Selasa, 10 Juni 2025

Bersama Feresha Ray



Karya :Gutamining Saida 
Selasa pagi yang cerah layar ponsel seorang guru menyala dengan notifikasi penting. Grup WhatsApp “Kelas Menulis Buku Elektronik” Pukul 11.00 WIB, admin resmi menutup pendaftaran. Tidak disangka, sebanyak 91 orang peserta telah mendaftarkan diri. Mereka datang dari berbagai daerah, latar belakang, dan profesi. Semuanya memiliki satu mimpi yang sama yaitu menjadi penulis buku.

Malam itu, suasana terasa istimewa. Beberapa peserta mengaku menyiapkan diri sejak sore. Ada yang mencatat di buku, ada yang menyeduh teh, bahkan ada yang memilih ruangan paling tenang di rumahnya. Mereka tak ingin melewatkan momen penting yaitu bertemu dengan Feresha Ray, pemateri malam itu, secara daring.

Feresha Ray bukan nama asing di dunia kepenulisan. Ia adalah pemimpin redaksi Palaray Media, seorang penulis yang telah melahirkan lebih dari 40 buku, editor untuk lebih dari 900 buku, dan telah menjadi mentor lebih dari 3000 penulis di seluruh Indonesia. Ketika namanya diumumkan, peserta grup menyambut dengan emoji tepuk tangan dan komentar semangat.

Tepat pukul 19.30 WIB, kelas dimulai. Moderator menyapa peserta, membuka dengan basmalah, dan memperkenalkan pemateri dengan singkat namun hangat. Lalu, giliran Feresha Ray mengambil alih. Suaranya lembut tapi tegas. Ia membuka dengan satu kalimat yang langsung mengikat perhatian

“Menulis buku bukan soal bakat, tapi soal keberanian menulis kalimat pertama dan konsisten menuliskannya hingga selesai.”

Materi malam itu padat dan bernas. Dalam satu jam, Feresha membagikan rahasia dan pengalaman dalam menulis buku elektronik. Ia menjelaskan tahapan mulai dari menentukan ide,  hingga mengedit dan mempersiapkan naskah untuk penerbitan digital.Ia juga menekankan pentingnya mengenali pembaca sasaran dan bagaimana membuat buku yang tidak hanya informatif, tapi juga inspiratif. Para peserta menyimak dengan saksama. Beberapa kali mereka mencatat poin-poin penting yang muncul dengan suara di layar ponsel atau laptop mereka. Grup terasa hidup meski hening di dunia nyata.

Setelah satu jam berlalu, moderator membuka sesi tanya jawab. Peserta antusias. Dalam sepuluh menit yang tersedia, banyak yang ingin bertanya. Tapi Feresha tetap sabar membaca dan menjawab satu per satu. Karena semangat yang tinggi, admin memutuskan memperpanjang sesi hingga semua pertanyaan terjawab.

Ada yang bertanya soal cara mengatasi kebuntuan menulis. Ada pula yang ingin tahu bagaimana cara menyisipkan kisah pribadi ke dalam buku tanpa terkesan berlebihan. Bahkan ada yang bertanya, “Bu Feresha, apakah saya yang belum pernah menulis, bisa punya buku tahun ini?” Pertanyaan itu dijawab Feresha dengan mantap. “Bukan hanya bisa. Tapi harus bisa. Karena satu-satunya cara punya buku adalah dengan mulai menulis hari ini.”

Sesi tanya jawab usai menjelang pukul 21.30 WIB. Grup kembali tenang. Tapi semangat para peserta justru semakin menyala, terlebih setelah pengumuman tantangan khusus dari tim pelatihan. 
Admin menyampaikan, “Peserta ditantang untuk mengumpulkan naskah buku elektronik. Lima naskah terbaik akan mendapatkan layanan penerbitan gratis dari Palaray Media.”

Sontak grup kembali riuh dengan emoji semangat, komentar “Bismillah”, dan ucapan terima kasih kepada Feresha Ray. Tantangan itu bukan hanya hadiah, tapi sebuah dorongan kuat untuk benar-benar mewujudkan mimpi menjadi penulis.

Beberapa peserta ada yang ingin menulis memoar, kisah inspiratif sebagai guru, kumpulan puisi, hingga buku motivasi untuk remaja. Mereka saling menyemangati, membagikan kutipan, dan tak sedikit yang mulai membentuk grup kecil untuk saling bantu dan menyunting naskah.

Malam itu, sebuah kelas daring sederhana telah melahirkan gelombang semangat yang besar. Bukan hanya karena materi yang disampaikan, tapi karena sentuhan ketulusan dari seorang pemateri yang mengerti benar bagaimana menghidupkan mimpi.

Dan di balik layar, diam-diam seorang peserta menatap layar ponselnya, menulis di buku kecilnya "Aku akan jadi salah satu dari lima terbaik. Aku akan menulis. Bukan besok, tapi malam ini juga."
Cepu, 11 Juni 2025 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar