Rabu pagi tanggal 12 Februari
2025 Saya berangkat lebih awal ke sekolah. Hari itu terasa berbeda, mungkin
karena udara yang lebih sejuk setelah gerimis semalam. Setelah parker motor. Saya melangkah menuju
ruang guru. Saat di Tengah perjalanan ke ruang guru, saya menemukan sesuatu
yang menarik. Sejak satu bulan mengajar di SMPN 3, masih banyak sudut-sudut
sekolah yang belum sempat Saya jelajahi. Bukan karena tidak ingin, tetapi
kesibukan mengajar penuh. Saya baru menjelajahi tempat-tempat yang saya anggap
penting. Contohnya yaitu kamar kecil, masjid, kelas yang saya ajar. Di hari
Selasa dan Rabu membuat waktu terasa begitu terbatas. Saya hanya bisa mencari
ide dan mengumpulkannya, tanpa sempat menuliskannya dengan rapi. Namun, Saya
selalu menanamkan dalam diri bahwa hari Kamis adalah hari yang Merdeka khususnya
untuk mengajar di kelas. Hari di mana saya bisa menuliskan semua yang tersimpan
di kepala.
Saat melangkah menuju ruang guru,
mata saya tertuju pada tangga masuk masjid sekolah. Di setiap anak tangga,
tertulis deretan kata-kata yang begitu sederhana tetapi penuh makna: "Aku
lulus dan sukses, Aku bertawakal, Aku berdoa, Aku Opimis, Aku semangat."
Lima kalimat singkat, tetapi seakan memiliki energi yang luar biasa. Saya
berhenti sejenak, membaca kembali tulisan itu dengan lebih saksama. Ada sesuatu
yang menarik di sana, sesuatu yang bisa kutuliskan nanti.
Saya mengambil ponsel dari dalam
tas dan mengabadikan tangga tersebut dalam beberapa gambar. Saat itu seorang
siswa lewat dan tersenyum pada saya. "Bu, untuk apa tulisan di tangga ini
difoto?" tanyanya.
“Untuk diabadikan.” jawab saya
singkat.
“Sudah pernah membaca bu?” tanya dia
kembali
Saya menggeleng. "Baru kali
ini memperhatikannya lebih dekat. Kamu sering membacanya?"
Anak itu mengangguk. "Iya,
Bu. Setiap naik ke masjid, saya selalu membaca tulisan ini dalam hati. Rasanya
seperti mengingatkan diri sendiri untuk tetap semangat."
Saya tersenyum mendengar
jawabannya. Ternyata, kata-kata itu bukan sekadar dekorasi di tangga, tetapi
benar-benar menjadi sugesti positif bagi yang membacanya.
Saat istirahat sekolah saya masih
memikirkan tangga itu. Saya bertanya-tanya siapa yang pertama kali mencetuskan
ide menuliskan kata-kata tersebut di sana. Apakah guru agama? Apakah kepala
sekolah? Atau mungkin para siswa sendiri? Saya bertanya dalam hati. Suatu saat
yang tepat pasti akan saya cari jawaban dari guru yang sudah lama mengajar di
SMPN 3 Cepu.
Saya tersenyum pasti ada kisah di
balik tulisan itu. Tulisan begitu sederhana, tetapi maknanya begitu dalam.
Kata-kata memiliki kekuatan. Apa yang sering kita ucapkan dan kita baca bisa
menjadi doa, bisa menjadi penyemangat.
Tangga harapan di masjid SMPN 3 Cepu
menjadi inspirasi saya kali ini. Saya berharap, semoga suatu hari nanti, para
siswa yang membaca tulisan di tangga itu benar-benar merasakan dampaknya dalam
hidup mereka. "Aku lulus dan sukses, Aku bertawakal, Aku berdoa, Aku Opimis,
Aku semangat." Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.
Cepu, 12 Februari2025
Komentar
Posting Komentar