Karya: Gutamining Saida
Silaturahmi memang menjadi sesuatu yang sangat penting dalam hidup. Tidak hanya sebagai ajaran agama yang mulia, tetapi juga sebagai cara untuk menjaga hubungan antar sesama agar tetap hangat dan penuh makna. Itulah yang saya rasakan setiap kali ada kesempatan untuk bertemu kembali dengan orang-orang yang pernah menjadi bagian dari perjalanan hidup saya. Maka ketika ada peluang, saya selalu berusaha memanfaatkannya dengan baik.
Kamis tanggal 16 Oktober 2025, jadwal saya cukup padat karena harus mengikuti kegiatan MGMP di SMPN 1 Blora. Meski kegiatan semacam ini seringkali menyita waktu dan tenaga, saya tetap semangat. Dalam hati, saya sudah menyiapkan rencana kecil selain mengikuti MGMP, saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk bersilaturahmi dengan seorang teman lama yaitu Bu Ani, yang kini mengajar di sekolah tersebut. Sudah sekian waktu kami tidak bertemu. Rasanya rindu sekali ingin berbagi cerita dan mengenang masa-masa dulu saat kami masih satu sekolah.
Membaca pesan itu, saya tersenyum. Rasanya hati saya hangat. Ada getar kecil dalam dada karena rindu yang lama tersimpan akhirnya mendapat tanggapan. Saya tahu Bu Ani pasti sibuk, tapi ia tetap menyempatkan waktu untuk membalas pesan saya dengan ramah.
Tidak lama kemudian, saya melihat sosok yang sudah tak asing muncul dari arah koridor. Wajahnya masih sama seperti dulu ramah, cerah, dan penuh kehangatan. Kami berdua langsung saling menatap, dan tanpa banyak kata, langkah kami saling mendekat. Pelukan hangat pun terjadi. Sebuah pelukan yang menyatukan rindu bertahun-tahun lamanya. Saya bisa merasakan betapa bahagianya kami berdua bisa bertemu kembali setelah 14 tahun berpisah.
Kami pun masuk ke ruangannya. Ruangan itu terasa nyaman dan penuh warna, dengan beberapa kutipan motivasi di dinding. Di atas meja ada beberapa map, tumpukan kertas, dan vas kecil berisi bunga plastik. Saya duduk di kursi tamu, sementara Bu Ani duduk di sebelah saya.
Percakapan pun mengalir begitu saja. Kami berbicara panjang lebar mulai dari kabar keluarga, kegiatan mengajar, sampai kenangan masa lalu ketika masih sama-sama bekerja di sekolah yang dulu. Tawa sering kali pecah di antara obrolan kami. Ada saja hal lucu yang kami ingat: kebiasaan teman-teman lama, kegiatan sekolah, hingga momen kecil yang dulu mungkin tampak biasa, tetapi kini terasa begitu berharga untuk dikenang.
Kalimat itu benar-benar menancap di hati saya. Benar, silaturahmi tidak harus menunggu momen besar. Kadang, kesempatan kecil seperti inilah yang justru memberi makna besar dalam hidup.Ketika saya berpamitan, kami kembali berpelukan. Ada rasa haru yang sulit dijelaskan. Pertemuan singkat itu mungkin sederhana, tapi membawa kehangatan luar biasa. Saya melangkah keluar dari sekolah dengan hati yang penuh rasa syukur.
Saya sadar, silaturahmi bukan sekadar bertemu dan berbicara, tetapi tentang menjaga jalinan hati agar tetap dekat, meski waktu dan jarak pernah memisahkan. Hari itu saya belajar satu hal berharga bahwa rindu yang dijaga dengan doa dan niat baik, akhirnya akan menemukan jalannya untuk bertemu kembali.
Cepu, 17 Oktober 2025
Aku yo koyo iku pada hal baru dia tahun
BalasHapus