Karya: Gutamining Saida
Penilaian Tengah Semester (PTS)
Genap tahun ajaran 2024/2025 kali ini membawa pengalaman baru bagi saya. Meski
sudah terbiasa menjadi pengawas dalam berbagai ujian, kali ini ada sesuatu yang
berbeda. Saya ditugaskan di SMPN 3 Cepu, sebuah sekolah yang masih terasa asing
bagi saya. Ini adalah kali pertama saya menjadi pengawas di sini. Tentu saja ada rasa penasaran sekaligus
sedikit canggung yang menyertai langkah saya.
Ketika tiba di sekolah, saya
sempat berpikir akan langsung mendapat tugas mengawasi sejak jam pertama. Ternyata
saya tugas mengawasi di jam kedua. Ada perasaan lega, karena saya bisa
mengamati suasana terlebih dahulu. Ada sedikit gelisah, karena saya harus
mencari lokasi ruangan yang belum saya kenal. Saat melihat jadwal pengawas PTS,
saya membaca nama saya di ruang 24 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Saya menghela napas dan mulai
mencari ruang 24. Sekilas, saya melihat peta lokasi yang terpasang di dinding.
Saya merasa perlu bertanya agar tidak salah jalan. Beruntung, ada seorang teman
yang lewat di saat saya berjalan. Kami berjalan beriringan dan dia dengan sabar
menunjukkan arah yang harus saya tempuh.
“Naik tangga samping masjid, lalu
ikuti jalan lurus sampai ke kelas yang paling akhir,” ujarnya.
Saya mengangguk tak lupa
mengucapkan terima kasih. Saya bersyukur kepada Allah Subhanahu Wata’alla ada
yang membantu menunjukkan. Dengan hati-hati, saya melangkah menaiki tangga.
Udara pagi masih terasa sejuk walau sudah di jam kedua. Suasana sekolah sudah
cukup hening siswa sudah bersiap menghadapi Penilaian Tengah semester (PTS).
Saya terus berjalan lurus mengikuti petunjuk teman hingga akhirnya sampai di
ruang 24.
Sesampainya di depan kelas, saya
menarik napas dalam-dalam. Saya terlebih dahulu mengamati suasana kelas sebelum
masuk. Setiap tempat memiliki kebiasaannya masing-masing dalam kegiatan PTS
atau semesteran. Saya harus cepat menyesuaikan diri.
Saya masuk ke dalam kelas. Para
siswa sudah duduk rapi di bangku mereka masing-masing. Amplop coklat yang
berisi lembar soal serta jawaban saya
buka. Sebelumnya saya membaca mata Pelajaran dan waktu pelaksanaan sudah
sesuai. Kemudian saya bagikan kepada peserta PTS. Mereka semangat membaca soal
dengan serius.
Saya kemudian melihat sekeliling
kelas. Ada satu hal yang menarik perhatian saya. Tas sekolah para siswa tetap
berada di dekat mereka. Di sekolah tempat saya dulu ada kebiasaan meletakkan
tas di depan kelas atau dibawah papan tulis sebelum ujian dimulai. Ini
dilakukan untuk memastikan tidak ada catatan atau contekan yang tersembunyi di
dalam tempat pensil atau penghapus. Di SMPN 3 Cepu, tampaknya sudah ada
kepercayaan penuh terhadap siswa. Saya
pun menyesuaikan diri dan tidak mempermasalahkan hal ini.
Selama Penilaian Tengah semester berlangsung,
saya memastikan suasana tetap kondusif. Beberapa siswa tampak mengerutkan dahi,
berpikir keras mencari jawaban. Sementara
yang lain menulis dengan lancar. Saya memperhatikan bahwa tidak ada gerakan
mencurigakan. Semua siswa tampak fokus pada lembar jawaban masing-masing.
Sekitar setengah jam berlalu,
saya tetap focus bertugas sebagai pengawas. Ada salah satu siswa berjalan mendekati
saya. “Bu, ini jawaban B dan D sama.” tanya dia dengan singkat.
“Kerjakan nomor yang lain dulu,
sambil menunggu bila ada pengumuman.”jawab saya.
“Baik bu.”jawabnya sambil
membalikkan badan menuju tempat duduknya.
Waktu terus berjalan dan suasana
tetap kondusif hingga akhir sesi. Ketika waktu habis, saya meminta siswa untuk
berhenti menulis dan mengumpulkan lembar jawaban. Mereka melakukannya dengan
tertib, tanpa perlu banyak diingatkan. Saya tersenyum dalam hati. Mungkin
memang benar, karakter disiplin di sini sudah terbentuk dengan baik.
Setelah memastikan semua lembar
jawaban terkumpul, saya melangkah keluar dari ruangan dengan perasaan lega.
Meskipun ini pengalaman pertama saya menjadi pengawas di SMPN 3 Cepu, semuanya
berjalan dengan lancar.
Saat saya menuruni tangga, saya
kembali berpikir bahwa setiap sekolah memang memiliki caranya sendiri dalam melaksanakan
tes (ujian). Ada kebiasaan yang berbeda, ada aturan yang mungkin tidak sama
dengan tempat lain. Tetapi pada akhirnya yang paling penting adalah bagaimana
kita menyesuaikan diri dan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
Hari ini saya belajar bahwa dengan sikap terbuka
dan keinginan untuk menyesuaikan diri, kita bisa melewati semua tantangan
dengan baik. Saya tersenyum sambil melangkah menuju ruang guru, siap untuk
melanjutkan tugas berikutnya.
Cepu, 17 Februari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar