Karya : Gutamining Saida
Ada perjalanan-perjalanan dalam hidup yang tidak bisa diukur dengan lolos atau tidak lolos, menang atau kalah. Ada perjalanan yang nilainya terletak pada proses, pada air mata yang jatuh diam-diam, pada doa yang dilangitkan dalam hati, pada langkah kecil yang terus diambil meski penuh rintangan. Begitulah perjalanan saya saat mengikuti seleksi naskah praktik baik yang diikuti oleh pengawas, kepala sekolah dan guru-guru se Jawa Tengah.
Awalnya, saya merasa ragu apakah saya mampu ikut seleksi itu. Persyaratan yang tertera begitu jelas yaitu peserta adalah pengawas, kepala sekolah dan guru yang sudah mengikuti pelatihan pembelajaran mendalam program nasional sasaran BBGTK Jateng jenjang TK-SMA. Syarat itu saja sudah membuat saya mundur satu langkah. Saya tidak termasuk dalam kategori yang diutamakan. Ada pertolongan Allah Subhanahu Wata'alla lewat hambanya.
Hari Sabtu siang mendapat informasi, malamnya tanggal 8 November 2025, saya mulai menulis naskah tersebut. Di sela-sela kesibukan rumah tangga dan lelah seharian, saya duduk di depan laptop dengan niat yang utuh. Dua hari bukan waktu yang longgar untuk menyusun naskah praktik baik yang baik dan layak seleksi. Tetapi saya ingin merasakan prosesnya, ingin melihat sampai sejauh mana saya mampu mengembangkan ide, menyusun struktur, dan menata kembali pengalaman mengajar yang pernah saya lakukan.
Malam itu saya mengetik sampai larut. Ide datang dan pergi seperti angin. Ada kalanya saya berhenti lama, mencari kalimat yang tepat. Ada pula saat saya merasa putus asa karena naskah terasa belum juga menemukan bentuk yang “pas”. Perlahan, halaman demi halaman mulai terisi. Hingga Minggu malam naskah itu akhirnya selesai juga. Selesai bukan berarti sempurna, tetapi sudah cukup mewakili perjuangan saya sebagai seorang guru.
Waktu terus berjalan menuju deadline hari Senin tanggal 10 November 2025 pukul 14.00 WIB. Saya berusaha membuka email lagi, tapi tetap tidak bisa. Saya meminta bantuan teman mencoba mengirim dari akun mereka, tetapi tetap belum berhasil. Saya mulai menyadari bahwa mungkin memang bukan rezeki saya untuk ikut seleksi.
Apalagi mengingat syarat pertama yang jelas-jelas tidak bisa saya penuhi. Saya belum pernah mengikuti pelatihan mendalam dari BBGTK. Jadi mungkin, sejak awal, saya memang tidak ditakdirkan untuk mendaftar. Saya pun akhirnya “mundur teratur” menerima dengan ikhlas bahwa perjuangan saya cukup sampai di situ. Ada rasa sedih, tetapi lebih banyak rasa lega bahwa saya sudah mencoba, sudah berjuang, dan sudah menyelesaikan naskah yang pada awalnya terasa mustahil.
Justru dari kegagalan mengirim naskah itu, saya mendapat banyak hikmah. Saya belajar proses menyusun naskah yang baik. Saya merasakan kerasnya perjuangan menyelesaikan sesuatu dalam waktu sangat singkat, dua hari penuh. Saya belajar bahwa niat baik tidak selalu berujung pada hasil yang kita inginkan, tetapi selalu membawa pelajaran penting.
Saya pasrah, menerima kenyataan bahwa perjuangan saya selesai. Saya tidak lagi mengotak-atik naskah itu. Senin sore saya pulang dari sekolah dengan hati lega. Tidak kecewa, hanya menerima. Namun ternyata Allah punya rencana lain. Selasa, pukul 12.20 WIB, saat saya sedang mengajar di kelas, sebuah pesan masuk dari teman. Dia mengirimkan informasi penting yaitu tentang pengumpulan naskah diundur, dan ada link baru khusus untuk pengumpulan. Saya membaca pesan itu dalam keadaan di depan kelas, dan sedang menjelaskan materi. Hati saya langsung berdebar. Apakah ini kesempatan kedua?
Masalahnya, saya mengajar sampai jam terakhir. Tidak mungkin saya keluar kelas hanya untuk mengumpulkan naskah. Harapan saya hanya satu yaitu pertolongan anak saya. Saya menghubunginya, memintanya untuk membantu mengakses link tersebut.
Begitu pembelajaran berakhir, tersisa waktu sekitar 30 menit sebelum deadline. Dengan napas setengah berlari, saya pulang dibantu anak perempuan saya. Tangan saya gemetar, takut link tidak terbuka, takut file tidak terunggah. Saya baca doa pendek yaitu Bismillahirrahmanirrahim… Semoga Allah lancarkan. Keajaiban kecil, halaman pengumpulan terbuka unggah file dan sistem memprosesnya. Waktu menunjukkan 13.58 WIB. Kurang dua menit sebelum batas waktu, naskah saya terkirim.
Ada rasa lega, bahagia, dan syukur yang membuncah. Saya berhasil, setidaknya untuk mengirim naskah. Soal lolos atau tidak, biarlah Allah Subhanahu Wata'alla yang menentukan. Saya hanya menjalani, berusaha dan berdoa.
Saya percaya, jika memang rezeki saya menuju Solo, Allah Subhanahu Wata'alla akan memudahkan. Jika tidak, berarti ada jalan lain yang lebih baik menunggu saya. Yang jelas, saya belajar bahwa perjuangan bukan hanya soal hasil. Perjuangan adalah tentang keberanian untuk mencoba, tentang keteguhan untuk tidak menyerah, tentang pasrah setelah berusaha sekuat tenaga. Akhirnya, saya merasa menang. Karena saya telah menempuh perjalanan sampai finis, dengan hati yang ikhlas dan penuh syukur kepada Allah Subhanahu Wata'alla. Terima kasih pada semua yang sudah membantu dan berkorban buat saya. Semoga mendapatkan balasan Allah yang lebih-lebih. Aamiin.
Cepu, 16 November 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar