Rabu, 22 Oktober 2025

Sarapan Bareng Di Kelas 7F

 

                                   

Karya: Gutamining Saida

Rabu pagi itu, udara terasa begitu segar. Langit biru dengan awan putih berarak perlahan, dan sinar matahari menembus sela-sela dedaunan di halaman sekolah. Saya melangkah ke arah kelas 7F dengan perasaan bersemangat. Kelas ini memang selalu punya energi yang berbeda ceria, aktif, dan penuh semangat belajar. Tidak heran jika setiap kali jadwal mengajar IPS di kelas 7F tiba, saya ikut bersemangat untuk berkreasi agar pembelajaran terasa hidup dan menyenangkan.

Begitu saya tiba di depan pintu kelas, terdengar suara riuh anak-anak yang sedang bercanda. Namun, ketika saya masuk, suasana langsung berubah rapi. “Selamat pagi, Bu!” sapa mereka serempak. Saya tersenyum lebar. “Selamat pagi juga, anak-anak hebat kelas 7F. Bagaimana kabar kalian pagi ini?”

“Baik, Bu!” jawab mereka kompak.

Seperti biasa, sebelum memulai pelajaran, saya mengajak mereka berdoa bersama. Setelah doa selesai, saya berdiri di depan kelas dengan senyum misterius. “Anak-anak, hari ini kita akan belajar IPS dengan cara yang sedikit berbeda,” kata saya sambil menatap mereka satu per satu.

Mereka langsung bersorak kecil, sudah terbiasa bahwa jika saya membawa tas besar atau barang yang tampak ‘aneh’, pasti ada kegiatan seru yang menanti. Kali ini pun tak berbeda. Dari dalam tas saya, saya keluarkan beberapa bungkus snack dan minuman instan. Ada Mak Cabe, Potato, Taro, dan Energen berbagai rasa . Semua itu jenis jajanan yang sangat mereka kenal.

Beberapa siswa langsung berseru.
“Wah, itu Mak Cabe, Bu!”
“Saya suka Taro rasa keju, Bu!”
“Bu, itu buat kita?” tanya Raffa dengan mata berbinar.

Saya tertawa kecil melihat antusiasme mereka. “Sabar dulu, ini bukan sarapan beneran ya, tapi kita akan sarapan bareng versi IPS,” jawab saya sambil mengangkat satu bungkus Energen rasa jahe.

Saya kemudian bertanya, “Siapa yang belum sempat sarapan dari rumah?”
Fahri mengangkat tangan sambil berkata, “Saya sudah, Bu.”
Arya menyusul, “Saya belum, Bu.”
“Kalau saya sarapan di kantin, Bu,” kata Raffa sambil tertawa kecil.

“Baiklah,” jawab saya sambil tersenyum. “Hari ini kita sarapan bareng baik yang sudah maupun yang belum. Karena sarapan bukan hanya soal makan, tapi soal semangat. Jadi, kita akan sarapan semangat belajar IPS!”

Mereka bersorak gembira. Saya lalu meminta dua siswa untuk membantu saya menempelkan bungkus-bungkus snack dan Energen itu di papan tulis menggunakan selotip warna-warni. Tampilan papan tulis pun langsung berubah menjadi penuh warna, seperti pajangan snak di toko snak.

Sambil mereka menatap penuh rasa ingin tahu, saya menjelaskan aturan mainnya. “Di balik setiap bungkus snack ini ada pertanyaan tentang materi IPS yang sudah kita bahas minggu lalu. Tugas kalian adalah membentuk delapan kelompok, masing-masing beranggotakan empat orang. Tapi kalau ada yang tidak lengkap, bisa jadi tiga juga tidak apa-apa. Setiap kelompok akan bergiliran mengambil satu bungkus snack, membaca pertanyaannya, dan mendiskusikan jawabannya. Kalau berhasil menjawab dengan benar dan menulis di buku, kalian boleh ambil bungkus lainnya.”

“Wah, seru banget, Bu!” kata Kenzi dengan mata berbinar.

“Sudah siap semuanya?” tanya saya dengan suara lantang.
“Siapppp!” jawab mereka serempak, seperti pasukan yang siap beraksi.

Permainan pun dimulai. Satu per satu perwakilan kelompok maju ke depan untuk mengambil bungkus snack. Ada yang memilih Mak Cabe, ada yang langsung meraih Potato, ada juga yang penasaran dengan Energen rasa kacang hijau. Begitu bungkus dibuka, terdengar berbagai reaksi lucu.

“Wah, susah banget pertanyaannya, Bu!”
“Ah gampang ini, tentang perubahan sosial!”
“Cepat, cepat tulis jawabannya!”

Kelas berubah menjadi riuh penuh semangat. Setiap kelompok berdiskusi serius tapi tetap diselingi tawa. Saya berjalan mengelilingi kelas, memantau satu per satu kelompok, sesekali memberi petunjuk kecil atau memotivasi agar mereka terus aktif.

Kelompok yang dipimpin oleh Kenzi tampak sangat kompak. Mereka bekerja cepat, membagi tugas  satu membaca soal, satu menulis, dua lainnya membantu memberi ide jawaban. Wajah-wajah mereka menunjukkan semangat yang luar biasa.

“Bu, kelompok kami sudah selesai, boleh ambil yang Taro?” tanya Kenzi dengan senyum bangga.
“Boleh! Tapi pastikan jawabannya benar ya,” jawab saya sambil memeriksa pekerjaan mereka. Hasilnya benar semua. “Hebat! Lanjutkan, semangat terus!”

Sementara itu, kelompok lain tak mau kalah. Fahri dan teman-temannya berusaha mengejar. “Ayo cepet, cepet! Kalah sama kelompok Kenzi nanti!” teriak mereka sambil tertawa.

Suasana kelas benar-benar hidup. Tawa, semangat, dan kerja sama berpadu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Setiap kali satu kelompok menyelesaikan pertanyaan, mereka bersorak kecil, seolah baru memenangkan perlombaan besar.

Setelah sekitar empat puluh menit, akhirnya kelompok Kenzi menyelesaikan seluruh pertanyaan lebih dulu. Mereka langsung berdiri dan bersorak, “Menang! Menang!”

Kelas pun ramai oleh tepuk tangan dan teriakan semangat. Saya tersenyum lebar, merasa bahagia melihat wajah-wajah ceria itu. “Luar biasa! Kalian semua hebat hari ini. Bukan hanya kelompok Kenzi yang menang, tapi seluruh kelas karena sudah berani aktif dan kompak.”

Saya menutup kegiatan dengan memberi sedikit refleksi. “Anak-anak, belajar IPS tidak harus membosankan. Kita bisa belajar dari cara yang seru, asal tetap bermakna. Seperti hari ini, kalian bukan hanya belajar tentang materi, tapi juga kerja sama, kecepatan berpikir, dan tanggung jawab.”

Mereka mendengarkan dengan wajah berbinar. Beberapa masih memegang bungkus snack kosong yang kini menjadi simbol kemenangan kecil mereka hari itu. Sebelum saya meninggalkan kelas, Arya sempat berseru, “Bu, besok sarapan bareng lagi, ya!”

Saya tertawa. “Boleh, asal kalian tetap semangat seperti ini.”

Saya keluar kelas dengan hati hangat. Di balik keriuhan dan tawa, saya tahu, ada makna besar yang tumbuh dari semangat belajar yang tak ternilai. Saya merasa bersyukur bisa menjadi bagian dari perjalanan belajar mereka, yang penuh warna, tawa, dan energi positif. Kelas 7F bukan hanya belajar tentang IPS. Mereka belajar tentang kebersamaan, semangat, dan bahwa ilmu bisa datang dari cara paling sederhana bahkan dari bungkus Mak Cabe dan Energen di papan tulis.

Cepu, 22 Oktober 2025











Tidak ada komentar:

Posting Komentar