Karya: Gutamining Saida
Hari Minggu pagi, sekitar pukul
09.40 WIB grup Dharma Wanita ada pesan baru. Saya membuka ponsel, penasaran
siapa yang mengirim dan apa isinya. Saat membaca pesan itu, saya sedikit
terkejut pesan itu ternyata ditujukan kepada saya.
"Bu, jangan lupa artikel untuk
Dharma Wanita SMPN 1 Kedungtuban. Di tunggu tulisannya."
Saya tersenyum kecil. Ternyata saya
ditagih tulisan tentang acara perpisahan kemarin. Sebenarnya, saya sudah
menduga permintaan ini akan datang, tetapi tetap saja ada perasaan berat yang
menyelimuti. Tanpa pikir panjang, saya langsung membalas, "Iya, Bu. Nanti
saya tulis."
Biasanya setelah ada momen
penting, saya selalu menyempatkan diri untuk menulis cerita sebagai kenangan.
Namun, kali ini rasanya berbeda. Saya yang biasanya mudah menuliskan
pengalaman, justru merasa ragu dan bimbang. Bagaimana saya harus menuangkan
perasaan yang masih bercampur aduk ini?
Saya duduk termenung, merenungkan
kembali perpisahan yang baru saja terjadi. Setiap adegan masih jelas di benak.
Suasana pertemuan, ucapan perpisahan, tatapan hangat dari ibu-ibu Dharma
Wanita, dan air mata yang tak bisa kutahan. Semua itu bukan sekadar momen
biasa, tetapi bagian dari perjalanan hidup yang meninggalkan jejak dalam hati.
Siang berlalu, dan saya masih
belum menulis satu kata pun. Saya merasa seperti sedang menghadapi dinding yang
tinggi. Mungkin karena kali ini saya bukan sekadar saksi, melainkan sebagai pelaku
utama dalam kisah perpisahan itu.
Sebenarnya saya tahu dan saya
tidak bisa menghindar. Saya sudah berjanji kepada ibu Ketua, dan saya juga tahu
bahwa tulisan ini ditunggu. Ada rasa bahagia terselip di sana bahwa ternyata
masih ada yang menantikan cerita saya, bahwa tulisan-tulisan saya masih
dihargai.
Menjelang sore, saya akhirnya
duduk di depan laptop. Saya menghela napas panjang sebelum mulai mengetik. Kata
demi kata mulai mengalir, meskipun awalnya terasa berat. Saya menuliskan
bagaimana acara perpisahan berlangsung, bagaimana saya berusaha tegar tetapi
akhirnya kalah oleh emosi, Saat ibu Ketua memberikan pesan yang menyentuh hati
ini.
Semakin saya tulis, semakin sadar bahwa menulis ini
bukan hanya sekadar memenuhi janji, tetapi juga sebagai cara untuk
mengungkapkan rasa. Saya menumpahkan apa yang saya rasakan dalam kata-kata, mengabadikan
momen yang mungkin akan terlupakan oleh waktu.
Saya masih ingat pertama kali
bergabung dengan Dharma Wanita. Ada rasa canggung, tetapi juga antusiasme untuk
mengenal lebih banyak orang dan belajar hal-hal baru. Perlahan, saya menemukan
kenyamanan dalam kebersamaan ini. Setiap pertemuan membawa cerita baru, dari
diskusi bermanfaat hingga tawa ringan yang mencairkan suasana.
Bersama mereka, saya belajar
tentang kepedulian sosial, hingga keterampilan yang mungkin tak saya dapatkan di tempat lain. Ada momen-momen
ketika kami saling berbagi pengalaman, memberikan dukungan satu sama lain, dan
tumbuh bersama dalam kebersamaan yang erat.
Ketika perpisahan akhirnya tiba, saya
tahu bahwa meninggalkan bukan berarti melupakan. Perpisahan memang berat,
tetapi ia bukan akhir dari segalanya. Silaturahmi ini akan tetap terjaga, doa
dan harapan akan selalu menyertai. Saya yakin, meskipun kini saya berada di
tempat lain, hati saya tetap tertaut pada kenangan indah bersama Dharma Wanita.
Saya bersyukur memiliki
rekan-rekan yang begitu hangat, ibu Ketua yang penuh perhatian, dan komunitas
yang selalu memberikan inspirasi. Ucapan terima kasih saya mungkin tak cukup
menggambarkan betapa berharganya mereka.
Kini, saya melangkah ke tempat
baru dengan membawa semua pelajaran, pengalaman ini sebagai bekal. Saya yakin, apa yang didapatkan
selama ini akan terus berguna dalam perjalanan ke masa depan. Perpisahan memang
bagian dari hidup, tetapi kenangan dan ilmu yang telah diberikan akan selalu
melekat dalam hati.
Terima kasih, rekan-rekan. Terima
kasih, ibu Ketua. Terima kasih untuk kehangatan yang telah diberikan. Semuanya
yang telah menjadi bagian dari perjalanan saya. Semoga silaturahmi ini tetap
terjaga. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan, kesuksesan, dan
kebahagiaan di mana pun kita berada. Semoga saya bisa menerapkan semua yang
telah saya pelajari dan dapatkan di
tempat baru nanti. Semoga bermanfaat.
Cepu, 2 Pebruari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar