Rabu, 09 Juli 2025

Rumah Baru Elmira

Karya :Gutamining Saida 
Cucu-cucu saya adalah sumber tawa, kehebohan, dan rasa haru yang tidak bisa saya lukiskan dengan kata-kata. Sebagai seorang nenek saya selalu memanfaatkan momen kebersamaan ini untuk mendampingi mereka belajar melalui permainan. Tak harus selalu lewat buku atau gawai. Kegiatan sederhana seperti menggambar, menyusun puzzle, atau membuat kerajinan tangan justru sering menjadi sumber pembelajaran yang paling menyenangkan.

Suasana rumah riuh dengan suara Zaskia, Hamzah dan Elmira yang sedang sibuk menempel-nempel stik es krim. Ruang tamu berubah jadi arena  permainan mereka.  Kertas, karton, potongan kardus, bola  dan tentu saja puluhan stik es krim bertebaran di sekeliling mereka.

Elmira yang sejak tadi bermain sendiri di pojokan, berjalan pelan-pelan menuju ruang tamu. Di tangannya ada semangkuk kecil berisi stik es krim yang ia kumpulkan dari ruang tengah. 

“Timmi… Elmira mau bikin rumah,” katanya pelan, dengan mata berbinar penuh harap.

Elmira yang masih berusia tiga tahun memang belum pernah benar-benar ikut permainan, kerajinan seperti kakak-kakaknya. Biasanya ia hanya menonton atau membantu memungut sisa-sisa bahan. Tapi pagi itu, tampaknya ia ingin ikut ambil bagian.

“Wah, boleh banget, sayang. Ayo sini, duduk sama Timmi,” ajak saya sambil menepuk lantai di samping saya.

Elmira duduk. Tangannya masih menggenggam erat mangkuk kecil berisi stik es krim.  Kemudian ia sibuk menempelkan stik es sebagai dinding rumah pada lantai. Suaranya tak banyak, matanya mengamati dengan sangat serius. Saya tahu, di dalam pikirannya sedang bekerja keras membayangkan apa yang ingin ia buat.

“Rumah Elmira…” gumamnya pelan.
Saya menoleh. “Rumah dari stik es krim?”
“Iya, pakai stik es krim. ” jawabnya polos, sambil memiringkan kepalanya.

Saya tertawa kecil. Rupanya ia sedang membayangkan rumah yang baru. Imajinasi anak-anak memang selalu menarik dan kadang tak terduga.

“Wah, rumah! Ide bagus! Ayo kita buat. Timmi bantu ya.”
Elmira mulai menempelkan stik es krim satu demi satu. Gerakannya masih ragu. Saya ingin ia menikmati prosesnya, bukan sekadar hasil akhirnya.

Elmira sibuk menyusun potongan stik seperti membuat pagar mungil. 
Setelah beberapa menit, “rumah versi Elmira pun selesai."

Elmira berhasil menyelesaikan karya pertamanya dari stik es krim. Bukan rumah paling rapi, bukan juga yang paling besar, tapi yang paling imajinatif dan penuh makna.

Saya tahu, bagi anak seusia Elmira, karya seperti ini adalah langkah besar. Dia bukan lagi sekadar penonton. 

Saya merasa sangat bersyukur bisa menyaksikan Elmira membangun rumah dari stik es krim yang penuh cinta.
Cepu, 9 Juli 2025 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar