Hari Senin tanggal 16 November
2024 di SMPN 1 Kedungtuban menjadi hari
yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa. Sekolah mengadakan serangkaian
perlombaan. Jenisnya futsal, volley, estafet karet, dan lain sebagainya.
Salah satu cabang lomba yang
paling dinanti siswa perempuan adalah Lomba Karet Estafet. Lomba ini
diikuti oleh semua siswa dari kelas 7 hingga kelas 9. Sejak pagi, lapangan sekolah
sudah dipenuhi siswa yang bersorak-sorai mendukung tim dari kelas
masing-masing.
Lomba karet estafet dimainkan
secara beregu. Satu tim terdiri dari dua siswa. Setiap sesi, ada tiga tim yang
bertanding. Tugas mereka sederhana namun penuh tantangan yaitu memindahkan karet gelang dari satu ujung
lapangan ke ujung lainnya menggunakan sedotan yang harus digigit mulut. Karetnya
dicampur tepung. Tidak boleh ada bantuan dari tangan. Jika karet jatuh, peserta
harus mengulang dari titik sebelumnya.
Ketika peluit tanda dimulainya
lomba ditiup, sorak-sorak menggema di lapangan. Peserta dari kelas 7, 8, 9 mulai
berlomba-lomba mengambil karet dari meja ke meja di ujung utara. Awalnya
terlihat mudah, tetapi seiring dengan tekanan waktu dan sorakan penonton,
banyak peserta yang gugup.
“Cepat, cepat!” seru salah satu
penonton dari kelas 9, memompa semangat timnya.
Peserta dari 7 justru terlihat
kebingungan karena karetnya jatuh berulang kali. Salah satu anggota tim bahkan
tanpa sadar tertawa sendiri karena melihat kawannya mulutnya bergelepotan
tepung, menggigit sedotan terlalu keras hingga bengkok.
“Jangan ketawa, fokus!” teriak
teman-temannya, tapi tidak ada yang bisa menahan tawa melihat wajah temannya
yang sudah belepotan tepung. Wajah
mereka masuk ke dalam tepung jika karet jatuh. Peserta terlihat lebih tegang
karena mereka ingin memastikan posisi. Sebelum mengoper karet ke meja akhir.
Peserta dari kelas 9 menjadi pusat perhatian karena salah satu anggotanya terjebak di lintasan karet. “Ayo, cepat! Kita bisa kalah!” teriak temannya dari kejauhan. Namun, bukannya melewati rintangan, peserta itu justru tersandung dan terjatuh. Seketika, penonton meledak dalam tawa. Meski malu, ia tetap bangkit dan menyelesaikan tugasnya.
Sementara itu, peserta dari kelas
8 menunjukkan kerja sama yang luar biasa. Mereka berhasil mengalihkan karet
dengan cepat dan tanpa hambatan. Permaianan semakin seru. Peserta selain harus
melewati lintasan juga harus memindahkan karet menggunakan sedotan sambil
berjalan. Penonton semakin bersemangat mendukung tim favorit mereka, dan
teriakan-teriakan dukungan membuat suasana semakin meriah.
Begitu peluit berbunyi, peserta
langsung bergerak. Tim kelas 9 menunjukkan kecepatan mereka. Wajahnya belepotan
tepung saat ia harus mengulang dari titik awal.
Di sisi lain, tim kelas 8 tetap
tenang dan fokus. Mereka memindahkan karet dengan hati-hati meski penonton
terus tertawa melihat ekspresi serius mereka. Sementara itu, tim 7 justru
menjadi hiburan karena salah satu anggotanya terlihat panik dan menggigit
sedotan terlalu keras hingga karetnya terpental jauh.
“Lari! Lari!” teriak penonton
ketika salah satu peserta dari 8 berlari ke garis akhir dengan membawa karet
terakhir.
“Sungguh lomba yang luar biasa.
Tidak hanya penuh keceriaan, tetapi juga mengajarkan kita kerja sama dan
sportivitas,” ujar seorang guru
Meskipun lomba telah usai,
momen-momen lucu dan seru selama pertandingan akan terus dikenang oleh semua
siswa. Bagi mereka, lomba ini bukan hanya soal menang atau kalah, tetapi juga
tentang kebersamaan dan tawa yang mereka bagikan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar