Jumat, 22 Agustus 2025

Esmega dan Ayam Alas

Karya : Gutamining Saida 
Suasana pagi di Kecamatan Cepu terasa berbeda dari biasanya. Sejak matahari baru saja menampakkan sinarnya, jalan-jalan utama kota kecil itu sudah dipadati warga. Tua, muda, hingga anak-anak berbondong-bondong menuju jalur karnaval yang telah disiapkan oleh panitia. Karnaval tingkat kecamatan tahun ini memang istimewa, sebab selain menjadi ajang tahunan, ada penampilan yang ditunggu-tunggu oleh warga yaitu barisan dari SMP Negeri 3 Cepu, atau yang lebih dikenal dengan Esmega.

Esmega tahun ini mengusung tema “Ayam Alas" Potensi Kearifan Satwa Hutan Blora”. Tema ini dipilih bukan tanpa alasan. Kabupaten Blora memang dikenal sebagai daerah dengan hutan luas dan aneka satwa khas, salah satunya ayam alas yang menjadi simbol kegigihan, kewaspadaan, dan keindahan alam. Dengan mengangkat tema ini, Esmega ingin menunjukkan bahwa mereka tidak hanya sekadar ikut serta, tetapi juga membawa pesan kearifan lokal yang kuat, sembari memperlihatkan kemampuan berkreasi warga sekolahnya.

Persiapan dilakukan berbulan-bulan sebelumnya. Para guru, siswa, bahkan orang tua ikut serta memberikan dukungan. Kreator kostum, yang terdiri dari beberapa guru seni dan siswa berbakat, bekerja keras siang malam. Ide-ide kreatif dituangkan ke dalam rancangan kostum, mulai dari kepala hingga ujung kaki. Bahan-bahan sederhana diolah dengan penuh imajinasi hingga menyerupai bulu ayam yang indah, sayap yang kokoh, dan jengger merah menyala pada sosok ayam jago. Kerja keras tanpa mengenal lelah itu akhirnya terbayar ketika hari karnaval tiba.

Barisan Esmega menjadi peserta dengan nomor urut satu. Saat rombongan mulai melangkah, sorak-sorai penonton langsung menggema. Mereka sudah menanti-nanti penampilan istimewa ini. Terdengar decak kagum ketika kostum ayam jago, ayam babon, dan indukan melintas. Gerakan mereka lincah, menyerupai tingkah satwa hutan sesungguhnya, namun tetap sarat dengan estetika seni pertunjukan.

Tidak berhenti di situ, Esmega menambahkan kejutan dengan menghadirkan ogoh-ogoh berbentuk ayam alas raksasa. Ogoh-ogoh ini digotong oleh beberapa siswa dengan penuh semangat, berjalan gagah di sepanjang jalan, seolah menghidupkan kembali sosok satwa hutan yang menjadi ikon Blora. Anak-anak kecil yang menonton tampak terpukau, sebagian bahkan berteriak riang sambil menunjuk ogoh-ogoh itu.

Di barisan depan, Marching Band Esmega menampilkan irama semangat. Dentuman drum, tiupan terompet, dan gemuruh bass membuat langkah peserta semakin mantap. Di sela-sela musik modern itu, terdengar pula tabuhan gamelan tradisional yang dimainkan sekelompok siswa. Perpaduan musik modern dan tradisional ini menciptakan harmoni yang jarang terdengar, seolah menyatukan dunia masa kini dengan warisan budaya leluhur.

Tidak kalah memukau, empat sinden cantik ikut berjalan kaki di barisan. Dengan busana khas yang anggun dan suara emas yang merdu, mereka melantunkan tembang-tembang Jawa yang menambah kental nuansa lokal. Sambil bernyanyi, mereka sesekali ikut menari, diiringi para penari pengrawit yang gemulai mengikuti alunan gamelan. Penonton pun terhanyut, sebagian ikut bersenandung, sebagian lain merekam dengan gawai mereka untuk mengabadikan momen langka tersebut.

Kerja sama tim benar-benar terlihat jelas dalam penampilan Esmega. Guru dan siswa berjalan beriringan, saling melengkapi. Para guru yang sehari-hari mengajar kini ikut larut dalam suasana, mendampingi barisan dengan penuh bangga. Mereka tahu, apa yang disajikan hari itu bukan hasil instan, melainkan buah dari perjuangan panjang yang penuh semangat gotong royong.

Kreativitas para kreator kostum benar-benar dipuji. Dari kejauhan, kostum ayam jago tampak gagah dengan bulu berkilauan, sementara ayam babon terlihat anggun dengan warna lembut dan sayap yang indah. Kostum induk ayam dibuat dengan detail teliti, menonjolkan kehangatan dan kebersamaan, sesuai makna yang ingin disampaikan: bahwa keluarga dan kebersamaan adalah kekuatan.

Sepanjang perjalanan, penonton tidak henti-hentinya memberikan tepuk tangan. Banyak yang bersorak, “Hidup Esmega! Luar biasa!” Ada pula yang bersiul, bertepuk tangan mengikuti irama marching band, bahkan ada yang melambaikan tangan kepada para penari dan sinden. Sorak-sorai itu menjadi bukti bahwa Esmega berhasil memikat hati masyarakat.

Salah satu momen paling berkesan adalah ketika para penari ayam jago melakukan gerakan bersama mereka menunduk, mengepakkan sayap, lalu maju dengan gerakan sigap, seolah sedang mempertahankan wilayahnya. Penonton terperangah, lalu disambut dengan tepuk tangan riuh. Anak-anak kecil bertepuk tangan gembira, sementara orang tua mengangguk penuh kebanggaan.

Esmega bukan sekadar tampil, mereka menyampaikan pesan. Lewat karnaval ini, mereka ingin mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menjaga hutan dan satwa di dalamnya. Ayam alas menjadi simbol kearifan lokal yang harus dirawat, dijaga, dan dikenalkan kepada generasi muda. Pesan ini tersampaikan dengan indah melalui perpaduan musik, tarian, kostum, dan kreativitas panggung yang mereka suguhkan.

Ketika rombongan Esmega akhirnya sampai di garis akhir, suasana masih riuh. Banyak penonton yang merasa belum puas, mereka berharap penampilan itu lebih lama. Meskipun hanya berlangsung dalam beberapa jam, penampilan Esmega meninggalkan kesan mendalam. Banyak warga yang membicarakan penampilan tersebut bahkan setelah karnaval usai.

Bagi siswa-siswi Esmega, pengalaman ini tentu tak akan terlupakan. Mereka belajar bahwa kerja keras, kebersamaan, dan kreativitas bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Bagi para guru, rasa bangga bercampur haru karena melihat anak didiknya mampu menampilkan yang terbaik. Sementara bagi masyarakat, karnaval ini bukan hanya hiburan, tetapi juga pengingat tentang betapa kayanya budaya dan kearifan lokal Blora.

Esmega membuktikan bahwa mereka tidak hanya mampu berprestasi di bidang akademik, tetapi juga memiliki kemampuan berkarya di bidang seni dan budaya. Karnaval Ayam Alas menjadi bukti bahwa dengan semangat dan kerja sama, segala sesuatu bisa diwujudkan. Hari itu, di sepanjang jalan Kecamatan Cepu, Esmega berhasil menjadi bintang utama yang memikat ribuan pasang mata dengan karya gemilangnya. Semoga menghibur. 
Cepu, 23 Agustus 2025 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar