Jumat, 28 Februari 2025

Hilang Satu Tumbuh Seribu

 

Karya: Gutamining Saida

Suasana di ruang guru Jum’at siang masih penuh aktivitas meskipun jam pulang semakin dekat. Beberapa guru masih sibuk menyelesaikan tugas administrasi. Ada yang mendiskusikan rencana menghadapi bulan suci. Sementara yang lain mulai merapikan barang-barang di meja kerja masing-masing. Di antara mereka, ada satu sosok yang selalu punya cara untuk mencairkan suasana, terutama saat menjelang pulang.

Bu Wiwik dengan ide-idenya yang tak ada habisnya. Beliau tampak berdiri dari kursinya. Dengan langkah ringan, ia keluar dari ruangan. Dia berjalan menuju tempat duduk di ruang guru. Tangannya memegang dompet. Ekspresinya menunjukkan sesuatu sedang dipikirkannya. Para guru yang masih berada di dalam ruangan mulai memperhatikan gerak-geriknya termasuk saya.  Sudah menjadi kebiasaan bahwa menjelang pulang, Bu Wiwik pasti menemukan sesuatu yang menarik untuk diperbincangkan. Saya tertarik dengan suasana ini. Ada hal yang menarik bagi saya. Kemudian saya abadikan dalam deretan kata-kata sebagai hiburan.

Tak lama kemudian, ia mengambil beberapa lembar uang dari dompetnya. Sambil tersenyum, ia mengeluarkan uang ribuan dari antara lembaran-lembaran yang lain. Lalu, dengan suara khasnya yang penuh semangat, ia berkomentar, “Hilang satu tumbuh seribu!”

Sekejap suasana ruang guru yang awalnya hanya diisi percakapan ringan langsung berubah riuh. Beberapa guru tertawa, sementara yang lain mulai menimpali dengan berbagai komentar. Ada yang mendekat untuk melihat. Ada yang berkomentar lucu.

“Haha, Bu Wiwik ini memang selalu ada saja idenya!” kata Pak Budi sambil geleng-geleng kepala.

Bu Chusti yang duduk tak jauh dari tempat Bu Wiwik berdiri, ikut menimpali, “Kalau uang hilang, terus tumbuh seribu saya juga mau kehilangan terus nih!”

Tawa kembali pecah di ruangan itu. Bu Wiwik hanya terkekeh sambil tetap memainkan uang di tangannya. “Iya dong! Makanya jangan sedih kalau kehilangan, siapa tahu dapat gantinya lebih banyak,” katanya dengan nada bercanda.

Pak Budi, yang sejak tadi memperhatikan sambil tersenyum, akhirnya ikut bicara, “Kalau begitu, bila kehilangan semangat, nanti tumbuh seribu semangat lagi dong?”

Bu Sri, yang sedari tadi diam, akhirnya ikut bersuara, “Kalau kehilangan tugas administrasi, bisa nggak tumbuh seribu orang yang mau ganti mengerjakan?”

Suasana di ruang guru semakin riuh. Semua orang tertawa dan menikmati momen ringan sebelum akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Candaan-candaan kecil itu menjadi hiburan di tengah kesibukan.  Meskipun pekerjaan sebagai guru cukup berat, selalu ada cara untuk menikmati kebersamaan.

Melihat semua orang menikmati obrolan, Bu Wiwik kembali berkomentar, “Lihat kan? Padahal tadi semua serius kerja, sekarang jadi ramai. Ini namanya menciptakan kebahagiaan sebelum pulang.”

Pak Budi mengangguk sambil tersenyum. “Memang kalau sudah mendekati pulang, suasana harus dibuat lebih santai supaya sampai rumah nanti tetap bahagia.”

“Bu Wiwik ini luar biasa. Punya seribu ide untuk mencairkan suasana!” tambah Bu Warti.

Bu Wiwik hanya tertawa kecil. “Hidup ini harus dinikmati. Jangan cuma sibuk kerja terus. Sesekali harus ada momen yang menyenangkan.”

Percakapan ringan itu terus berlanjut beberapa menit lagi, sebelum akhirnya satu per satu guru mulai bersiap untuk pulang. Beberapa masih menyempatkan diri bercanda sebentar. Sementara yang lain mulai merapikan tas dan buku-buku mereka.

Saat akhirnya semua siap untuk beranjak. Bu Indri menatap jam dan berkomentar, “Nah, kali ini aku nggak salah lihat jam kan?”

Semua kembali tertawa, mengingat kejadian lucu sebelumnya di mana Bu Indri sempat mengira jam sudah menunjukkan waktu pulang padahal masih kurang satu jam.

Dengan suasana hati yang ringan dan bahagia. Para guru akhirnya meninggalkan ruang guru satu per satu. Obrolan ringan, canda tawa dan suasana kebersamaan itu menjadi bekal yang membuat hari terasa lebih menyenangkan.

Menjadi guru bukan hanya tentang mengajar di kelas atau menyelesaikan tugas administrasi, tetapi juga tentang menikmati kebersamaan dan menciptakan kenangan indah di tengah kesibukan. Dan hari ini berkat ide bu Wiwik yang sederhana, mereka semua pulang dengan senyum bahagia. Sampai ketemu esok pagi hari Sabtu di ruang guru SMPN 3 Cepu dengan ide terbaru.

Cepu, 28 Februari 2025

 


2 komentar:

  1. Alhamdulillah bisa bercanda ria menjelang bulan Ramadhan dengan rekan2 kerja yg serasa saudara, semoga kita selalu sehat dan dapat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan dengan Khusyuk dan selalu mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

    BalasHapus
  2. Aamiin, semoga tetap semangat menjalankan ibadah.

    BalasHapus