Minggu, 03 Agustus 2025

Petualangan di Depo KAI

 


Karya: Gutamining Saida

Hari Minggu saya tidak hanya berada di rumah mendengar deru dan peluit kereta api dari kejauhan. Kali ini, saya mendapat kesempatan langka yaitu  masuk ke Depo KAI. Sebuah tempat yang selama ini hanya bisa saya pandangi dari balik pagar stasiun. Lokasinya memang tidak jauh dari rumah saya, namun untuk benar-benar bisa melangkah masuk ke dalamnya, mustahil rasanya bila tanpa alasan yang jelas.

Kesempatan ini datang melalui kegiatan bernama Walking Tour, sebuah program wisata edukatif yang memungkinkan masyarakat umum menjelajahi tempat-tempat yang biasanya tertutup untuk publik. Salah satunya adalah Depo KAI. Saat menerima informasi tentang kegiatan ini, tanpa ragu saya langsung mendaftarkan diri. Rasa penasaran yang selama ini tersimpan di benak saya seolah akan menemukan jalannya menuju jawaban.

Kami Bersama rombongan peserta walking tour berkumpul di pelataran stasiun. Ada yang membawa kamera, buku catatan, dan banyak yang wajahnya tampak antusias. Pemandu kami hari itu adalah seorang pegawai senior dari KAI Bernama bapak Joko, yang dengan ramah dan penuh semangat menyambut kami. Sebelum masuk, kami dibekali pengarahan singkat yaitu harus mengenakan helm keselamatan dan mematuhi aturan keselamatan yang berlaku di lingkungan depo.

Depo KAI, atau yang biasa disebut balai yasa, adalah tempat khusus yang digunakan untuk merawat, memperbaiki, dan memeriksa kereta api. Di sinilah gerbong dan lokomotif yang sehari-hari melaju di atas rel mendapatkan perhatian penuh. Mulai dari pemeriksaan roda, pengecekan sistem rem, pengelasan bagian-bagian penting, hingga pengecatan ulang badan kereta, semuanya dilakukan di sini. Depo bukan sekadar tempat parkir kereta, tapi seperti rumah sakit sekaligus bengkel raksasa bagi armada kereta api.

Pak Joko sebagai Pemandu mengajak kami memperhatikan lantai. “Perhatikan warna-warna ini,” ujarnya. “Warna lantai di depo bukan sekadar hiasan. Warna merah menunjukkan area bahaya jangan pernah berdiri di situ saat ada kereta melintas. Warna hijau menunjukkan zona aman, tempat di mana kalian bisa berdiri atau berjalan dengan aman.” Penjelasan ini membuat saya terkesan. Bahkan warna lantai pun punya arti penting demi keselamatan kerja.

Kemudian, perhatian kami diarahkan pada helm yang dikenakan para pekerja. Ada yang memakai helm merah, hijau, dan putih. Ternyata, warna helm ini menandakan fungsi dan jabatan seseorang di lingkungan kerja.

  • Helm Merah digunakan oleh pengawas atau petugas keselamatan kerja. Mereka bertanggung jawab memastikan semua prosedur keselamatan dipatuhi dan siap mengambil tindakan jika terjadi keadaan darurat.
  • Helm Hijau dikenakan oleh teknisi atau pekerja operasional. Mereka inilah yang sehari-hari bekerja langsung dengan peralatan dan kereta api, mulai dari pemeriksaan teknis hingga perbaikan.
  • Helm Putih biasanya dikenakan oleh manajer, insinyur senior, atau tamu penting. Dalam kasus kami, para peserta tur pun diberi helm putih sebagai tanda tamu.

Semakin dalam kami diajak menjelajahi area depo, semakin banyak hal yang membuka wawasan saya. Kami ditunjukkan sebuah ruang kontrol kecil, tempat di mana jadwal perawatan kereta diatur dan dicatat dengan teliti. Pengalaman ini benar-benar membuka mata saya. Tak hanya soal teknis, tetapi juga soal tanggung jawab dan sistem kerja yang rapi. Depo bukan sekadar tempat perbaikan, tapi juga simbol dari kesungguhan dan kedisiplinan.

Salah satu petugas bercerita bahwa setiap kereta yang beroperasi harus melalui pemeriksaan berkala. “Kalau kita lengah sedikit saja, bisa membahayakan banyak nyawa,” katanya serius. Ucapan itu membuat saya tersadar, bahwa di balik perjalanan kereta yang nyaman, ada kerja keras dan ketelitian luar biasa dari orang-orang yang bekerja di balik layar.

Sebelum walking tour berakhir, kami diberi waktu untuk mengambil foto, tentu saja dengan tetap mematuhi jalur aman berwarna hijau. Saya bersama rombongan menyempatkan diri berfoto di depan tulisan DEPO LOKOMOTIF CEPU. Bukan karena narsis, tapi sebagai pengingat, bahwa hari ini saya telah menginjakkan kaki di tempat yang sebelumnya hanya bisa saya lihat dari jauh.

Cepu, 3 Agustus 2025

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar