Karya : Gutamining Saida
Suasana Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Blora dipenuhi semangat dari para peserta yang datang mengikuti Bimbingan Teknis (Bintek) kepenulisan. Rabu yang cerah seolah menjadi saksi hadirnya para pecinta literasi dari berbagai latar belakang yaitu guru, penulis pemula, pegiat komunitas literasi, dan siswa-siswi yang antusias belajar.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ibu Sekretaris Dinas DPK Blora. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya peran literasi dalam membentuk karakter masyarakat yang berpikir kritis dan kreatif. Beliau berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi ruang yang memberi manfaat luas dan menjadi inspirasi untuk berkarya.
Setelah pembukaan, sambutan dilanjutkan oleh Bapak Kepala Bidang (Kabid) DPK Blora. Dalam sambutannya, beliau menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat dalam mengembangkan budaya literasi di era digital. Beliau juga memberikan apresiasi kepada para narasumber yang bersedia berbagi ilmu serta para peserta yang bersemangat mengikuti kegiatan hingga tuntas.
Bapak Dwiyono sebagai narasumber pertama membahas Asyik Menulis Esay. Sesi pertama dibuka oleh Bapak Dwiyono, seorang penulis yang kerap mengirimkan karya ke media anak-anak seperti Majalah Bobo dan juga aktif di Komunitas Bisa Menulis (KBM). Dengan tutur kata yang tenang dan bersahaja, beliau membagikan pengalaman menulis cerita anak yang menyenangkan sekaligus mendidik.
“Menulis untuk anak-anak bukan hanya soal bahasa yang sederhana, tapi juga soal menyentuh perasaan dan membangkitkan rasa ingin tahu mereka,” ujar beliau. Ia pun memberikan latihan singkat membuat cerita yang ternyata memicu kreativitas luar biasa dari para peserta. Beliau juga menekankan pentingnya bergabung dalam komunitas menulis agar semangat berkarya tetap terjaga. “Komunitas adalah tempat kita belajar, berbagi, dan saling menyemangati,” pesannya.
Bapak Sugie sebagai nara sumber Kedua Menulis Lewat Media Digital. Bapak Sugie tampil dengan energi positif dan gaya penyampaian yang segar. Beliau dikenal sebagai kontributor aktif di media seperti mojok.co, semilir.id, timeindonesia.co.id, dan surau.id. Fokus beliau adalah mengajak peserta untuk mulai berani mengirimkan tulisan ke media online dan mengenali karakter masing-masing media.
“Menulis itu harus punya niat berbagi. Kalau kita punya ide, atau pengalaman menarik, jangan disimpan sendiri. Tulis dan sebarkan,” katanya penuh semangat. Beliau pun membagikan tips-tips penting agar tulisan tembus media yaitu kenali gaya media, jaga orisinalitas, dan perhatikan judul. Dengan contoh-contoh konkret dari tulisannya sendiri, peserta diajak memahami bahwa peluang menulis di media digital sangat terbuka lebar, asal mau mencoba dan konsisten belajar.
Ibu Triyuli yaitu Mengurai Proses Kreatif Menulis. Sesi terakhir dibawakan oleh Ibu Triyuli, seorang penulis dan editor yang sudah berpengalaman dalam dunia literasi. Gaya bicaranya tenang namun sarat makna. Beliau membahas tentang tahapan menulis mulai dari menemukan ide, riset, menulis draf, hingga melakukan editing naskah.
“Menulis itu proses. Tak bisa instan. Tapi bila dijalani dengan tekun, hasilnya akan terasa,” ucapnya. Bu Tri memperkenalkan tiga pilar penting dalam menulis yaitu:
1. Kemampuan kebahasaan, yaitu kemampuan menyusun kalimat dengan struktur yang baik dan efektif.
2. Daya kreatif, yaitu kemampuan menggali ide-ide menarik dari hal-hal sederhana.
3. Daya imajinasi, kekuatan membangun dunia atau suasana lewat tulisan.
Peserta diajak menemukan ide membuat kerangka tulisan, mencari referensi pendukung, hingga melakukan penyuntingan mandiri. Banyak peserta merasa terbantu dengan pendekatan sistematis yang beliau berikan, karena selama ini mereka kerap berhenti di tengah proses menulis akibat kehilangan arah.
Menjelang sore, bintek ditutup dengan sesi refleksi. Refleksi menjawab dengan bantuan handphone. Para peserta menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaan mereka bisa belajar langsung dari tiga narasumber hebat dengan pendekatan yang berbeda-beda. Ada yang termotivasi untuk mengirimkan tulisan ke media anak, ada yang ingin menaklukkan media daring, dan ada pula yang merasa mantap memulai kembali menulis setelah lama vakum.
Hari itu bukan hanya tentang belajar menulis. Beliau menjadikan ruang tumbuh, ruang berbagi, dan ruang memulai kembali bagi siapa saja yang mencintai dunia kata. Di DPK Blora diciptakan suasana hangat serta inspirasi dari tiga sosok luar biasa yaitu Pak Dwiyono, Pak Sugie, dan Bu Triyuli. Terima kasih ilmu dan kesempatan yang diberikan oleh narasumber dan DPK Blora. Semoga DPK semakin jaya dan narasumber semakin sukses serta sehat selalu.
Cepu, 24 April 2025
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar