Kamis, 03 April 2025

Tukar Snak

Karya : Gutamining Saida

Acara tukar snack yang tanpa direncanakan secara matang sebelumnya akhirnya tiba. Pagi sebelum berangkat, di grup WhatsApp, mbak Fatim mengajak tukar snak. Setiap orang harus membawa snack dengan huruf awal sesuai inisial nama dan sejumlah peserta reoni kelas “D”. Seperti biasa, tidak semua orang benar-benar membaca pengumuman dengan saksama. Bahkan ada juga yang tidak membacanya sama sekali.

Saya, Mbak Fatim dan Mbak Endah sudah berkumpul di tempat acara. Kami memperhatikan satu per satu teman-teman yang datang. Mereka membawa kresek berisi snack dengan beragam merek. Tiba-tiba mata kami tertuju pada  dua orang teman yang datang sudah duduk-duduk tanpa membawa apa pun. Spontan, kami saling berpandangan dan tersenyum. Mbak Fatim, yang memang terkenal ceplas-ceplos, langsung nyeletuk, “Loh, kresek kamu mana, kamu bawa apa, nggak bawa apa-apa?”

Teman kami yang datang tanpa snack hanya bisa tersenyum kaku. “Aku nggak nemu, nama aku huruf Z,” katanya sambil mengeluarkan ponselnya. “Aku cari di HP juga nggak ada yang cocok.”

Kami bertiga langsung tertawa. Memang, mencari snack dengan huruf Z tidaklah mudah. Tentu saja ada alternatif lain.

“Kamu mana, Pri? Huruf S gampang, banyak,” ujar Mbak Fatim tanpa henti sambil tetap tertawa.

Teman kami hanya diam, mungkin kebingungan atau mungkin merasa sedikit bersalah karena tidak membawa snack. Melihat situasi ini, Mbak Endah mencoba membantu mencari solusi.

“Kalau susah cari Z, permen juga bisa. Permen “ZINGY” Atau kalau benar-benar nggak ada, ya cari yang huruf A. Contohnya Astor,” katanya dengan nada menenangkan.

Kami semua mengangguk setuju. Namun, masalahnya teman kami ini tidak membawa snack sama sekali, jadi harus segera membeli sebelum acara dimulai. Dengan sedikit bercanda, Mbak Fatim berkata, “Kalau nggak sanggup cari, saya aja yang belikan. Nanti uangnya ganti ya.”

Teman kami yang baru datang, namanya mbak Harti, menaruh kresek snak di pojok. Karena kreseknya tampak kecil. Mbak Fatim langsung menanya, “Kresekmu kok kecil bawa apa?

“Aku bawa dua.” Jawab mbak Harti dengan tenang

Kami bertiga tertawa. Mbak Harti semakin binggung. Kemudian melangkah mengambil kreseknya mengeluarkan serta menunjukkan kotak kadonya pada kami. Kami pun tertawa kembali. ”Memangnya kenapa, ada yang kliru?” Tanya mbak Harti tanpa ekspresi. Dia tampak semakin binggung.

“Harusnya kamu membawa kado ini sejumlah 13.”ujar Mbak Fatim.

“Oooooh, baru paham sekarang.”

Kami tertawa kembali. Akhirnya, setelah sedikit diskusi mbak Harti ditemani mbak Fatim keluar untuk membeli di toko terdekat. Teman lain setuju untuk pergi membeli snack. Kami pun menyuruhnya berangkat berdua dengan teman lain agar lebih cepat. Selagi mereka pergi, kami kembali mengobrol dan membahas betapa seringnya kejadian seperti ini terjadi. Ada saja yang kurang teliti dalam membaca informasi di grup.

Sementara di depan Indomaret, Lukiyanto bertemu dengan Mbak Fatim. “Beli snack ya, jumlahnya harus 13,” kata Mbak Fatim.

Lukiyanto mengangguk paham, tetapi ia hanya menangkap informasi tentang jumlahnya. Bukan inisial nama. Ia pun masuk ke dalam toko dan mulai mengambil berbagai macam snack. Setelah merasa cukup, ia pun melanjutkan ke tempat acara dengan menenteng kantong plastic transparan.

Beberapa menit kemudian, mbak Fatim dan lainnya kembali dengan senyum kemenangan di wajah mereka. Rupanya, mereka berhasil menemukan snak dengan merek berawalan huruf “A”. Kami pun langsung bertepuk tangan dan tertawa bersama.

Ketika kami melihat isi kantong plastik Lukiyanto, tawa kami semakin pecah. Di dalamnya ada aneka macam yaitu susu Bear Brand, vitamin C, dua bungkus sosis, Good Time, dan beberapa snack lainnya. Mbak Fatim pun langsung menepuk dahinya sambil tertawa terbahak-bahak.

“Ini salah, Luk!” kata Mbak Fatim.

“Kenapa?” tanya Lukiyanto polos.

“Ini sudah 13 jumlahnya,” imbuhnya.

“Iya, jumlahnya sudah betul. Tapi tidak sesuai dengan namamu!” kata Mbak Fatim sambil tertawa.

Kami semua kembali tertawa lebih keras. Betapa lucunya kesalahpahaman ini. Lukiyanto hanya fokus pada jumlah, tanpa menghiraukan inisial namanya.

Acara tukar snack pun dimulai. Setiap orang mengambil giliran memberikan dengan cara menyuktak snack sesuai dengan huruf inisial namanya. Teman lain mengeroyok snak teman lain yang mendapat bagian. Suasana penuh canda tawa, terutama saat melihat ekspresi beberapa teman yang mendapatkan snack yang mungkin tidak mereka harapkan.

Kami semua tertawa lebih keras. “Hadeeeh, tadi aja panik!” ujar Mbak Fatim sambil tertawa geli.

Acara hari itu benar-benar penuh dengan keceriaan. Dari hal yang sepele seperti tukar snack saja bisa menciptakan banyak tawa dan kehebohan. Kami pun belajar satu hal penting yaitu membaca informasi di grup itu penting, biar nggak panik di saat-saat terakhir!

Cepu, 4 April 2025

 

 

2 komentar: