Senin, 16 Desember 2024

Keseruan saat lomba estafet karet

Karya: Gutamining Saida

Hari Senin tanggal 16 November 2024  di SMPN 1 Kedungtuban menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa. Sekolah mengadakan serangkaian perlombaan. Jenisnya futsal, volley, estafet karet, dan lain sebagainya.

Salah satu cabang lomba yang paling dinanti siswa perempuan adalah Lomba Karet Estafet. Lomba ini diikuti oleh semua siswa dari kelas 7 hingga kelas 9. Sejak pagi, lapangan sekolah sudah dipenuhi siswa yang bersorak-sorai mendukung tim dari kelas masing-masing.

Lomba karet estafet dimainkan secara beregu. Satu tim terdiri dari dua siswa. Setiap sesi, ada tiga tim yang bertanding. Tugas mereka sederhana namun penuh tantangan yaitu  memindahkan karet gelang dari satu ujung lapangan ke ujung lainnya menggunakan sedotan yang harus digigit mulut. Karetnya dicampur tepung. Tidak boleh ada bantuan dari tangan. Jika karet jatuh, peserta harus mengulang dari titik sebelumnya.

Ketika peluit tanda dimulainya lomba ditiup, sorak-sorak menggema di lapangan. Peserta dari kelas 7, 8, 9 mulai berlomba-lomba mengambil karet dari meja ke meja di ujung utara. Awalnya terlihat mudah, tetapi seiring dengan tekanan waktu dan sorakan penonton, banyak peserta yang gugup.

“Cepat, cepat!” seru salah satu penonton dari kelas 9, memompa semangat timnya.

Peserta dari 7 justru terlihat kebingungan karena karetnya jatuh berulang kali. Salah satu anggota tim bahkan tanpa sadar tertawa sendiri karena melihat kawannya mulutnya bergelepotan tepung, menggigit sedotan terlalu keras hingga bengkok.

“Jangan ketawa, fokus!” teriak teman-temannya, tapi tidak ada yang bisa menahan tawa melihat wajah temannya yang sudah belepotan tepung.  Wajah mereka masuk ke dalam tepung jika karet jatuh. Peserta terlihat lebih tegang karena mereka ingin memastikan posisi. Sebelum mengoper karet ke meja akhir.

Peserta dari kelas 9 menjadi pusat perhatian karena salah satu anggotanya terjebak di lintasan karet. “Ayo, cepat! Kita bisa kalah!” teriak temannya dari kejauhan. Namun, bukannya melewati rintangan, peserta itu justru tersandung dan terjatuh. Seketika, penonton meledak dalam tawa. Meski malu, ia tetap bangkit dan menyelesaikan tugasnya.

Sementara itu, peserta dari kelas 8 menunjukkan kerja sama yang luar biasa. Mereka berhasil mengalihkan karet dengan cepat dan tanpa hambatan. Permaianan semakin seru. Peserta selain harus melewati lintasan juga harus memindahkan karet menggunakan sedotan sambil berjalan. Penonton semakin bersemangat mendukung tim favorit mereka, dan teriakan-teriakan dukungan membuat suasana semakin meriah.

Begitu peluit berbunyi, peserta langsung bergerak. Tim kelas 9 menunjukkan kecepatan mereka. Wajahnya belepotan tepung saat ia harus mengulang dari titik awal.

Di sisi lain, tim kelas 8 tetap tenang dan fokus. Mereka memindahkan karet dengan hati-hati meski penonton terus tertawa melihat ekspresi serius mereka. Sementara itu, tim 7 justru menjadi hiburan karena salah satu anggotanya terlihat panik dan menggigit sedotan terlalu keras hingga karetnya terpental jauh.

“Lari! Lari!” teriak penonton ketika salah satu peserta dari 8 berlari ke garis akhir dengan membawa karet terakhir.

“Sungguh lomba yang luar biasa. Tidak hanya penuh keceriaan, tetapi juga mengajarkan kita kerja sama dan sportivitas,” ujar seorang guru

Meskipun lomba telah usai, momen-momen lucu dan seru selama pertandingan akan terus dikenang oleh semua siswa. Bagi mereka, lomba ini bukan hanya soal menang atau kalah, tetapi juga tentang kebersamaan dan tawa yang mereka bagikan bersama.

Kedungtuban, 16 November 2024


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar