati-hati: tiga soal mudah, empat soal sedang, dan tiga soal sulit.

Di bagian awal, soal-soal cukup sederhana—tentang pengenalan peta, arah mata angin, dan fungsi simbol pada peta. Sebagian besar siswa bisa menjawab dengan mudah. Tapi ketika masuk ke level sedang, mulai terdengar gumaman dan keluhan kecil.

“Bu, ini kok mulai susah?” tanya seorang siswa dengan nada cemas.

“Iya, ini seperti kembali ke TK, Bu,” celetuk siswa lainnya, disambut tawa teman-temannya.

Saya hanya tersenyum. “Iya, kan seru. Tapi jangan remehkan soal-soal ini, ya. Di sinilah kalian bisa melatih cara berpikir kritis.”

Ketika tiba di level sulit, suasana kelas mulai berubah. Beberapa siswa yang biasanya cuek, terlihat serius mengerjakan soal. Ada juga yang mulai berbisik-bisik, mencoba berdiskusi dengan teman di sebelahnya. Saya berjalan mengelilingi kelas, memperhatikan setiap ekspresi mereka.

“Bu, ini soal terakhir benar-benar bikin bingung,” ujar seorang siswa yang biasanya cerewet.

“Sama, Bu. Saya nggak ngerti,” tambah yang lain.

Saya tersenyum lagi. “Tenang, ini memang soal sulit. Kalau mudah terus, kalian nggak akan belajar apa-apa.”

Setelah waktu habis, saya meminta mereka untuk mengumpulkan jawaban. Kemudian, saya mulai membahas soal satu per satu. Ketika saya menjelaskan jawaban dari soal terakhir yang sulit, ada yang berteriak, “Ohhh, jadi gitu, Bu!” Wajah mereka berubah dari bingung menjadi paham.

Di akhir sesi, saya memberikan evaluasi. “Kalian hebat. Walaupun ada yang merasa kesulitan, tapi saya bangga karena kalian sudah berusaha keras.”

Salah satu siswa, yang biasanya cuek, tiba-tiba angkat tangan. “Bu, ternyata IPS itu nggak sesulit yang saya kira. Kalau belajarnya kayak gini, jadi lebih seru.”

Hati saya langsung hangat mendengar ucapan itu. Momen seperti inilah yang membuat saya merasa semua usaha saya tidak sia-sia.

Ketika bel berbunyi, tanda jam pelajaran berakhir, beberapa siswa mendekati saya. “Bu, kapan kita main game lagi?” tanya mereka dengan antusias.

“Kalau kalian rajin belajar, kita bisa lakukan ini lagi minggu depan,” jawab saya sambil tersenyum.

Mengajar di kelas 7B adalah pengalaman yang penuh tantangan, tetapi juga penuh kebahagiaan. Setiap hari, mereka mengajarkan saya untuk terus berusaha menjadi guru yang bermanfaat, yang mampu membawa perubahan bagi mereka yang “kurang” menjadi lebih baik. Saya percaya, dengan semangat dan pendekatan yang tepat, mereka bisa mencintai IPS dan belajar dengan gembira.

Meninggalkan kelas 7B hari itu, saya merasa seperti baru saja menyelesaikan sebuah petualangan. Saya tahu, perjalanan masih panjang, tetapi saya siap menghadapi apa pun yang akan datang. Karena bagi saya, tidak ada yang lebih indah daripada melihat siswa-siswa saya bahagia dan berkembang. Perjuangan tidak akan menghianati hasil. Semoga bermanfaat.

Cepu, 17 Januari 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar