Jumat, 07 Februari 2025

Keceriaan Zaskia Saat Hari Pertama

Karya : Gutamining Saida

Liburan sekolah selalu menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh anak-anak. Begitu pula dengan cucu saya yaitu Zaskia, Hamzah, Elmi. Zaskia duduk di kelas satu, penuh energi, dan tak pernah lelah untuk bermain. Di rumah, dia biasa dipanggil "Kakak" karena yang paling besar di antara saudara-saudaranya. Setiap kali berlibur ke Cepu, rumah mendadak menjadi lebih ramai. Suasana yang awalnya tenang berubah menjadi penuh suara canda, tawa, dan permintaan-permintaan tak berujung untuk bermain.

Sebagai nenek, saya sudah paham betul dengan kebiasaannya. Zaskia cepat bosan dengan permainan. Dia selalu ingin mencoba hal baru. Maka sebelum dia datang saya sudah menyiapkan berbagai cara agar liburannya menyenangkan. Saya tak ingin dia merasa bosan atau kehabisan kegiatan. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, saya tahu bahwa sehari dua permainan saja tidak cukup. Dia bisa saja meminta lebih, bahkan sebelum satu permainan benar-benar selesai dimainkan.

Pada hari pertama liburannya, saya sudah menyiapkan kegiatan kreatif yang bisa dilakukan bersama kedua saudaranya. Saya mengumpulkan botol bekas Aqua, kertas warna-warni, lem, gunting, dan beberapa peralatan lain untuk membuat bunga hias. Mereka membuat bunga dari kertas. Lalu menempelkannya ke botol aqua yang sudah saya potong-potong sebagai tangkai. Saya membayangkan betapa serunya mereka berkreasi, menempel, dan merangkai bunga warna-warni yang cantik.

Namun realitas tak selalu berjalan sesuai harapan. Baru beberapa menit setelah memulai, cucu saya yang paling kecil tiba-tiba kabur! Dia tampaknya kurang tertarik dengan kegiatan ini dan lebih memilih untuk berlari kesana kemari. Saya hanya bisa tersenyum melihat tingkah lucunya.

Sementara itu Zaskia dan Hamzah adiknya tetap bersemangat. Tangannya yang mungil dengan lincah memasang kertas ke batang. Dia memilih warna-warna cerah untuk bunga buatannya. Matanya berbinar saat melihat hasilnya mulai terbentuk. “Timi, bunga Kakak bagus, kan?” tanyanya dengan penuh kebanggaan. Timi adalah sapaan yang diberikan cucu-cucuku. Saya menjawab sambil tersenyum. “Bagus sekali! Kakak memang kreatif.”

Setelah beberapa bunga selesai dibuat, ekspresinya mulai berubah. Dia menoleh ke Hamzah adiknya. Dia memberikan semangat pada adiknya yang belum selesai. Ayo dik, cepet dikit dong. Dia mulai melihat ke sekeliling. Saya tahu betul tanda-tanda ini. Dia mulai bosan! Saya buru-buru mengajaknya berbicara agar tetap tertarik.

“Kakak, kalau bunga ini sudah jadi, kita bisa membuat model lain lho. Mau coba?”

“Ah…nanti saja Timi. Kakak mau main yang lain dulu,” jawabnya cepat.

Tak berapa lama, dia menghilang ke ruang belakang. Saya tertawa kecil. Nah…seperti yang sudah saya duga, satu permainan belum cukup untuk membuatnya bertahan lama. Semoga terhibur.

Cepu, 8 Februari 2025

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar