Langkah kaki saya terayun
ringan menuju ruang tes nomor 24. Suasana sekolah sudah lengang sebab siswa
sudah masuk ruang tes Tengah semester . Cahaya matahari yang masuk melalui
jendela-jendela besar menyapa. menciptakan siluet panjang yang indah. Saya bertugas
mengawasi tes Tengah semester, sebuah rutinitas biasa. Ada sesuatu menarik
perhatian saya.
Saat akan naik tangga menuju
lantai atas, mata saya tertumbuk pada kata-kata yang tertulis di setiap anak
tangga masjid. Bukan sekadar angka urutan atau tanda peringatan, melainkan
rangkaian kalimat pendek yang menggugah.
“Saya Muslim”
Muslim adalah sebutan orang yang
menyakini dan mengikuti ajaran agama islam. Muslim terdiri dari muslimin dan Muslimah.
Saya membaca kata-kata itu di
anak tangga pertama. Langkah saya terhenti sejenak. Saya tatap kalimat itu
dengan penuh rasa ingin tahu. Siapa yang menuliskannya? Apa tujuannya?
Saya melangkah ke anak tangga ke
dua yaitu:
“SayaMukmin”
Mukmin adalah yang memiliki
keyakinan yang kuat terhadap Allah Subhanahu Wata’alla dan ajaran-ajaranNya.
Mukmin menyakini adanya rukun iman. Iman yang diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Tangan saya refleks merogoh saku
baju, mencari handphone. Saya harus mengabadikan dengan memfotonya. Kata-kata
ini begitu sederhana, tetapi memiliki kesan yang luar biasa.
Langkah saya kembali berlanjut ke anak tangga ke tiga yaitu
“Saya Muhsin”
Muhsin dalam arti seseorang tidak
hanya beriman dan beribadah tetapi juga berusaha untuk mencapai Tingkat kebaikan
yang tertinggi dalam segala aspek kehidupan. Tingkat yang lebih tinggi dari
mukmin dan muslim.
Saya mengangguk pelan, setuju
dengan pesan itu. Betapa banyak siswa yang hanya membaca tanpa benar-benar
memahami bahwa kata-kata, bukan sekadar kata atau kalimat.
Setiap kalimat yang saya baca
membawa perasaan berbeda. Ada yang menyemangati, ada yang mengingatkan, dan ada
yang menenangkan.
“Saya Mukhlisin”
Mukhlisin merupakan golongan
orang yang memiliki tingkat keimanan dan ketaqwaan yang tinggi serta senantiasa
menjaga keikhlasan dalam segala aspek kehidupan.
Saya sampai di anak tangga
terakhir. Tulisan di sana begitu maknanya:
“Saya Muttaqin”
Muttaqin adalah golongan orang
yang memiliki tingkat ketakwaan tinggi kepada Allah dan berusaha untuk selalu
menjaga diri dari segala sesuatu yang dapat mendatangkan murka-Nya.
Bagaimanakah cara mencapai
derajat muttaqin? Ada beberapa langkah untuk mencapainya yaitu, Satu, memperkuat
iman dan tauhid kepada Allah Subhanahu Wata’all. Memperkuat iman dengan jalan
yaitu Menyakini rukun iman, menjauhi syirik. Kedua, melaksanakan ibadah dengan
khusu, Ketiga, meningkatkan akhlaq, Keempat, Menjauhi larangan Allah Subhanahu
Wata’aalla. Kelima, meningkatkan ilmu agama. Keenam yaitu istiqomah dan
mujahadah.
Nah, dengan mengikuti langkah-langkah tersebut di atas,
kita akan meraih derajat muttaqin dan mendapat ridho Allah Subhanahu Watta’alla.
Saya menarik napas dalam,
merenungi setiap kata yang saya temui dalam perjalanan singkat ini. Seakan-akan
tangga ini tidak hanya mengantarkan saya ke ruangan di lantai atas, tetapi juga
ke pemahaman baru tentang arti perjalanan hidup seorang muslim.
Pikiran saya berkelana lebih
jauh. Jika kata-kata di tangga itu bisa memberi penuntun kepada siapa pun yang
membacanya. Bagaimana jika setiap sudut sekolah diisi dengan pesan-pesan
inspiratif? Bagaimana jika setiap kelas memiliki kata-kata motivasi yang bisa
menyentuh hati siswa?
Saya mengambil kertas catatan
saya dan mulai menulis. Bukan hanya mencatat kalimat-kalimat tadi, tetapi juga
menambahkan ide-ide baru. Saya ingin berbagi kisah ini, menuliskannya agar
lebih banyak orang yang terinspirasi untuk menebar kebaikan lewat kata-kata.
Saya akan terus berbenah. Bukan
hanya berhenti sebagai muslim, tetapi juga untuk berjuang ke arah muttaqin. Dan hari ini, saya akan mengabadikan
kata-kata di tangga ini dalam sebuah tulisan. Agar lebih banyak orang yang
tergerak untuk menebarkan semangat melalui kata-kata.
Cepu, 20 Februari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar