Karya: Gutamining Saida
Bulan Ramadan selalu membawa
berbagai pengalaman berkesan bagi setiap orang yang menjalankannya. Setiap
momen berbuka puasa memiliki cerita tersendiri, baik itu di rumah bersama keluarga,
di masjid bersama jamaah, atau bahkan di perjalanan. Berbuka puasa hari Senin
di atas Kereta Airlangga dalam perjalanan pulang dari Tegal menjadi pengalaman
yang tak terlupakan bagi saya.
Saya berangkat dari Tegal dengan
tujuan kembali ke rumah Cepu. Perjalanan menggunakan kereta ekonomi Airlangga
tentu bukan sesuatu yang asing bagi saya. Berbuka puasa di dalam kereta adalah
pengalaman kedua yang saya alami. Saat memasuki gerbong, saya mencari tempat
duduk sesuai tiket di gerbong tujuh no 17D. Beberapa penumpang tampak membawa
barang bawaan yang cukup banyak. Mungkin mereka juga dalam perjalanan pulang ke
kampung halaman atau mengunjungi keluarga.
Seiring berjalan waktu, langit
yang tadinya cerah mulai berubah warna. Pertanda sore mulai menjelang.
Perjalanan kereta yang melintasi berbagai daerah menyajikan pemandangan sawah, laut,
rumah-rumah penduduk, serta perlintasan jalan yang ramai oleh kendaraan. Saya
sesekali melirik jam tangan, menghitung waktu menjelang berbuka. Ada rasa yang
sedikit berbeda kali ini, karena biasanya saya berbuka bersama keluarga di
rumah. Menikmati aneka hidangan yang telah saya siapkan. Kali ini saya berada di dalam
kereta. Bersama penumpang lain yang memiliki cerita dan perjalanan
masing-masing.
Ketika pengumuman berbuka puasa
terdengar dari pengeras suara di kereta. Suasana dalam gerbong pun berubah.
Para penumpang yang berpuasa segera mengambil bekal yang mereka bawa. Ada yang
membawa roti dan susu. Ada yang membuka bekal nasi dari rumah. Ada juga yang memilih berbuka dengan Pop Mie
yang dibeli dari petugas kereta. Saya sendiri membawa bekal sederhana, air
mineral, kurma dan nasi lengkap dengan lauk.
Suasana berbuka di dalam kereta
terasa hangat meskipun kami semua adalah orang-orang asing satu sama lain.
Beberapa penumpang tampak saling berbagi makanan dengan orang di sebelahnya. Sebuah
pemandangan yang begitu indah di bulan penuh berkah ini. Seorang ibu yang duduk
di seberang saya tampak menawarkan kurma kepada penumpang lain. Sementara
seorang bapak di dekat jendela membagikan beberapa bungkus camilan kepada
anak-anak kecil di sekitar. Kebersamaan seperti ini mengingatkan saya bahwa ramadan
bukan hanya tentang menahan lapar dan haus. Tetapi juga tentang berbagi dan merasakan
kebersamaan dengan sesama.
Saya menikmati momen ini dengan penuh rasa syukur. Betapa Allah Subhanahu Wata’alla telah memberikan kesempatan bagi saya untuk merasakan pengalaman berbuka yang berbeda. Tidak ada meja makan yang tertata rapi. Tidak ada hidangan lengkap seperti di rumah. Tetapi kebersamaan di dalam kereta menciptakan kehangatan tersendiri. Sederhana, namun penuh makna.
Saat semua sudah selesai berbuka. Suasana penumpang dalam gerbong kembali seperti semula. Beberapa penumpang melanjutkan perjalanan dengan berbincang ringan, sementara yang lain memilih beristirahat tidur. Saya sendiri menikmati perjalanan sambil merenungkan pengalaman hari ini. Ramadan kali ini memang berbeda. Ramadan memberikan pelajaran bahwa di mana pun kita berada, rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wata’alla. Makna kebersamaan tetap bisa dirasakan.
Perjalanan dengan Kereta
Airlangga yang biasanya terasa biasa saja. Saat ini menjadi lebih istimewa.
Buka puasa di perjalanan mengajarkan saya banyak hal. Saya belajar bahwa
kebahagiaan tidak selalu bergantung pada tempat atau kemewahan. Akan tetapi
pada bagaimana kita mensyukuri setiap momen yang diberikan. Ramadan adalah
bulan penuh berkah. Saya bersyukur pada Allah Sbhanahu Wata’alla bisa menjalani
salah satu momen berbuka puasa dengan cara yang berbeda tahun ini.
Ketika kereta terus melaju
membawa saya pulang saya tersenyum bahagia. Saya mengingat bagaimana momen
berbuka tadi terasa begitu bermakna. Ramadan selalu punya caranya sendiri untuk
mengajarkan kita tentang kesabaran, kebersamaan, dan rasa syukur. Saya menutup
mata sejenak, membiarkan rasa hangat dari pengalaman hari ini tersimpan dalam
ingatan. Sebuah pengalaman berbuka puasa yang tidak akan saya lupakan. Dengan
harapan ibadah puasa Ramadan tahun semakin meningkatkan iman dan dapat berjumpa
lagi di Ramadan tahun depan. Aamiin.
Cepu, 5 Maret 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar