Rabu, 12 April 2023

MATERI DARING KELAS VIID KERAJAAN PAJANG

 

                                            


Kerajaan Pajang adalah salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa yang terletak di daerah perbatasan Desa Pajang, Kota Surakarta, dan Desa Makamhaji, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Kerajaan Pajang berdiri pada tahun 1568 dan runtuh pada 1587. Pendiri Kerajaan Pajang adalah Sultan Hadiwijaya atau dikenal juga sebagai Jaka Tingkir.

Sultan Hadiwijaya pula yang berhasil mengantarkan Pajang ke puncak kejayaan. Pajang merupakan kerajaan bercorak Islam pertama di Jawa yang letaknya berada di pedalaman. Karena itu, kerajaan ini bersifat agraris dan mengandalkan pertanian sebagai tulang punggung perekonomian. Setelah 21 tahun berdiri, Kesultanan Pajang mengalami kemunduran dan akhirnya dijadikan sebagai negeri bawahan Mataram.

Berdirinya Kerajaan Pajang Babad Banten menyebutkan bahwa keturunan Sultan Pajang berasal dari Pengging, kerajaan kuno di Boyolali yang dipimpin oleh Andayaningrat. Andayaningrat, yang juga memakai nama Jaka Sanagara atau Jaka Bodo, konon masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga raja Majapahit. Meski Majapahit ditaklukkan orang-orang Islam pada 1625, Pengging masih berdaulat hingga di bawah pemerintahan Kebo Kenanga, yang bergelar Ki Angeng Pengging. Ketika Ki Angeng Pengging wafat karena dibunuh oleh Sunan Kudus, ia meninggalkan seorang putra bernama Mas Karebet, yang diangkat anak oleh Nyi Ageng Tingkir. Mas Karebet atau lebih dikenal sebagai Jaka Tingkir justru memutuskan untuk mengabdi pada Kesultanan Demak. Kesultanan Demak kemudian mengutus Jaka Tingkir mendirikan Kerajaan Pajang sekaligus menjadi raja pertamanya dengan gelar Sultan Hadiwijaya.

Saat Kesultanan Demak mengalami kemunduran dan diserang Arya Penangsang, Sultan Hadiwijaya maju untuk menghadapinya. Hadiwijaya berhasil membunuh Arya Penangsang dan menjadi pewaris takhta Kesultanan Demak dan memindahkan ibu kotanya ke Pajang. Dengan begitu, Kerajaan Pajang resmi berdiri pada 1568 M.

Selama 21 berdiri, berikut ini tiga raja yang pernah bertakhta di Kerajaan Pajang. Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya (1568-1583 M) Arya Pangiri atau Ngawantipura (1583-1586 M) Pangeran Benawa atau Prabuwijaya (1586-1587 M)

Masa kejayaan Kerajaan Pajang Sebagai pendiri dan raja pertama Kerajaan Pajang, Sultan Hadiwijaya berkuasa selama 15 tahun. Selama memerintah, ia berhasil mengantarkan Pajang mencapai puncak kejayaan. Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajang mencapai Madiun, Blora, dan Kediri. Selain itu, Pajang adalah kerajaan bersifat agraris yang mengalami kemajuan pesat di bidang pertanian. Hal ini didukung oleh letaknya yang berada di dataran rendah yang mempertemukan Sungai Pepe dan Dengkeng, sehingga menjadi lumbung beras utama di Pulau Jawa

Kerajaan Pajang Pada 1582 M, meletus perang Pajang dan Mataram. Sepulang dari pertempuran, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia. Sepeninggal Sultan Hadiwijaya, Pajang mulai mengalami kemunduran karena terjadi perebutan takhta. Putra Sultan Hadiwijaya, Pangeran Benawa, dan menantunya yang bernama Arya Pangiri saling bersaing untuk menjadi raja. Arya Pangiri berhasil naik takhta pada 1583, sedangkan Pangeran Benawa tersingkir ke Jipang. Namun selama pemerintahannya, Arya Pangiri hanya disibukkan dengan usaha balas dendam terhadap Mataram, sementara kehidupan rakyatnya terabaikan. Hal itu membuat Pangeran Benawa merasa prihatin dan melancarkan serangan pada 1586, dibantu oleh Sutawijaya dari Mataram. Dalam serangan itu, Arya Pangiri kalah dan dipulangkan ke Demak. Sementara Pangeran Benawa dinobatkan sebagai raja Kerajaan Pajang ketiga.

Pangeran Benawa hanya berlangsung singkat karena ia lebih memilih menjadi penyebar agama Islam. Pada 1587, kekuasaannya pun berakhir tanpa meninggalkan putra mahkota. Atas kebijakan Sutawijaya, Pajang kemudian dijadikan negeri bawahan Mataram. Riwayat Kerajaan Pajang benar-benar berakhir pada 1618 saat dihancurkan oleh pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Agung. Peninggalan Kerajaan Pajang Peninggalan Kerajaan Pajang tidak banyak ditemukan, hanya Masjid Laweyan yang konon didirikan oleh Sultan Hadiwijaya. Masjid yang telah beberapa kali mengalami pemugaran ini masih terjaga dan digunakan untuk beribadah hingga kini. Selain itu, di daerah Pajang hanya ditemui reruntuhan yang dipercaya sebagai petilasan keraton Pajang.

Jawablah pertanyaan di bawah ini.

1.    Dimana lokasi kerajaan Pajang?

2.    Siapakah raja-raja kerajaan Pajang?


3.    Siapakah MasKarebet?

4.    Pada masa pemerintahan siapa Pajang mengalami kejayaan?

5.    Apa penyebab kejayaan kerajaan Pajang?

6.    Apa penyebab kemunduran kerajaan Pajang?

7.    Apakah peninggalan dari kerajaan Pajang?

8.   Mengapa pada masa pemerintahan Pangeran Benowo berlangsung singkat!

9.   Mengapa Pajang disebut sebagai lumbung beras!

        10.  Meliputi daerah mana kerajaan Pajang?

 

 

 

Selasa, 11 April 2023

Pembelajaran Daring Hari Kedua

 Karya : Gutamining Saida

Selasa tanggal 11 April 2023, pembelajaran daring mata pelajaran IPS. Mulai jam pertama sampai jam kedelapan, ada kosong dua jam di jam ketiga dan kelima.

Hari ini saya menggunakan blog pada pembelajaran daring. Di kelas VIID ada dua jam pelajaran yaitu jam 1-2 . Saya berikan satu materi tentang kerajaan Samudra Pasai. Kelas VIIE jam 6-8. saya memberi materi dua yaitu kerajaan Samudra Pasai dan kerajaan Malaka. Dan yang satu jam yaitu jam ke empat di kelas VIIF tentang kerajaan Malaka dengan tugas yang lebih sedikit. Link yang saya berikan yaitu https://gutaminingsaida.blogspot.com/2023/04/kerajaan-islam-di-indonesia.html  dan https://gutaminingsaida.blogspot.com/2023/04/kerajaan-malaka.html

Saat pembelajaan daring hari ini, saya sampai kalang kabut saat menanggapi respon dari siswa. Sebab tiga kelas sekaligus dalam sehari. Walau begitu saya merasa senang dan bahagia. Dimana respon siswa saat awal pandemi dengan respon saat ini sudah jauh berbeda. Ada beberapa perbedaan. Harapan saya, karakter siswa sudah ada perubahan dalam bersikap dengan adanya tatap muka dengan guru di sekolah.

Kesimpulan saya, dari ketiga kelas yang paling aktif dalam merespon tugas yang saya berikan adalah kelas VIIF. Pengumpulan tugas seharusnya saat berlangsung jam pembelajaran. Ada beberapa siswa yang mengumpulkan malam hari setelah saya tanya jawaban mereka beraneka macam. Ketiduran, baru buka handphone, membantu membagi takjil, kehabisan paketan, baru membeli kuota.  

Banyak siswa yang mengerjakan dengan ditulis di buku kemudian difoto dan dikirim ke saya.

Siswa yang mengerjakan tugas tepat waktu dan di link adalah Putri Ayunda. Ini satu-satunya dari ketiga kelas. Adapun yang menjawab di link malam hari dari kelas VIIF yaitu Citra Kusumadewi, Novita Noer Azizah, Sherina P, Galih Ridho W, Dinda Kusuma, Eka Rio, Nova semua. Azahra Salsa dari VIIE.

Terimaksih yang sudah menggumpulkan. Yang merasa belum segera mengumpulkan. Tetap semangat walau selama seminggu dengan pembelajaran daring. Selamat berjuang. Semoga tetap semangat untuk mengapai cita-cita masa depanmu. Semoga kesuksesan bersamamu selalu. Aamiin.

 

 


MATERI DARING KELAS VII TENTANG KERAJAAN DEMAK


Kerajaan Demak atau Kasultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan yang berdiri pada awal abad ke-16 ini didirikan oleh Raden Patah dan mencapai masa kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Trenggono. Kerajaan Demak terletak di daerah Demak, Jawa Tengah. Pada awalnya, Demak merupakan wilayah kadipaten yang tunduk pada kekuasaan Majapahit.


Kerajaan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam di bawah kepemimpinan Raden Patah dengan adanya peran sentral Wali Songo. Periode kepemimpinan Raden Patah adalah fase awal semakin berkembangnya ajaran Islam di Jawa.

Kerajaan Demak terletak di pesisir utara Jawa, sehingga sumber ekonomi utama masyarakat Demak adalah perdagangan laut. Tidak adanya kerajaan sahabat di Jawa juga menjadi faktor mengapa Kerajaan Demak sangat aktif berdagang di laut.

Kerajaan Demak menguasai pelabuhan utama seperti Surabaya, Madura, Tuban, Semarang, Jepara, Cirebon, dan Sunda Kelapa. Selain itu, kadipaten-kadipaten di pedalaman seperti Madiun, Kediri, Malang, Pati, dan Pajang juga merupakan sumber utama pertanian dan peternakan sebagai komoditas dagang. Beras Jawa merupakan komoditas penting dalam perdagangan internasional di Nusantara.

Kerajaan Demak merupakan kekuasaan terbesar di Jawa. Mengakhiri dominasi panjang Majapahit, dan eksistensi penguasa Sunda yang secara konsisten berdiri sejak abad ke-6 Masehi. Kerajaan Demak menempatkan adipati-adipati sebagai perpanjangan tangan Sultan. Wilayah seperti Surabaya, Tuban, dan Madiun memiliki adipati-adipati yang cukup berpengaruh.

Kerajaan Demak juga pertama kali bersentuhan dengan imperialisme barat. Berdirinya Demak pada abad ke-16 kemudian dilanjutkan dengan pendudukan Portugis di Malaka. Direbutnya Sunda Kelapa pada tahun 1527 adalah salah satu upaya untuk menguasai seluruh pesisir utara dan menangkal kedatangan Portugis di Jawa.


Raden Patah (berkuasa 1500-1518 M) Raden Patah merupakan pendiri Kerajaan Demak. Dia adalah putra Raja Majapahit dari istri seorang perempuan asal Cina, yang telah masuk Islam. Raden Patah memimpin Kerajaan Demak pada 1500 hingga 1518 M. Di bawah kepemimpinan Raden Patah, Kesultanan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam dengan peran sentral Wali Songo. Periode ini adalah fase awal semakin berkembangnya ajaran Islam di Jawa.

Adi Pati Unus (berkuasa 1518-1521 M) Setelah Raden Patah wafat pada 1518, takhta Demak dilanjutkan oleh putranya, Adipati Unus (1488-1521). Sebelumnya menjadi sultan, Pati Unus terkenal dengan keberaniannya sebagai panglima perang hingga diberi julukan Pangeran Sabrang Lor.
pada 1521 Pati Unus memimpin penyerbuan kedua ke Malaka melawan Portugis. Pati Unus gugur dalam pertempuran tersebut kemudian digantikan Trenggana sebagai pemimpin ke-3
Sultan Trenggono (berkuasa 1521-1546 M) Sultan Trenggana membawa Kesultanan Demak mencapai periode kejayaannya. Wilayah kekuasaan Demak meluas hingga ke Jawa bagian timur dan barat. Pada 1527, pasukan Islam gabungan dari Demak dan Cirebon yang dipimpin Fatahillah atas perintah Sultan Trenggana berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.
Nama Sunda Kelapa kemudian diganti menjadi Jayakarta atau "kemenangan yang sempurna". Kelak, Jayakarta berganti nama lagi menjadi Batavia lalu Jakarta, ibu kota Republik Indonesia.
Saat menyerang Panarukan, Situbondo, yang saat itu dikuasai Kerajaan Blambangan (Banyuwangi), pada 1546, terjadi insiden yang membuat Sultan Trenggana terbunuh.
Sunan Prawata (berkuasa 1546-1549 M)
Sunan Prawata merupakan putra dari Sultan Trenggono. Suksesi Sultan Trenggana yang berlangsung mendadak akibat kematiannya ternyata tidak berlangsung mulus.
Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar berupaya untuk menduduki kekuasaan mengalahkan Sunan Prawata yang merupakan putra Trenggana. Sunan Prawata kemudian membunuh Surowiyoto dan menduduki kekuasaan.
Akan tetapi, karena insiden tersebut menyebabkan surutnya dukungan terhadap kekuasaannya. Ia memindahkan pusat kekuasaan Demak ke wilayahnya di Prawoto, Pati, Jawa Tengah. Ia hanya berkuasa selama satu tahun, ketika Arya Penangsang putra dari Surowiyoto melakukan pembunuhan terhadap Prawata pada 1547.
Arya Penangsang (berkuasa 1549-1554 M)
Arya Penangsang menduduki tahta Demak setelah membunuh Sunan Prawata. Ia juga menyingkirkan Pangeran Hadiri/Kalinyamat penguasa Jepara yang dianggap berbahaya bagi kekuasaannya. Hal ini menyebabkan tidak senangnya pada adipati Demak, salah satunya Hadiwijaya dari Pajang.
Hal ini menyebabkan dipindahnya pusat kekuasaan Demak ke Jipang, wilayah kekuasaan Arya Penangsang. Meski begitu, Arya Penangsang berkuasa sampai dengan tahun 1554 ketika Hadiwijaya dibantu oleh Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi, dan anaknya Sutawijaya memberontak melawan Demak. Arya Penangsang tewas, dan Hadiwijaya menduduki tahta dengan memindahkan kekuasaan ke Pajang, menandai berakhirnya kekuasaan Kerajaan Demak.

Peninggalan Sejarah Kerajaan Demak
1. Pintu Bledek
Pintu Bledek merupakan pintu yang dilengkapi dengan pahatan yang dibuat tahun 1466 oleh Ki Ageng Selo. Dari cerita yang beredar, pintu yang di buat oleh Ki Ageng Selo dengan petir yang tersambar memakai kekuatan supranatural yang dimilikinya yang ia tangkap saat di tengah sawah.
2. Masjid Agung Demak
Peninggalan sejarah yang sangat terkenal dari Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak. Masjid ini terletak di Desa Kauman, Kecamatan Demak Kota, Kabupaten Demak Kota, Jawa Tengah. Masjid yang didirikan tahun 1479 Masehi yang kini sudah berumur sekitar 6 abad tetapi masih berdiri dengan kokoh sebab sudah dilakukan renovasi sebanyak beberapa kali.
3. Makam Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga merupakan salah satu dari 9 Sunan Walisanga yang berdakwah di sekitar wilayah Jawa. Sunan Kalijaga wafat tahun 1520 lalu dimakamkan di Desa Kadilangu berdekatan dengan kota Demak.
Makam Sunan Kalijaga sekarang menjadi situs yang sering didatangi para peziarah dan wisatawan dari berbagai wilayah di Tanah Air dan menjadi salah satu peninggalan sejarah dari Kerajaan Demak. Banyak masyarakat yang berkunjung bertujuan untuk berziarah dan berdoa.

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI
1. Kerajaan manakah yang pertama di wilayah Jawa?
2. Siapakah nama raja dari kerajaan Demak?
3. Pada masa kejayaan Demak dibawah pimpinan siapa?
4. Apakah faktor pendorong kejayaan kerajaan Demak?
5. Siapakah raja-raja yang pernah memerintah
6. Apakah jasa dari raja Raden Patah?
7. Apakah penyebab kemundurun kerajaan Demak?
8. Apa saja peninggalan kerajaan Demak?
9. Siapakah pangeran sabrang lor?
10. Siapakah Arya Penangsang?

MATERI DARING TENTANG KERAJAAN ACEH


 

Kerajaan Aceh adalah kerajaan Islam di Sumatera yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada 1496 M. Ibu kota Kerajaan Aceh terletak di Kutaraja atau Banda Aceh (sekarang).

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaanya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M).Di bawah kekuasaannya, Aceh berhasil menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama dan melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka. Selain itu, kejayaan Aceh tidak lepas dari letak kerajaannya yang strategis, yaitu di dekat jalur pelayaran dan perdagangan internasional.

Berdirinya Kerajaan Aceh bermula ketika kekuatan Barat telah tiba di Malaka. Hal itu mendorong Sultan Ali Mughayat Syah untuk menyusun kekuatan dengan menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di bawah payung Kerajaan Aceh. Untuk membangun kerajaan yang besar dan kokoh, Sultan Ali Mughayat Syah membentuk angkatan darat dan laut yang kuat. Sultan Ali Mughayat Syah juga meletakkan dasar-dasar politik luar negeri Kerajaan Aceh, yang isinya sebagai berikut. Mencukupi kebutuhan sendiri, sehingga tidak bergantung pada pihak luar. Menjalin persahabatan yang lebih erat dengan kerajaan-kerajaan Islam di nusantara. Bersikap waspada terhadap negara Barat. Menerima bantuan tenaga ahli dari pihak luar. Menjalankan dakwah Islam ke seluruh nusantara.

Peninggalan Raja-raja Kerajaan Aceh Berikut ini 35 sultan dan sultanah yang berkuasa menjadi raja Kerajaan Aceh. Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M) Sultan Salahudin (1528-1537 M) Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar (1537-1568 M) Sultan Husein Ali Riayat Syah (1568-1575 M) Sultan Muda (1575 M) Sultan Sri Alam (1575 - 1576 M) Sultan Zain al-Abidin (1576-1577 M) Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589 M) Sultan Buyong (1589-1596 M) Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604 M) Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607 M) Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M) Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M) Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675 M) Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678 M) Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688 M) Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699 M) Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699-1702 M) Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703 M) Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726 M) Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726 M) Sultan Syams al-Alam (1726-1727 M) Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah (1727-1735 M) Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah (1735-1760 M) Sultan Mahmud Syah (1760-1781 M) Sultan Badr al-Din (1781-1785 M) Sultan Sulaiman Syah (1785-…) Alauddin Muhammad Daud Syah Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815 M) dan (1818-1824 M) Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818 M) Sultan Muhammad Syah (1824-1838 M) Sultan Sulaiman Syah (1838-1857 M) Sultan Mansur Syah (1857-1870 M) Sultan Mahmud Syah (1870-1874 M) Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903 M)

Kerajaan Aceh Kehidupan politik Kerajaan Aceh sebelum dan sesudah pemerintahan Sultan Iskandar Muda sangat berbeda. Pada periode awal, konsentrasi politik lebih tercurah untuk pembentukan kekuatan militer dalam upaya mempertahankan keberadaannya dari ancaman yang datang dari dalam ataupun luar. Di samping itu, kekuatan militernya diperlukan untuk ekspansi ke daerah sekitar guna menambah wilayah kekuasaan. Ketika Sultan Iskandar Muda berkuasa, ia tidak hanya melanjutkan kegiatan ekspansi wilayah seperti para pendahulunya. Sultan Iskandar Muda juga berusaha menata rapi sistem politik dalam kerajaan, terutama yang berkaitan dengan konsolidasi dan peletakan pengawasan terhadap wilayah-wilayah yang dikuasainya.

Setelah Sultan Iskandar Muda naik takhta, Kesultanan Aceh mengalami perkembangan pesat hingga mencapai puncak kejayaannya. Di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas perdagangan, bahkan menjadi bandar transit yang menghubungkan dengan pedagang Islam di Barat. Sultan Iskandar Muda juga meneruskan perjuangan Aceh dengan menyerang Portugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya supaya bisa menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan menguasai daerah-daerah penghasil lada.

Di samping itu, Kerajaan Aceh memiliki kekuasaan yang sangat luas, meliputi daerah Aru, Pahang, Kedah, Perlak, dan Indragiri. Masa keruntuhan Kerajaan Aceh Pada 1641, atau sepeninggal Sultan Iskandar Thani, Kerajaan Aceh mengalami kemunduran.

Faktor kejatuhan Kerajaan Aceh paling utama adalah adanya perebutan kekuasaan di antara para pewaris takhta. Selain itu, kekuasaan Belanda di Pulau Sumatera dan Selat Malaka semakin menguat. Pada masa pemerintahan raja terakhir Kerajaan Aceh, Belanda terus melancarkan perang terhadap Aceh. Setelah melakukan peperangan selama 40 tahun, Kesultanan Aceh akhirnya jatuh ke pangkuan kolonial Belanda.

Peninggalan Kerajaan Aceh Masjid Raya Baiturrahman, Taman Sari Gunongan, Benteng Indra Patra Meriam Kesultanan Aceh, Makam Sultan Iskandar Muda, Uang emas Kerajaan Aceh


Jawablah pertanyaan dibawah ini!

1.       Dimanakah letak kerajaan Aceh!

2.       Siapa pendiri kerajaan Aceh!

3.       Pada masa pemerintahan raja siapa Aceh mengalami kejayaan!

4.       Pada masa kemunduran Aceh dipimpin oleh siapa?

5.       Faktor apa yang menyebabkan Aceh mundur?

6.       Apa saja peninggalan dari kerajaan Aceh!

7.       Apa jasa dari Sultan Iskndar Muda bagi Aceh?

8.       Selama berapa tahun Sultan Iskandar Muda memerintah Aceh?

9.       Wilayah Aceh sangat luas, mana saja wilayahnya?

10.    Apakah tipe kerajaan Aceh?


Senin, 10 April 2023

Pembelajaran Daring Bagi Siswa Kelas VII, VIII Saat Kelas IX Pra Sumatif

 Karya Gutamining Saida

Senin tanggal 10 April 2023 jadwal pelaksanaan pra sumatif bagi kelas IX. SMPN 1 Kedungtuban melaksanakan pembelajaran bagi kelas VII dan VIII secara daring sesuai jadwal pada hari-hari biasa.

Pembelajaran daring dikenal dengan istilah online. Istilah daring belakangan ini santer terdengar. Terutama untuk menyebut suatu kegiatan  yang dilakukan secara langsung ataupun virtual.

Daring adalah singkatan dari Dalam Jaringan. Hal ini berkaitan dengan teknologi (alat yang digunkan ponsel, komputer, laptop sampai televisi).

Hari Senin saya sebagai pengawas pra sumatif bahkan saya memiliki tugas mengajar di kelas VIIF. Maka saya pun pada jam ke 4-5 memberikan pembelajaran secara daring. Materi sudah saya siapkan pada hari Minggu malam. Kini tinggallah saya bagikan link ke grup kelas.

Setelah link terkirim, beberapa saat kemudian gawai saya bergetar. Getaran demi getaran semakin terasa. Itu menandakan banyak chat yang masuk.

“treeeet treeeet treeeet” Saya merasa senang sebab siswa kelas VII antusias siap menerima materi IPS. Kemudian saya coba membuka handphone dan terutama chat dari grup kelas VIIF. Bahkan banyak chat pribadi kepada saya dari siswa kelas VIIF.

“Assalamu alaikum, bu ini maksudnya bagaimana?”

“Assalamu alaikum, bu kok tidak bisa dibuka?”

“Assalamu alaikum, punya saya tidak bisa dipencet bu.”

“Bu, saya kerjakan di buku saja ya.”

Itu sebagian chat dari beberapa chat yang masuk. Semua tentang kendala yang terjadi. Alhamdulillah mereka bisa membaca materi dan semangat mengikuti pembelajaran daring. Saya berusaha memberikan arahan di grup tentang cara menjawab baik melalui link maupun di buku bagi yang tidak bisa masuk.

Kali ini, saya menggunakan aplikasi http://gutaminingsaida.blogspot.com/2023/04/kerajaan-islam-di-indonesia.html

Beberapa saat kemudian, satu demi satu bisa langsung mengumpulkan tugas.  Lewat blog dan ditulis di buku bagi yang tidak bisa masuk blog. Dari sekian jumlah siswa yang bisa menjawab di blog yaitu: Galih Ridho, Adnan, Putri Ayunda, Sherina, Citra k, Dinda Karisma dan Novita. Sebagian ditulis mengerjakan di buku dan dikirim fotonya ke saya.

Saya sangat bersyukur bisa mempraktikkan aplikasi blog dalam pembelajaran IPS. Siswa saya juga bisa mengenal aplikasi baru. Sehingga walau kami berada di jauh perkotaan tidak merasa tertinggal dengan kemajuan teknologi.

Nah, mari teman-teman guru semangat berjuang di dunia pendidikan. Siap untuk selalu berubah seiring dengan kemajuan teknologi dan kemajuan zaman. Semoga selalu ada kemudahan. Aamiiin .

Kedungtuban, 11 April 2023

 


PRA SUMATIF AKHIR JENJANG SMP KAB. BLORA DI SMPN 1 KEDUNGTUBAN

 

Hari Senin tanggal 10 April tepat pukul 07.30 WIB bel berbunyi sebagai tanda masuk peserta pra sumatif. Peserta dari semua kelas IX mulai dari IXA sampai IXG. Mereka sudah duduk rapi di tempat sesuai nomor peserta. Ruang pra sumatif dari ruang I sampai ruang XIII. Menempati ruang kelas IXA-IXG, VIIIA-E dan kelas VIIA. Tiap ruang ada 16 peserta.

Pelaksanaan pra sumatif dari tanggal 10-15 April 2023. Setiap hari ada dua mata pelajaran yang diujikan kecuali hari Jum’at hanya satu mata pelajaran.

Soal yang diujikan dibuat dari MGMP Kabupaten. Tiga soal mata pelajaran yaitu Prakarya, Seni Budaya dan Pendidikan Jasmani dibuat guru sekolah masing-masing.

Bentuk soal pra sumatif yaitu pilihan ganda 40 soal dan lima uraian sehingga jumlah semua ada 45 soal.

Jadwal pra sumatif hari Senin jam pertama pukul 07.30-09.30 WIB Pendidikan Agama dan jam kedua 10.00-12.00 WIB Bahasa Indonesia.

Lalu saya bertugas sebagai pengawas jam pertama dengan Ibu Yulistyaningsih berada di ruang X. Di situ ada satu peserta yang tidak masuk karena alasan sakit dirawat inap di rumah sakit. Atas nama Intan Lestari dengan nomor tes 23-09-154. Jam kedua dengan Ibu Dian Cipto bertugas di ruang XI.

Secara umum, semua peserta nampak serius saat mengerjakan. Tidak ada yang berusaha bertanya dengan temannya. Mereka paham akan tata tertib peserta pra sumatif.

Nah, ini sebagian tata tertib perserta pra sumatif akhir jenjang SMPN 1 Kedungtuban adalah peserta dilarang: Pertama,menanyakan jawaban kepada siapapun. Kedua, bekerjasama dengan peserta lain. Ketiga, memberi atau menerima bantuan didalam menjawab soal. Keempat, memperlihatkan  pekerjaan sendiri kepada peserta lain dan melihat pekerjaan peserta lain.

Selamat berjuang anak-anak semoga diberi kemudahan dan kelancaran. Aamin.

 

KERAJAAN MALAKA


 

Kerajaan Malaka terletak di dekat Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran dan perdagangan internasional. Kerajaan Malaka berdiri pada abad ke-15 sampai runtuh pada abad ke-16. Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara, seorang pangeran Hindu keturunan Palembang. Kerajaan Malaka merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara. Kerajaan ini cepat berkembang bahkan mengambil alih pelayaran dan perdagangan dari Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Malaka menguasai jalur pelayaran Selat Malaka sebelum ditaklukkan Portugis pada 1511.

Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara pada (1390-1413). Saat itu, ia berhasil meloloskan diri dari serangan Majapahit pada 1377 dan Berling di Tumasik, nama tua Singapura saat berada di bawah kekuasaan Siam. Pada sekitar 1400, Malaka masih merupakan kampung kecil yang penduduknya terdiri dari bajak laut dan penangkap ikan. Kondisi itu memberikan rasa aman Parameswara dari ancaman Siam.

Di Malaka, Parameswara menemukan pelabuhan yang baik yang disinggahi kapal-kapal di segala musim yang terletak di Selat Malaka. Berkat bantuan para pelaut dan orang Melayu yang datang dari Palembang, Parameswara dengan cepat membangun pemukiman yang besar di Malaka.

Yang pada akhirnya, ia berhasil membangun Malaka menjadi pelabuhan internasional, yang membentang dari Cina dan Maluku di timur sampai Afrika Timur dan Laut Tengah di Barat. Sebagai salah satu kesultanan Melayu yang pernah mencapai puncak kejayaan pada abad ke 15, Malaka merupakan bandar niaga terbesar di Asia Tenggara. Salah satu faktor terpenting di samping adanya perlindungan Cina adalah tempatnya aman dari gangguan angin musim. Untuk meningkatkan aktifitas perdangan, Parameswara menganut agama Islam pada usia 71 tahun, dengan gelar Sultan Iskandar Syah. Kemudian, Islam menjadi agama resmi di Malaka. Setelah Parameswara meninggal maka digantikan Sultan Muhammad Iskandar Syah (1424-1444) yang merupakan putera Sultan Iskandar Syah

Pada masa Sultan Muzaffar Syah (1450-1458), penguasa Malaka ini memerintahkan penyusunan hukum-hukum Malaka, selama pemerintahannya. Sedangkan, Sultan Mahmud Syah (1488-1511) adalah penguasa terakhir Kesultanan Malaka.

Kejayaan Kerajaan Malaka Kerajaan Malaka mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah, antara 1459 - 1477 M. Malaka tidak hanya berfungsi sebagai perdagangan melainkan penyebaran agama Islam melalui jalur perdagangan. Pada masa pemerintahannya, Malaka berhasil menguasai Pahang, Kedah, Trengganu, dan sejumlah daerah di Sumatera. Selat Malaka menjadi gerbang keluar masuk para pedagang untuk melakukan kegiatan ekonomi.

Kejayaan Malaka menjadi incaran bangsa asing. Pada 1511, terjadi serangan dari Portugis di bawah pimpinan Alfonso d'Alberquerque dan berhasil merebut Kerajaan Malaka. Raja terakhir Kerajaan Malaka adalah Sultan Mahmud Syah. Pada periode ini, pemerintahan sangat lemah dan sultan tidak terlalu peduli dengan negaranya. Dengan runtuhnya Malaka, muncul kerajaan Aceh yang kemudian mengambil alih perdagangan di Malaka.

Jawablah pertanyaa di bawah ini
1. Siapa pendiri kerajaan Malaka?

2. Dimana letak kerajaan Malaka?

3. Kerajaan mana sebagai kerajaan kedua di Asia Tenggara?

4. Pada masa siapa kerajaan Malaka mengalami kejayaan?

5. Siapakah nama raja terakhir kerajaan Malaka.


 

Minggu, 09 April 2023

KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA


 KERAJAAN SAMUDRA PASAI
By : Gutamining Saida, S. Pd

Kerajaan Samudera Pasai atau Kesultanan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di nusantara. Kerajaan Islam yang berkuasa dari abad ke-13 hingga abad ke-16 . Terletak di pesisir utara Sumatera, tepatnya di dekat Kota Lhokseumawe, Aceh. Pendiri Kerajaan Samudera Pasai adalah Marah Silu yang bergelar Sultan Malik Al-Saleh. Mengingat letaknya yang strategis, Samudera Pasai menjadi daerah di nusantara yang pertama kali dikunjungi oleh para pedagang dan pelayaran. Di masa kepemimpinan Sultan Mahmud Malik Az Zahir, kerajaan ini mencapai puncak keemasan dan menjelma menjadi pusat perdagangan internasional. Setiap tahunnya, Samudera Pasai mampu mengekspor lada, sutra, kapur barus, dan emas dalam jumlah besar. Selain sebagai pusat perdagangan, Kesultanan Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam. Sumber sejarah Kerajaan Samudera Pasai didapatkan dari catatan Marcopolo dan catatan Ibnu Battutah.
Berikut ini adalah Sultan dan Sultanah yang pernah memerintah sebagai raja Kerajaan Samudera Pasai. Sultan Malik Al-Saleh (1267-1297) Sultan Muhammad Malik az-Zahir I/Muhammad I (1297-1326) Sultan Mahmud Malik Az-Zahir/Ahmad I (1326-1345) Sultan Mansur Malik Az-Zahir II (1345-1349) Sultan Zainal Abidin I (1349-1406) Sultanah Malikah Nahrasyiyah (1406-1428) Sultan Zainal Abidin II (1428-1438) Sultan Shalahuddin (1438-1462) Sultan Ahmad II (1462-1464) Sultan Abu Zaid Ahmad III (1464-1466) Sultan Ahmad IV (1466-1466) Sultan Mahmud (1466-1468) Sultan Zainal Abidin III (1468-1474) Sultan Muhammad Syah II (1474-1495) Sultan Al-Kamil (1495-1495) Sultan Adlullah (1495-1506) Sultan Muhammad Syah III (1506-1507) Sultan Abdullah (1507-1509) Sultan Ahmad V (1509-1514) Sultan Zainal Abidin IV (1514-1517) Baca juga: Sultan Mahmud Malik Az Zahir, Pembawa Kejayaan Samudera Pasai Raja terkenal Samudera Pasai Sultan Malik Al-Saleh (1267-1297) Raja pertama Kerajaan Samudera Pasai adalah Sultan Malik Al-Saleh. Sebelum diislamkan oleh Syekh Ismail, seorang utusan dari Syarif Mekah, namanya adalah Marah silu. Setelah menjadi raja, Sultan Malik Al-Saleh menikah dengan putri Perlak. Sultan Malik Al-Saleh berusaha meletakkan dasar-dasar kekuasaan Islam dan mengembangkan kerajaannya melalui perdagangan. Sultan Muhammad Malik az-Zahir (1297-1326) Setelah Sultan Malik Al-Saleh wafat pada 1297, kekuasaan jatuh ke tangan putranya yang bernama Sultan Muhammad Malik az-Zahir. Sultan Muhammad Malik az-Zahir mencoba menerusakan usaha-usaha yang dilakukan oleh ayahnya, sehingga Samudera Pasai terus berkembang. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Perlak berhasil disatukan dengan Samudera Pasai. Sultan Muhammad Malik az-Zahir juga memperkenalkan koin emas yang disebut dirham sebagai alat pembayaran yang sah. Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Aceh Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326-1345) Pada masa kepemimpinannya, Kerajaan Samudera Pasai mengalami perkembangan pesat dan terus menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam di India maupun Arab. Puncak kejayaan Kerajaan Samudera Pasai juga ditandai dengan aktivitas perdagangan yang sudah maju, penggunaan koin emas sebagai alat pembayaran, dan memiliki armada laut yang kuat. Ibnu Battutah pernah mengunjungi Samudera Pasai pada masa kepemimpinan Sultan Mahmud Malik Az-Zahir. Dari catatan Ibnu Battutah, diketahui bahwa Sultan Mahmud Malik Az-Zahir adalah raja yang hebat, rendah hati, serta sangat teguh memegang ajaran Islam dan aktif menyebarkannya ke negeri-negeri sekitar. Sultanah Malikah Nahrasyiyah (1406-1428) Seiring perkembangan zaman, Samudera Pasai mengalami kemunduran. Salah satu sebabnya karena serangan Kerajaan Majapahit. Kendati demikian, kerajaan ini sempat bangkit kembali pada masa pemerintahan pemimpin perempuan bergelar Sultanah Malikah Nahrasyiyah. Sultanah Malikah Nahrasyiyah sempat membangkitkan Kerajaan Samudera Pasai sebelum Gajah Mada wafat.

Peninggalan kerajaan Samudra Pasai

  1. Lonceng Cakra
  2. Makam Sultan Malik Al Saleh
  3. Makam Sultanah Nashariyah
  4. Dirham
  5. Hikayat raja Pasai


Jawablah pertanyaan di bawah ini:

  • 1.      Kerajaan manakah yang disebut kerajaan pertama di nusantara?
  • 2.      Di masa kepemimpinan siapa Samudra Pasai mencapai puncak kejayaan?
  • 3.      Siapakah pendiri kerajaan Samudra Pasai?
  • 4.      Ditandai apakah kemajuan kerajaan Samudra Pasai?
  • 5.      Apakah salah satu penyebab kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran?
  • 6.      Siapakah nama raja Samudra Pasai yang perempuan?
  • 7.      Siapakah istri Sultan Malik Al-Saleh?
  • 8.      Apa sajakah barang-barang ekspor dari Samudra Pasai?
  • 9.      Siapakah raja Samudra Pasai yang terhebat, rendah hati dan teguh memegang islam?
  • 10.  Apakah sumber sejarah tentang keberadaan Samudra Pasai ?

Selamat mengerjakan!