Acara tukar snack yang tanpa direncanakan
secara matang sebelumnya akhirnya tiba. Pagi sebelum berangkat, di grup WhatsApp, mbak Fatim mengajak
tukar snak. Setiap orang harus membawa snack dengan huruf awal sesuai inisial
nama dan sejumlah peserta reoni kelas “D”. Seperti biasa, tidak semua orang
benar-benar membaca pengumuman dengan saksama. Bahkan ada juga yang tidak
membacanya sama sekali.
Saya, Mbak Fatim dan Mbak Endah
sudah berkumpul di tempat acara. Kami memperhatikan satu per satu teman-teman
yang datang. Mereka membawa kresek berisi snack dengan beragam merek. Tiba-tiba
mata kami tertuju pada dua orang teman
yang datang sudah duduk-duduk tanpa membawa apa pun. Spontan, kami saling
berpandangan dan tersenyum. Mbak Fatim, yang memang terkenal ceplas-ceplos,
langsung nyeletuk, “Loh, kresek kamu mana, kamu bawa apa, nggak bawa apa-apa?”
Teman kami yang datang tanpa
snack hanya bisa tersenyum kaku. “Aku nggak nemu, nama aku huruf Z,” katanya
sambil mengeluarkan ponselnya. “Aku cari di HP juga nggak ada yang cocok.”
Kami bertiga langsung tertawa.
Memang, mencari snack dengan huruf Z tidaklah mudah. Tentu saja ada alternatif
lain.
“Kamu mana, Pri? Huruf S gampang,
banyak,” ujar Mbak Fatim tanpa henti sambil tetap tertawa.
Teman kami hanya diam, mungkin
kebingungan atau mungkin merasa sedikit bersalah karena tidak membawa snack.
Melihat situasi ini, Mbak Endah mencoba membantu mencari solusi.
“Kalau susah cari Z, permen juga
bisa. Permen “ZINGY” Atau kalau benar-benar nggak ada, ya cari yang huruf A.
Contohnya Astor,” katanya dengan nada menenangkan.
Kami semua mengangguk setuju.
Namun, masalahnya teman kami ini tidak membawa snack sama sekali, jadi harus
segera membeli sebelum acara dimulai. Dengan sedikit bercanda, Mbak Fatim
berkata, “Kalau nggak sanggup cari, saya aja yang belikan. Nanti uangnya ganti
ya.”
Teman kami yang baru datang, namanya mbak Harti, menaruh kresek snak di pojok. Karena kreseknya tampak
kecil. Mbak Fatim langsung menanya, “Kresekmu kok kecil bawa apa?
“Aku bawa dua.” Jawab mbak Harti
dengan tenang
Kami bertiga tertawa. Mbak Harti
semakin binggung. Kemudian melangkah mengambil kreseknya mengeluarkan serta
menunjukkan kotak kadonya pada kami. Kami pun tertawa kembali. ”Memangnya
kenapa, ada yang kliru?” Tanya mbak Harti tanpa ekspresi. Dia tampak semakin
binggung.
“Harusnya kamu membawa kado ini
sejumlah 13.”ujar Mbak Fatim.
“Oooooh, baru paham sekarang.”
Kami tertawa kembali. Akhirnya,
setelah sedikit diskusi mbak Harti ditemani mbak Fatim keluar untuk membeli di
toko terdekat. Teman lain setuju untuk pergi membeli snack. Kami pun
menyuruhnya berangkat berdua dengan teman lain agar lebih cepat. Selagi mereka
pergi, kami kembali mengobrol dan membahas betapa seringnya kejadian seperti
ini terjadi. Ada saja yang kurang teliti dalam membaca informasi di grup.
Sementara di depan Indomaret,
Lukiyanto bertemu dengan Mbak Fatim. “Beli snack ya, jumlahnya harus 13,” kata
Mbak Fatim.
Lukiyanto mengangguk paham,
tetapi ia hanya menangkap informasi tentang jumlahnya. Bukan inisial nama. Ia
pun masuk ke dalam toko dan mulai mengambil berbagai macam snack. Setelah
merasa cukup, ia pun melanjutkan ke tempat acara dengan menenteng kantong plastic
transparan.
Beberapa menit kemudian, mbak
Fatim dan lainnya kembali dengan senyum kemenangan di wajah mereka. Rupanya,
mereka berhasil menemukan snak dengan merek berawalan huruf “A”. Kami pun
langsung bertepuk tangan dan tertawa bersama.
Ketika kami melihat isi kantong
plastik Lukiyanto, tawa kami semakin pecah. Di dalamnya ada aneka macam yaitu susu Bear Brand,
vitamin C, dua bungkus sosis, Good Time, dan beberapa snack lainnya. Mbak Fatim
pun langsung menepuk dahinya sambil tertawa terbahak-bahak.
“Ini salah, Luk!” kata Mbak Fatim.
“Kenapa?” tanya Lukiyanto polos.
“Ini sudah 13 jumlahnya,”
imbuhnya.
“Iya, jumlahnya sudah betul. Tapi
tidak sesuai dengan namamu!” kata Mbak Fatim sambil tertawa.
Kami semua kembali tertawa lebih
keras. Betapa lucunya kesalahpahaman ini. Lukiyanto hanya fokus pada jumlah,
tanpa menghiraukan inisial namanya.
Acara tukar snack pun dimulai.
Setiap orang mengambil giliran memberikan dengan cara menyuktak snack sesuai dengan huruf inisial
namanya. Teman lain mengeroyok snak teman lain yang mendapat bagian. Suasana penuh canda tawa,
terutama saat melihat ekspresi beberapa teman yang mendapatkan snack yang
mungkin tidak mereka harapkan.
Kami semua tertawa lebih keras.
“Hadeeeh, tadi aja panik!” ujar Mbak Fatim sambil tertawa geli.
Acara hari itu benar-benar penuh
dengan keceriaan. Dari hal yang sepele seperti tukar snack saja bisa
menciptakan banyak tawa dan kehebohan. Kami pun belajar satu hal penting yaitu
membaca informasi di grup itu penting, biar nggak panik di saat-saat terakhir!
Cepu, 4 April 2025
Eeehhhhhmmmm,tunggu THN depan😆
BalasHapusboleh
BalasHapus