Suasana rumah begitu ceria hari
ini. Saya mengajak cucu-cucu tercinta, Hamzah dan Zaskia. Mereka membuat sebuah
karya seni dari tutup botol bekas. Ide ini muncul ketika saya melihat banyak tutup
botol plastik berserakan di dapur. Sayang rasanya jika dibuang begitu saja.
Dengan sedikit kreativitas, benda-benda kecil itu bisa disulap menjadi sesuatu
yang indah dan bermakna. Saya pun menyuruh kepada Hamzah dan Zaskia untuk
menata tutup botol tersebut menjadi sebuah rangkaian yang menyerupai buah
anggur.
Kedua cucu saya tampak antusias.
Mereka bersemangat mengumpulkan tutup botol yang sudah saya bersihkan
sebelumnya. Beberapa tutup botol berwarna biru, oren dan merah. Untuk menambah
keseruan, saya pun membuat tantangan kecil kepada mereka. Siapa yang lebih cepat menyusun tutup botol
menjadi bentuk buah anggur?
Hamzah yang lebih muda dari
Zaskia, tampak langsung menyusun dengan penuh strategi. Ia mengambil tutup
botol warna biru dan mulai merangkainya dengan pola yang sudah ada. Ia tampak
serius, alisnya berkerut, seolah sedang memecahkan teka-teki yang sulit.
Sementara itu Zaskia juga tak mau kalah. Dengan jemari kecilnya, ia mulai
menyusun tutup botol oren dan merah dengan penuh semangat. Ia tidak hanya
menggunakan warna oren, tetapi juga memadukannya dengan warna merah seolah-olah
menciptakan buah anggur yang beraneka jenis.
Saya duduk di samping mereka,
mengamati dengan penuh kebanggaan. Kreativitas mereka begitu luar biasa. Saya
terkagum-kagum melihat bagaimana mereka mengatur tutup botol dengan cermat dan
teliti. Sesekali, saya memberikan sedikit arahan agar susunan mereka lebih
rapi. Namun, sebagian besar saya biarkan mereka berkreasi sendiri.
"Timi, lihat! Anggurku sudah
hampir selesai!" seru Hamzah dengan mata berbinar.
Saya tersenyum dan mengangguk.
"Bagus sekali! Coba beri sedikit jarak antara satu tutup botol dan yang
lainnya agar terlihat lebih seperti buah anggur yang menggantung."
Zaskia menghela napas dalam. Ia
merasa kesulitan menyusun tutup botol yang terkadang tergelincir. Saya pun
membantunya sedikit, menahan beberapa tutup botol agar tidak jatuh. "Tidak
apa-apa, Zaskia. Pelan-pelan saja. Yang penting sabar dan teliti."
Zaskia pun mengangguk dan kembali
menyusun dengan lebih hati-hati. Saya bisa melihat tekad di matanya. Meskipun
lebih tua, ia tidak ingin kalah dari Hamzah.
Setelah hampir beberapa menit berlalu,
akhirnya kedua karya seni mereka mulai terlihat jelas. Hamzah berhasil menyusun
tutup botol dengan bentuk yang nyaris sempurna menyerupai rangkaian buah
anggur. Ia juga menambahkan tutup botol hijau di bagian atas sebagai daun dan
batangnya. Karyanya tampak rapi dan simetris.
Zaskia, dengan gayanya yang lebih
ekspresif, menciptakan buah anggur dengan warna-warni ceria. Ada merah, dan
oren yang semuanya tersusun dengan unik. Meskipun tidak sesimetris karya mereka
memiliki daya tarik tersendiri, penuh
warna dan keceriaan.
Saya bertepuk tangan dengan
bangga. "Luar biasa! Kalian berdua sangat kreatif!"
Mereka tersenyum lebar, tampak
puas dengan hasil karya masing-masing. Saya pun mengambil beberapa foto untuk
mengenang momen ini. Sungguh menyenangkan melihat bagaimana mereka bisa
mengolah benda-benda bekas menjadi sesuatu yang bernilai seni.
Setelah itu, saya mengajak mereka
untuk menempelkan hasil karya mereka di papan kayu kecil agar lebih kokoh.
Dengan sedikit lem, karya seni berbentuk buah anggur itu pun menjadi lebih
permanen. Kami pun memutuskan untuk memajangnya di ruang tamu sebagai bukti
kreativitas Hamzah dan Zaskia.
"Timi, lain kali kita buat
karya apa lagi?" tanya Zaskia penuh antusias.
Saya tersenyum. "Kita bisa
mencoba membuat bunga dari tutup botol atau mungkin hewan-hewan kecil. Kalian
suka binatang, kan?"
Mereka mengangguk bersemangat.
Saya merasa sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersama dengan cucu-cucu
tercinta. Bukan hanya sekadar bermain, tetapi juga mengajarkan mereka untuk
lebih kreatif dan peduli terhadap lingkungan dengan memanfaatkan barang bekas.
Hari itu menjadi salah satu hari
yang berkesan. Dari sekadar tutup botol bekas, kami berhasil menciptakan
sesuatu yang indah, penuh makna, dan tentu saja, mempererat ikatan batin. Saya
pun menyadari bahwa kreativitas memang bisa datang dari mana saja. Bahkan dari
benda-benda sederhana yang sering kali kita anggap tak berguna. Yang terpenting
adalah bagaimana kita memanfaatkannya dengan penuh imajinasi dan kebersamaan.
Hamzah dan Zaskia telah
membuktikan bahwa dengan sedikit usaha dan ketekunan. Sesuatu yang sederhana
bisa berubah menjadi luar biasa. Saya tidak sabar untuk proyek berikutnya
bersama mereka!
Cepu, 28 Februari 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar