Jumat, 04 Agustus 2023

DIKSI SEBAGAI SENI BAHASA

 


PERTEMUAN                      : 18 (DELAAN BELAS)

GELOMBANG                    : 29

NARASUMBER                  : MAYDEARLY

 MODERATOR                     : WIDYA AREMA

Alahamdulillah malam ini ketemu lagi dengan tema yang sangat luar biasa. Moderator membuka dengan membaca doa selanjutnya waktu di serahkan pada narasumber.

Perkenalan dengan narasumber dapat melihat link ini : https://maydearly.blogspot.com/2021/07/biodata.html.

Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa?

Sebab banyak keindahan  dari sebuah kata menjadi  prosa yang melampaui bayu di udara.

Diksi bak irama tanpa aroma, menjadi senyawa indah mempesona melengkapi rumpun kata dengan sejuta makna.

Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.

Dalam sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics – salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya

William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

Diksi adalah bagian dari seni sebuah bahasa. Diksi adalah pelengkap suatu sastra. Diksi bukanlah gaya bahasa, tetapi sebuah padanan kata yang bertujuan untuk memberi kesan menarik hingga mampu memikat hati pembaca

1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.

Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi

2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.

 Contoh:

Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan

3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.

Contoh:

Remah-remah kata terucap semanis karamel, Arsenik bual manja layaknya cuka apel. Meski diam terbungkam tetap asam dan asin bak menelan Botulinum Toxin

4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya.  Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.

Contoh

Derit daun pintu mencekik udara di tengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu pernah kutinggali sebagai pijar luka yang menganga

5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar.

Contoh

Aku padamu seperti angin yang berlalu begitu saja, kini yang kupunya hanya melupa atas lara dari sajak jingga yang cedera

Yang paling sulit dari menulis adalah memulai dari kata pertama/ awal paragraf. Dalam kesulitan itu, mari kita buat sederhana dengan melibatkan ke 5 panca indra yang ada di tubuh kita.

Menulislah dengan melibatkan ke 5 panca indra, clue (tantangan)  dari narasumber  kepada peserta malam ini dalam waktu 10 menit

1.       Ratna :  “Langit terlihat mendung, namun hujan masih enggan untuk sudi turun menyirami bumi. Padahal saya yakin penghuni bumi berharap hujan yang turun akan mampu menyapu debu yang telah sekian lama menutupi permukaan bumi.”

2.       Sholeh :

Di malam bersama dinginya angin

Kunanti sejak terbenamnya matahari

Pertemuan ke-18 KBMN PGRI 29

Di temani cahaya rembulan malam

3.     Darti :

Ku teguk segelas manisnya madu ditengah riuh reda dan hiruk pikuk nya dunia maya,

4.       Kamila

Terlukis beban dalam realita yang tak kunjung padam

Kejenuhan mulai  nampak di permukaan

Namun tak mampu melawan keadaan

Hanya diam di sepanjang malam

Sambil menahan sakit yang teramat dalam

Curahan hati seorang insan

Yang terbelenggu dalam ikatan pekerjaan

Entah sampai kapan insan tersebut bertahan

Mengingat waktu terus berjalan

5.       Fanni :

Rindu ini selalu tersimpan untukmu

Selalu

Petikan dawai gitar tetangga sebelah rumah

Senandungkan lagu lama tentang kau dan aku

6.   Berteman desir angin yang menyapu bulu Roma, ku gerakan jari jemariku membuka tiap lembar materi dari sang penuntun tuk raih diksi yang sudah lama ku nanti.

7.   Hari ini hujan turun dengan derasnya, membasahi hati yang merana, menyiram luka . Kulihat awan mendung bergayut sendu, menambah rasa sepi sendiri. Kutelan duka lara pahit terasa, namun terselip sedikit asa ,  masa depan  tetap akan bersinar cemerlang, dan mendung hitam berangsur sirna

8.       jangan kau pergi terlalu jauh

wahai pemilik qolbu

tetapla disini

disisi yang selalu menanti

menanti untuk selalu ditemani

9.       Nabastala terlihat cerah

Sunyi senyap tanpa irama

Menandakan malam telah tiba

Kini saatnya selimut menutupi

Di kala waktu istirahat tiba

10.   Ya Allah, malam ini aku merasakan hangatnya kasihMu,

Yang terangkum indah dalam untaian aksara semu penuh berkah,

Merajut cinta hanya lewat WhatsApp, terasa nyaman dan menyentuh relung Sukma ..

Bermuara hingga akhirnya kami bisa menyelami makna yang tersirat dalam rasa

Malam serasa sunyi, ku melihat kucing-kucing tidur mendengkur.

Betapa rasa ingin ikut di sana, melihat nikmatnya mata terpejam.

Tapi badan tak kunjung ngantuk, terjaga tuk derdiksi ria.

Sampai waktu yang sudah di tetapkan, mencoba tuk ke peraduan

11.   Pekat malam ini terbias oleh  sinar si pijar yg malu-malu menyapa si kelam. Udara yang dingin menyentuh raga tak kenal segan, sedangkan  riuh roda  diatas jalanan  menghentak hati yang tak bisa tenang meski se-jam.

12.   .Untaian diksi antara narasumber dan modarator diawal acara, membuat diriku sebagai tuan atau nyonya (sapaan narsum) untuk peserta malam ini. Terasa melayang diantara langit dan bumi. Namun tak berantah kemana harus singgah. Diksi yang terbaca sangat memukau, sehingga tak sadar sekarang tuan ini, harus berbuat apa. Terbuai asik membaca cuitan pakar diksi. Teriakan lambung, hentakan dahaga semua tak berasa. Inikah virus baru, tak berwujud. mampu meluluhkan rasa dalam tubuh tuan mu, yang disejukan oleh tiupan baling-baling buatan.

13.   Jiwa seakan terbang melayang- layang

Saat dentingan terdengar mendayu- dayu

Terisak  namun tertahan rasa

Biarlah mengalir apa adanya

Toh Pencipta merangkul dengan KemahabesaranNya

Tatapannya merasuk

Namun  sulit ku baca

Termakan waktu , berbalik tak ada berita

Sosok itu tak lagi menetap di hati.

Pergi menjauh di antara semak semak kehidupan ini.

Pasrah menanti,  hanya Sang Khaliq  tempat curhatan hati.

14.   Malam terus beranjak menuju pusaran, jari jemariku masih semangat  bersama mata dan hati, walaupun perutku terdengar  sedang bermasalah, belajar diksi di KBMN 29 selalu semangat.

15.   Ribuan kilo jalan yang ku tempuh.lewati lingkaran penuh luka dan air mata.

16.   Harap harap cemas sering datang menghantui,namun tekad tak ingin lepas. Demi sang buah hati. Energi Takan habis dan terus ukir prestasi.

17.   suara angin terdengan lirih merintih

Menambah perih hati ini bak teriris sembilu

Merindu hadirnya pujaan hati

Yang lama pergi dan belum kembali

Sampai kapan rindu ini kan menggayut di dada

Ku tak tahu

Langkah kakiku malam ini di Malioboro..

Antar putriku kuliah di uii jogjakarta

Membentang mimpi dan asa

Moga mudah raih cita cita

 

SESI TANYA JAWAB

JAWABAN NARASUMBER :

1.    Cara membangun kepercayaan diri adalah dengan gemar menulis. Menulis setiap ada mood yang baik, akan meningkatkan kepercayaan diri di level yang tinggi.

2.    Cara membangun kepercayaan diri adalah dengan gemar menulis. Menulis setiap ada mood yang baik, akan meningkatkan kepercayaan diri di level yang tinggi.

3.    Puisi itu adalah karya sastra dengan bermacam genre. Bait dalam puisi itu bergantung genre yang kita buat. Namun, apabila kita menguasai Diksi dengan baik, tentu genre puisi apapun akan terlahir dengan indah.Puisi itu adalah karya sastra dengan bermacam genre. Bait dalam puisi itu bergantung genre yang kita buat. Namun, apabila kita menguasai Diksi dengan baik, tentu genre puisi apapun akan terlahir dengan indah.

Malam ini semakin seru, makin banyak bertaburan diksi. Dengan diksi semakin tambah meriah semarak. Terimakasih semoga bermanfaat.

4 komentar: