PERTEMUAN : 17 (TUJUH BELAS)
GELOMBANG : 29
NARASUMBER : Dr Hj. E HASANAH, M.Pd
MODERATOR : SIM CHUNG WEI, SP
Alhamdulillah
malam ini pertemuan ke 17, Setelah berdoa moderator kita membuaka dengan sebuah
pantun :
Malam-malam
ke pasar baru
Bertemu abang polisi
Malam
ini dapat materi baru
Bagaimana
menulis puisi
Moderator dengan
nama SIM CHUNG WEI, SP biasa disapa
dengan Koko Sim merupakan alumni Kelas Menulis gelombang 26. Dengan buah karya
pertama berjudul “Menulis itu menyenangkan “ dan mengikuti beberapa antologi
yang difasilitasi oleh KBMN sebagai
loncatan karya solo beliau. Tiga dari bebrapa antologi yang, beliau ikuti
merupakan antologi puisi.
Narasumber malam
ini adalah ibu Hasanah, asal Sukabumi. Beliau bergabung di KBMN gel. 18. Dan
dinyatakan lulus
setelah menghasilkan buku solo.
Ini profil dari ibu
Hasanah https://hasanahhalima.blogspot.com/2023/02/profil-e-hasanah.html.
Setelah materi selesai dilanjut dengan sesi tanya jawab. Narasumber memberikan tantangan kepada peserta untuk megirim puisi.
Sayapun mencoba mengirim puisi jenis akrostik.
GERBONG SATU
Karya : Gutamining Saida
G : Gerak langkahku semakin mendekat padaMu
E : Engkau Sang penentu takdir kehidupanku
R : Raih kebahagiaan hakiki impianku
B : Berkumpul di surga bersama kekasihMu
O : Oleh kehendakMu ketetapan hidupku
N : NamaMu terucap bersama desah nafasku
G : Guna tingakatkan iman ibadah padaMu
S : Sesuai sariat dan ketentuan dariMu
A : Allah penerima maaf atas khilafku
T : Taubat kutujukan hanya padaMu
U : Usaha dan doa selalu terpanjatkan padaMu
Cepu, Agustus 23
SENYUM YANG SAMA
(Lusy Novarianti)
Senyummu masih sama
Begitu ucapmu, saat bertemu waktu itu
Pertemuan pertama setelah terpisah sekian lama
Berjalan -jalan menelusuri kenangan tentang kita
Kenangan waktu bercanda tawa di masa remaja kita
Merajut asa bersama untuk mencapai cita
Tanpa kita sadari, hadir pula rasa cinta
Cinta pertama sepasang remaja
Namun takdir tak pernah memihak kita
Kita berpisah tanpa kata pisah
Setelah kutahu hatimu dan kau tahu hatiku
Senyummu masih sama...
Begitu ucapmu saat itu, dengan tersenyum di bibirmu
Panas terasa menjalar di wajahku,
Aku bahagia namun merasa tak berhak bahagia.
Karena ada mereka di antara kita, yang memberikan cintanya, tanpa syarat
Kala senja
Oleh Fifi Triana
Saat senja tiba
Lelah ini makin terasa
Hati mulai gelisah
Menanti buah hati yang masih belum tiba
Rindu datang tiba-tiba
Tanpa terasa dingin menyapu hati
Hati yang gelisah jadi gembira
Ketika si buah hati datang sambil menari
Hati akan berkata
Kenapa gelisah menanti yang tak pasti
Ku coba menata hati
Sambil menari aku bertepuk dalam duka
Diam membisu, senja pun menghilang
Matahari terbenam meninggalkan langit
Kurindu sinar mu mentari
Seketika hati juga ikut menghilang
Rindu membara di sela rintisan hati
TENTANG RINDU
By LILYANTI IDRIS
Sang surya telah berpulang,
Kembali berotasi ke ufuk barat
Menarik rembulan untuk berjuang
Temani diriku untuk bersinergi
Di malam Rabu penuh cinta,
Menulis puisi untuk sahabat,
Walaupun hanya untaian aksara,
Kuberharap rinduku tersampaikan secara utuh
Bilakah waktu untuk berdua
Akan kusulam benang rindu
Menjadi untaian kalimat syahdu
Di ujung Cakrawala tempat bertemu
Rindu semu
Oleh Patonah
malam kian larut
Aku termangu dalam diam
Mengingatmu penuh kerinduan
Malam semakin dingin
Ku terdiam
Ku layangkan untaian nada nada syahdu
Untukmu seorang
Selaksa penuh cinta
Senada dalam damai
Aaah hanya diam
Terpaku menatap bayangmu
Hanya menatap bayangmu
Tangerang 02 Agustus 2023
Rindu
Ingin waktu kembali
ketika hari hari terus berganti
Mengingat sosok yang ada dalam hati
Tapi akan datang yang kunanti?
Duh, bulan yang bergantung
Matahari yang termenung
Bintang yang tenggelam
Malam penuh kelam
Aku berdiri menatapmu
Wajah yang sayu
Tak seceria dulu
Ketika aku pergi, doamu menyertaiku
Iah Sutianah
Bandung, 2 Agustus 2023
PESONA ALAM
Ina Tri
Kala pagi datang menjelang
Fajar hadir membelah pekat
Lantunan tahrim memecah kebisuan
Gema azan berkumandang syahdu
Memanggil umat Muhammad SAW
Sujut pada Rob pencipta jagad
Bukit Baitani tempat aku dilahirkan
Dalam balutan kasih mesrah
Menyimpan sejuta pesona lukisan alam
Berbaris rapi bukit dan lembah
Gunung Ile Boleng tinggi menjulang langit
Langit biru tiada bertiang
Hanya memberi dari suara hati
Bukti kebesaran dan keagungan Allah SWT
Maka nikmat tuhan manakah yang kamu dustakan ?
Tanahnya subur…
Rakyatnya rajin…
Pemimpinnya amanah …
Namun ada anomali di sana …
Prilaku ekonomi warga mengundang Tanya
Tindakan ekonomi teramat mubzir
Demi adat dan budaya yang mengakar
Pertanda ucapan selamat belajar
Menuntut ilmu mencapai tangga bahagia
Waingapu, 10-05-2023
Terpana,
Dwi A. Mulatsih
Ikan dalam kolam
Terdengar musik melayu
Wahai engkau sang kemayu
Merona pipi bak pualam
Hati merasa rindu
Pada diri nan kelam
Ku tunggu kau di peraduan
Tuk pengobat hati lara
Oleh : Ahmad
"Sendiri Merindu"
Malam selalu membuat candu
Bagi kaum muda yang selalu merindu
Dalam benak teringat selalu
Dirimu tak kunjung datang padaku
Tuhan, hanya Engkau tempatku mengadu
Tiada yang dapat membantuku
Di atas sajadah aku bersimpu
Mengangkat tangan dengan rasa khusyu
Dalam sanubari mengharapkan ridhoMu
Moga apa yang ku haturkan padaMu
Terjawab seiring berjalannya waktu
Hingga diriku ikhlas dengan TakdirMu
Ambon (Maluku), 2 Agustus 2023
Tunggulah Aku di Dermaga Hatimu
Karya : Ahmad Soleh
Tunggulah aku di dermaga hatimu
Di tempat yang kita sebut pelabuhan kasih
Aku akan datang membawa cinta dan kelembutan
Menyapamu dengan senyuman yang tulus
Tunggulah aku di dermaga hatimu
Di sana, aku akan menepi sejenak
Mendengarkan riak-riak gelombang perasaanmu
Merangkai kata-kata yang indah untukmu
Tunggulah aku di dermaga hatimu
Ku akan hadir dengan segala kesungguhan
Menyampaikan isi hati yang tak tersampaikan
Mengisi ruang-ruang kosong dalam relungmu
Tunggulah aku di dermaga hatimu
Meski perjalanan mungkin panjang dan berliku
Akan ku tempuh seutuhnya demi kebahagiaanmu
Demi berbagi hidup dalam ikatan yang suci
Tunggulah aku di dermaga hatimu
Dan saat aku tiba, kita jalani bersama
Melaut bersama gelombang cinta yang tak tergoyahkan
Menuju pelabuhan bahagia di tengah lautan asmara
Tunggulah aku di dermaga hatimu
Aku akan datang, tegar dan penuh harap
Untuk mengarungi hidup denganmu
Dan menikmati indahnya pelayaran yang tak terlupakan
Tentang yang Ku Sebut Raja
Oleh: Intan Purnama
Kau sahaja berbalut surban sederhana
Kau kuat memeluk segala luka
Kau teduh tanpa keluh
Pun diksimu bijak menjadi petuah
Kaulah raja disinggasanaku
Ini tentang engkau, ayah..
Aku terkenang indah bermain bersamamu
Bermanja di pangkumu
Kau gendong tinggi aku dibahumu
Aku gadis kecilmu itu
Yang kini dewasa oleh waktu
Aku yang merindumu, tanpa menemukan batas waktu
Engkau yang ku sebut raja, Ayah
Engkau yang kini mewangi bersama kamboja
Engkau yang kini lelap pada dimensi berbeda
Engkau yang ku rindu titah sabdamu
Ini tentang engkau, Ayah,
Yang kisah tentangmu tiada akan pernah berdemaga…
Ayah, salam takdzimku diatas pusaramu,
Kediri, 2 Agustus 2023
Malam ini luar biasa, puisi-puisi dari peserta bertaburan. Semangat dari para peserta untuk menjawab tantangan dari narasumber. Semoga narasumber, moderator dan semua tim solit semakin sukses. Terimakasih ilmunya semoga bermanfaat bagi saya khususnya dan para peserta KBMN serta pembaca blog. Aamiin
Pagi-pagi mandi di kali,
BalasHapusMembuat badan segar sekali.
ayo belajar menulis puisi,
Semangat tingkatkan literasi.
Bagus , rapi nian
BalasHapus