Perpisahan Dengan Dharma Wanita SMPN 1 Kedungtuban

Karya: Gutamining Saida

Sabtu pagi tanggal 1 Februari 2025, udara terasa sejuk dengan langit yang cerah seakan turut menyambut pertemuan rutin Dharma Wanita di SMPN 1 Kedungtuban. Namun, pertemuan kali ini berbeda. Selain agenda rutin, ada momen perpisahan yang telah disiapkan khusus untukku. Aku telah sebulan pindah tugas ke SMPN 3 Cepu. Undangan yang kuterima dua hari sebelumnya membuat hatiku bergetar. Ada rasa bahagia karena bisa kembali bertemu dengan rekan-rekan dan ibu-ibu Dharma Wanita, namun di sisi lain ada haru yang mulai menggelayuti hati. SMPN 1 Kedungtuban telah menjadi rumah keduaku. Hari ini, aku akan mengucapkan salam perpisahan secara resmi.

Setibanya di  SMPN 1 Kedungtuban, aku disambut dengan senyum hangat dari rekan-rekan guru, para anggota Dharma Wanita. Mereka menyapa dan bertanya bagaimana keadaanku di tempat tugas yang baru. Aku menjawab dengan semangat, meskipun ada kerinduan yang tak bisa kusembunyikan.

Ruang pertemuan di kelas IXF sudah tertata rapi, dengan kursi-kursi yang berjajar dan meja yang dihiasi bunga segar. Semua terasa begitu akrab, begitu nyaman. Petugas pertemuan hari ini, sebagai pembawa acara ibu Aprista, notulen yaitu ibu Azkia, pengisian oleh ibu Mulyani dan sebagai dirigen adalah ibu Mariyati.

Acara dimulai seperti biasa, dengan pembukaan, Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu Dharma Wanita dilanjutkan Sambutan ibu ketua. Kemudian pengisian dan laporan kegiatan. Aku mendengarkan dengan seksama, meskipun pikiranku sudah melayang ke saat di mana aku harus berdiri dan mengucapkan kata perpisahan. Waktu terasa berjalan begitu cepat. Setelah agenda utama selesai, pembawa acara berdiri dan mengumumkan bahwa kini tibalah saatnya untuk sesi perpisahan.

Aku diminta maju ke depan. Dengan langkah mantap, aku berdiri di hadapan mereka. Awalnya, aku merasa biasa saja. Aku sudah menyiapkan beberapa kata dalam hati, mencoba merangkai ucapan yang tepat untuk menggambarkan perasaanku. Namun, begitu aku mulai berbicara, ada sesuatu yang menyentuh hatiku. Aku menyebutkan betapa bersyukurnya aku bisa menjadi bagian dari keluarga besar Dharma Wanita SMPN 1 Kedungtuban. Aku mohon pamit karena disebabkan alih tugas di SMPN 3 Cepu.

Beberapa detik setelah mengucapkan kata perpisahan, tenggorokanku tercekat. Aku berusaha untuk tetap tegar, tetapi tanpa kusadari, air mata mulai menggenang di pelupuk mataku. Aku mencoba menahan, namun akhirnya setetes air mata jatuh juga. Tangisku pecah, bukan karena sedih, melainkan karena rasa haru yang begitu dalam. Aku melihat beberapa ibudiam terpaku. Ada yang tersenyum penuh pengertian, ada yang mengangguk seakan memahami apa yang kurasakan.

Aku tidak bisa menjawab ketika ada yang bertanya, "Kenapa menangis?" karena aku sendiri pun tak tahu bagaimana menjelaskannya. Mungkin ini adalah tangis kebahagiaan yaitu tangis rasa syukur karena telah diberikan kesempatan untuk mengenal mereka, untuk menjadi bagian dari kebersamaan yang indah ini Bersama ibu-ibu Dharma Wanita SMPN 1 Kedungtuban

Setelah selesai berbicara, ibu Ketua mendekat dan menggenggam tanganku erat. "Jangan lupakan kami, ya. Kami semua mendoakan agar bu Saida semakin sukses dan bahagia di tempat baru," ucapnya dengan suara penuh ketulusan. Aku hanya bisa mengangguk sambil mengusap air mata. Ucapan beliau semakin membuat perasaanku campur aduk.

Sesi perpisahan ditutup dengan saling bersalaman. Aku menjabat tangan mereka satu per satu, merasakan kehangatan dalam genggaman yang seolah ingin menyampaikan pesan bahwa aku selalu diterima kapan pun aku ingin kembali. Ada yang memelukku erat, ada yang berbisik lirih, "Hati-hati, ya. Jangan lupakan kami." Ada pula yang hanya tersenyum, namun sorot matanya berkata lebih banyak dari sekadar kata-kata.

Setelah acara selesai, kami berfoto bersama. Aku berusaha tersenyum secerah mungkin di depan kamera, ingin mengabadikan momen ini dengan penuh kebahagiaan. Aku ingin kenangan ini selalu tersimpan dalam ingatan, sebagai bagian dari perjalanan hidupku yang penuh makna.

Ketika akhirnya aku melangkah keluar dari ruangan, aku menoleh sekali lagi. Ruangan itu, tempat yang penuh dengan cerita dan kebersamaan, kini menjadi saksi perpisahanku. Aku tahu, perjalanan baru telah menantiku di SMPN 3, tetapi kenangan di SMPN 1 Kedungtuban akan selalu ada dalam hatiku. Perpisahan ini bukanlah akhir, melainkan jeda dalam kisah persahabatan yang akan selalu ada.

Aku berjanji pada diriku sendiri, suatu hari aku akan kembali. Meski hanya sekadar berkunjung, meski hanya sebentar, aku ingin merasakan kembali kehangatan yang pernah menjadi bagian dari hari-hariku. Sampai jumpa lagi, SMPN 1 Kedungtuban. Terima kasih untuk semua yang telah diberikan. Aku akan selalu mengenang kalian dengan penuh cinta.

Cepu, 2 Februari 2025

 

 

Komentar

Posting Komentar