Minggu, 02 Februari 2025

Kenangan Bersama Dharma Wanita SMPN 1 Kedungtuban



Karya: Gutamining Saida

Hari Minggu pagi, sekitar pukul 09.40 WIB grup Dharma Wanita ada pesan baru. Saya membuka ponsel, penasaran siapa yang mengirim dan apa isinya. Saat membaca pesan itu, saya sedikit terkejut pesan itu ternyata ditujukan kepada saya.

"Bu, jangan lupa artikel untuk Dharma Wanita SMPN 1 Kedungtuban. Di tunggu tulisannya."

Saya tersenyum kecil. Ternyata saya ditagih tulisan tentang acara perpisahan kemarin. Sebenarnya, saya sudah menduga permintaan ini akan datang, tetapi tetap saja ada perasaan berat yang menyelimuti. Tanpa pikir panjang, saya langsung membalas, "Iya, Bu. Nanti saya tulis."

Biasanya setelah ada momen penting, saya selalu menyempatkan diri untuk menulis cerita sebagai kenangan. Namun, kali ini rasanya berbeda. Saya yang biasanya mudah menuliskan pengalaman, justru merasa ragu dan bimbang. Bagaimana saya harus menuangkan perasaan yang masih bercampur aduk ini?

Saya duduk termenung, merenungkan kembali perpisahan yang baru saja terjadi. Setiap adegan masih jelas di benak. Suasana pertemuan, ucapan perpisahan, tatapan hangat dari ibu-ibu Dharma Wanita, dan air mata yang tak bisa kutahan. Semua itu bukan sekadar momen biasa, tetapi bagian dari perjalanan hidup yang meninggalkan jejak dalam hati.

Siang berlalu, dan saya masih belum menulis satu kata pun. Saya merasa seperti sedang menghadapi dinding yang tinggi. Mungkin karena kali ini saya bukan sekadar saksi, melainkan sebagai pelaku utama dalam kisah perpisahan itu.

Sebenarnya saya tahu dan saya tidak bisa menghindar. Saya sudah berjanji kepada ibu Ketua, dan saya juga tahu bahwa tulisan ini ditunggu. Ada rasa bahagia terselip di sana bahwa ternyata masih ada yang menantikan cerita saya, bahwa tulisan-tulisan saya masih dihargai.

Menjelang sore, saya akhirnya duduk di depan laptop. Saya menghela napas panjang sebelum mulai mengetik. Kata demi kata mulai mengalir, meskipun awalnya terasa berat. Saya menuliskan bagaimana acara perpisahan berlangsung, bagaimana saya berusaha tegar tetapi akhirnya kalah oleh emosi, Saat ibu Ketua memberikan pesan yang menyentuh hati ini.

Semakin  saya tulis, semakin sadar bahwa menulis ini bukan hanya sekadar memenuhi janji, tetapi juga sebagai cara untuk mengungkapkan rasa. Saya menumpahkan apa yang  saya rasakan dalam kata-kata, mengabadikan momen yang mungkin akan terlupakan oleh waktu.

Saya masih ingat pertama kali bergabung dengan Dharma Wanita. Ada rasa canggung, tetapi juga antusiasme untuk mengenal lebih banyak orang dan belajar hal-hal baru. Perlahan, saya menemukan kenyamanan dalam kebersamaan ini. Setiap pertemuan membawa cerita baru, dari diskusi bermanfaat hingga tawa ringan yang mencairkan suasana.

Bersama mereka, saya belajar tentang kepedulian sosial, hingga keterampilan yang mungkin tak  saya dapatkan di tempat lain. Ada momen-momen ketika kami saling berbagi pengalaman, memberikan dukungan satu sama lain, dan tumbuh bersama dalam kebersamaan yang erat.

Ketika perpisahan akhirnya tiba, saya tahu bahwa meninggalkan bukan berarti melupakan. Perpisahan memang berat, tetapi ia bukan akhir dari segalanya. Silaturahmi ini akan tetap terjaga, doa dan harapan akan selalu menyertai. Saya yakin, meskipun kini saya berada di tempat lain, hati saya tetap tertaut pada kenangan indah bersama Dharma Wanita.

Saya bersyukur memiliki rekan-rekan yang begitu hangat, ibu Ketua yang penuh perhatian, dan komunitas yang selalu memberikan inspirasi. Ucapan terima kasih saya mungkin tak cukup menggambarkan betapa berharganya mereka.

Kini, saya melangkah ke tempat baru dengan membawa semua pelajaran, pengalaman  ini sebagai bekal. Saya yakin, apa yang didapatkan selama ini akan terus berguna dalam perjalanan ke masa depan. Perpisahan memang bagian dari hidup, tetapi kenangan dan ilmu yang telah diberikan akan selalu melekat dalam hati.

Terima kasih, rekan-rekan. Terima kasih, ibu Ketua. Terima kasih untuk kehangatan yang telah diberikan. Semuanya yang telah menjadi bagian dari perjalanan saya. Semoga silaturahmi ini tetap terjaga. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan, kesuksesan, dan kebahagiaan di mana pun kita berada. Semoga saya bisa menerapkan semua yang telah  saya pelajari dan dapatkan di tempat baru nanti. Semoga bermanfaat.

Cepu, 2 Pebruari 2025

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar