Syukuran




Karya : Gutamining Saida 
Mentari bersinar dengan hangat di atas langit Cepu. Angin semilir berembus perlahan, seolah mengabarkan bahwa hari ini akan menjadi hari istimewa bagi keluarga besar SMPN 3 Cepu. Bukan hari biasa, karena telah tersebar undangan makan siang yang mengumpulkan bukan hanya para guru yang masih aktif, namun juga para kepala sekolah yang telah purna tugas. Undangan ini terasa seperti ajakan pulang ke rumah lama, di mana setiap sudutnya penuh kenangan dan tawa bersama.

Saya pun bersyukur, karena termasuk yang diundang. Ini bukan hanya soal rezeki berupa makan siang, tetapi juga rezeki dalam bentuk silaturahmi, dan rasa syukur yang menguatkan hati. Urusan rezeki memang sepenuhnya rahasia Allah Subhanahu Wsta'alla. Siang ini, saya percaya, rezeki itu sampai kepada saya dengan indahnya.

Perjalanan menuju lokasi acara bukanlah perjalanan biasa. Untuk mencapai RM Taman Kampung, kami harus menyeberangi jembatan Bengawan Solo yang tenang mengalir, seperti menyimpan kisah sendiri dalam bisiknya. Beberapa teman datang naik mobil bersama, yang lain boncengan motor, bahkan ada yang datang sendiri, berkendara dalam keheningan, mungkin sambil mengenang tahun-tahun pengabdian di SMPN 3 Cepu.

Tiba di lokasi, suasana langsung menyambut hangat. Pepohonan rindang menaungi taman dengan semilir angin yang bersahabat. Di tengah  meja-meja sudah ditata rapi. Aroma ikan bakar mulai tercium samar-samar, menggoda perut yang sejak pagi belum terisi berat. Di panggung kecil, pengeras suara telah siap, dan tampak beberapa bapak mantan kepala sekolah sudah hadir, duduk sambil bercengkerama penuh tawa.

Acara dibuka dengan hangat oleh pembawa acara yaitu Miss Lian. Siang itu terasa lebih istimewa karena bertepatan dengan ulang tahun dua sosok yang berarti yaitu Mbak Fitri dan Mbak Della. Tawa dan tepuk tangan mengiringi momen tiup lilin yang sederhana namun penuh kehangatan. Sebuah kue ulang tahun berukuran sedang hadir di tengah-tengah meja, dihias cantik. 

Setelah itu, sambutan dari pihak sekolah disampaikan bapak Kepala sekolah. Sambutan tidak hanya berisi ucapan syukur, namun juga rasa bangga atas kekompakan keluarga besar SMPN 3 Cepu. Dilanjutkan dengan sambutan syukuran, karena tiga orang teman kami baru saja diterima dalam formasi P3K. Mereka disebut satu per satu yaitu wajah-wajah bahagia muncul di antara para hadirin, dan doa bersama pun dilantunkan dengan khusyuk oleh bapak haji Jumakir, agar ketiga rekan tersebut senantiasa diberi kelancaran dalam mengemban amanah barunya.

Setelah semua sambutan selesai, waktu yang dinanti pun tiba yaitu  makan siang. Menu utamanya begitu menggoda ikan bakar yang matang sempurna, sambal segar pedas manis, lalapan yang masih renyah daun kemangi, timun dan kobis, serta oseng kangkung yang dimasak pas. Tidak berlebihan bumbunya, justru menghadirkan rasa rumah yang hangat. Minuman pun disajikan beragam ada teh hangat bagi pencinta klasik, es teh segar untuk pelepas dahaga, dan es jeruk atau jeruk hangat yang menyegarkan tenggorokan. Setiap orang bebas memilih sesuai selera.

Saya memilih duduk bersama beberapa rekan , dan tak terasa obrolan pun mengalir deras. Ada tawa, ada cerita masa lalu, ada juga keharuan saat mengenang teman-teman, aneka sajian. Sesekali terdengar suara merdu dari panggung, ternyata beberapa bapak kepala sekolah yang pernah menjabat di SMPN 3 Cepu turut menghibur diantaranya bapak Hermawan, pak Pri, ibu Pertiwi dan lainnya. Lagu-lagu kenangan dibawakan dengan penuh semangat, dan tak sedikit yang ikut menyanyi bersama.

Hari itu bukan hanya tentang makanan yang enak atau hiburan yang meriah. Hari itu adalah tentang pertemuan, tentang rasa syukur, tentang bagaimana rezeki bisa datang dalam wujud yang tak terduga yaitu  undangan makan siang yang penuh makna.

Di perjalanan pulang, melewati kembali jembatan Bengawan Solo, saya merenung. Terkadang, Allah Subhanahu Wata'alla memberi rezeki bukan dalam bentuk uang atau benda. Tapi dalam bentuk rasa yaitu rasa bahagia, rasa diterima, rasa syukur, dan rasa damai karena masih bisa tertawa dan berkumpul dengan orang-orang baik. 
Cepu, 7 Juni 2025 

Komentar