Rabu sore selalu menjadi waktu
yang saya tunggu-tunggu. Setelah dua
hari jam mengajar penuh tanpa jeda. Saya akhirnya memiliki waktu untuk membuka
kembali catatan ide yang telah saya simpan rapi. Di hari Senin dan Selasa, saya
terlalu sibuk dengan tanggung jawab sebagai seorang guru. Dari jam pertama
hingga jam terakhir. Saya berada di kelas, mengajar, membimbing, dan
mendampingi siswa. Tiada kosong jam, bahkan saat istirahat saya lebih memilih
untuk bersantai sejenak menikmati jeda waktu.
Rabu sore semua berubah. Saya
duduk di depan meja kerja, membuka catatan ide yang sudah saya susun sebelumnya.
Saya mulai mencurahkan pikiran ke dalam kata-kata. Saya ingin merangkai sebuah
cerita. Cerita yang telah dinantikan oleh para pembaca setia saya. Ada kepuasan
tersendiri saat melihat deretan kalimat
mulai tersusun rapi, mengalir menjadi kisah yang utuh.
Menulis bukan sekadar hobi bagi.
Ini adalah bagian dari diri saya. Sebuah cara terbaik untuk mengekspresikan
pikiran dan perasaan. Setiap kata yang saya tulis membawa makna. Setiap kalimat yang
tersusun memiliki cerita tersendiri. Saya ingin setiap pembaca yang menemukan
tulisan saya dapat merasakan sesuatu. Baik itu inspirasi, kebahagiaan, atau
sekadar refleksi kecil tentang kehidupan.
Kadang menulis tidak semudah yang
dibayangkan. Ada saat di mana saya menatap layar kosong, berpikir keras, tetapi
tidak satu kata pun terangkai. Saya tidak pernah menyerah. Saya tahu bahwa
setiap ide membutuhkan waktu untuk berkembang. Maka, ketika saya merasa buntu. Saya
kembali membuka catatan ide, membaca ulang, mencari inspirasi dari sekeliling,
atau sekadar mengambil jeda dengan menikmati segelas air putih.
Ketika akhirnya tulisan selesai
dan saya merasa lega. Saya segera mengunggahnya ke blog, tempat di mana para
pembaca bisa menikmatinya. Setiap kali menekan tombol "unggah," ada
rasa bahagia yang tak bisa dijelaskan. Saya membayangkan bagaimana mereka akan
membaca tulisan, bagaimana cerita ini mungkin akan menyentuh hati seseorang,
atau memberikan makna bagi mereka yang membutuhkannya.
Saya tidak pernah mengharapkan
pujian atau penghargaan besar dari menulis. Bagi saya, kebahagiaan tidak harus
mahal. Cukup dengan mengetahui bahwa tulisan bisa dinikmati orang lain. Hal
tersebut sudah membuat hati penuh rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Menjadi seseorang yang bermanfaat
adalah anugerah terbesar dalam hidup. Saya bersyukur bisa berbagi ilmu di kelas
sebagai seorang guru IPS. Berbagi cerita
di dunia maya sebagai seorang penulis. Kedua peran ini membuat hidup lebih
berarti. Membuat saya merasa bahwa setiap hari yang berlalu memiliki makna.
Saya akan terus belajar menulis,
merangkai kata, mengabadikan kisah, dan berbagi dengan dunia. Karena bagi
seorang penulis, tidak ada kebahagiaan yang lebih besar selain melihat
tulisannya hidup di hati pembaca.
Cepu, 13 Februari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar