Rabu, 06 Agustus 2025
Bahan Bakar Kereta Api
Senin, 04 Agustus 2025
Gardu Listrik Aniem Di Lorong Depo - Cepu
Melawan Rasa Kantuk di Jam Ips
Minggu, 03 Agustus 2025
Petualangan di Depo KAI
Karya: Gutamining Saida
Hari Minggu saya tidak hanya
berada di rumah mendengar deru dan peluit kereta api dari kejauhan. Kali ini,
saya mendapat kesempatan langka yaitu masuk ke Depo KAI. Sebuah tempat yang selama
ini hanya bisa saya pandangi dari balik pagar stasiun. Lokasinya memang tidak
jauh dari rumah saya, namun untuk benar-benar bisa melangkah masuk ke dalamnya,
mustahil rasanya bila tanpa alasan yang jelas.
Kesempatan ini datang melalui
kegiatan bernama Walking Tour, sebuah program wisata edukatif yang
memungkinkan masyarakat umum menjelajahi tempat-tempat yang biasanya tertutup
untuk publik. Salah satunya adalah Depo KAI. Saat menerima informasi tentang
kegiatan ini, tanpa ragu saya langsung mendaftarkan diri. Rasa penasaran yang
selama ini tersimpan di benak saya seolah akan menemukan jalannya menuju
jawaban.
Kami Bersama rombongan peserta walking
tour berkumpul di pelataran stasiun. Ada yang membawa kamera, buku catatan, dan
banyak yang wajahnya tampak antusias. Pemandu kami hari itu adalah seorang
pegawai senior dari KAI Bernama bapak Joko, yang dengan ramah dan penuh
semangat menyambut kami. Sebelum masuk, kami dibekali pengarahan singkat yaitu
harus mengenakan helm keselamatan dan mematuhi aturan keselamatan yang berlaku
di lingkungan depo.
Depo KAI, atau yang biasa disebut
balai yasa, adalah tempat khusus yang digunakan untuk merawat,
memperbaiki, dan memeriksa kereta api. Di sinilah gerbong dan lokomotif yang
sehari-hari melaju di atas rel mendapatkan perhatian penuh. Mulai dari
pemeriksaan roda, pengecekan sistem rem, pengelasan bagian-bagian penting,
hingga pengecatan ulang badan kereta, semuanya dilakukan di sini. Depo bukan
sekadar tempat parkir kereta, tapi seperti rumah sakit sekaligus bengkel
raksasa bagi armada kereta api.
Pak Joko sebagai Pemandu mengajak
kami memperhatikan lantai. “Perhatikan warna-warna ini,” ujarnya. “Warna lantai
di depo bukan sekadar hiasan. Warna merah menunjukkan area bahaya jangan pernah
berdiri di situ saat ada kereta melintas. Warna hijau menunjukkan zona aman,
tempat di mana kalian bisa berdiri atau berjalan dengan aman.” Penjelasan ini
membuat saya terkesan. Bahkan warna lantai pun punya arti penting demi
keselamatan kerja.
Kemudian, perhatian kami
diarahkan pada helm yang dikenakan para pekerja. Ada yang memakai helm merah,
hijau, dan putih. Ternyata, warna helm ini menandakan fungsi dan jabatan
seseorang di lingkungan kerja.
- Helm Merah digunakan oleh pengawas atau
petugas keselamatan kerja. Mereka bertanggung jawab memastikan semua
prosedur keselamatan dipatuhi dan siap mengambil tindakan jika terjadi
keadaan darurat.
- Helm Hijau dikenakan oleh teknisi atau
pekerja operasional. Mereka inilah yang sehari-hari bekerja langsung
dengan peralatan dan kereta api, mulai dari pemeriksaan teknis hingga
perbaikan.
- Helm Putih biasanya dikenakan oleh manajer,
insinyur senior, atau tamu penting. Dalam kasus kami, para peserta tur pun
diberi helm putih sebagai tanda tamu.
Semakin dalam kami diajak
menjelajahi area depo, semakin banyak hal yang membuka wawasan saya. Kami
ditunjukkan sebuah ruang kontrol kecil, tempat di mana jadwal perawatan kereta
diatur dan dicatat dengan teliti. Pengalaman ini benar-benar membuka mata saya.
Tak hanya soal teknis, tetapi juga soal tanggung jawab dan sistem kerja yang
rapi. Depo bukan sekadar tempat perbaikan, tapi juga simbol dari kesungguhan
dan kedisiplinan.
Salah satu petugas bercerita
bahwa setiap kereta yang beroperasi harus melalui pemeriksaan berkala. “Kalau
kita lengah sedikit saja, bisa membahayakan banyak nyawa,” katanya serius.
Ucapan itu membuat saya tersadar, bahwa di balik perjalanan kereta yang nyaman,
ada kerja keras dan ketelitian luar biasa dari orang-orang yang bekerja di
balik layar.
Sebelum walking tour berakhir,
kami diberi waktu untuk mengambil foto, tentu saja dengan tetap mematuhi jalur
aman berwarna hijau. Saya bersama rombongan menyempatkan diri berfoto di depan
tulisan DEPO LOKOMOTIF CEPU. Bukan karena narsis, tapi sebagai pengingat, bahwa
hari ini saya telah menginjakkan kaki di tempat yang sebelumnya hanya bisa saya
lihat dari jauh.
Cepu, 3 Agustus 2025