Karya : Gutamining Saida
Aku duduk menunggu hasil rontgen
yang akan menentukan langkah pengobatan selanjutnya. Rasa khawatir bercampur
harapan memenuhi pikiranku. Ketika hasilnya keluar, dokter menjelaskan bahwa pemeriksaan
dan kontrol harus dialihkan ke dokter spesialis tulang. Tulangku memang
bermasalah dan memerlukan penanganan lebih lanjut. Meskipun sudah menduga
sebelumnya, mendengar vonis itu tetap meninggalkan bekas di hatiku. Aku mencoba
tegar, menerima kenyataan bahwa perjalanan pengobatanku masih panjang.
Jadwal kontrol dengan dokter
tulang dimulai siang hari dan biasanya berlangsung hingga sore. Rumah sakit
menjadi tempat yang akrab bagiku. Antrian
panjang yang sudah menjadi rutinitas. Aku mulai memasuki dunia yang berbeda
yaitu berada di ruang tunggu pasien tulang. Di sana, aku bertemu dengan banyak
orang yang menghadapi berbagai masalah pada tulang mereka.
Setiap kali aku masuk ke ruang
tunggu, pemandangan yang kulihat membuat hatiku terasa sesak. Sekaligus terbuka untuk memahami lebih banyak
tentang kehidupan. Ada seorang pria muda yang lengannya tergantung di penyangga.
Dia menunggu giliran untuk kontrol setelah tulang tangannya patah akibat
kecelakaan. Di sudut lain, seorang wanita tua duduk dengan kaki yang terbalut
gips. Ia tampak kesulitan bergerak. Ia
tersenyum ramah saat berbicara dengan pendampingnya dan tetap menghangatkan
suasana.
Aku juga melihat seorang anak
kecil yang kedua lengannya dibalut perban. Dari cerita ibunya, ia terjatuh dari
sepeda dan harus menjalani operasi kecil. Tangis anak itu mengingatkanku betapa
rapuhnya manusia. Manusia harus sekaligus kuat ketika menghadapi ujian. Pasien
lain memiliki cerita yang serupa, mulai dari jari-jari yang patah hingga
kerusakan tulang yang lebih parah akibat kecelakaan. Ada yang dari penyakit tertentu.
Sebelumnya aku tidak pernah
membayangkan betapa banyaknya masalah kesehatan yang bisa terjadi pada tulang
manusia. Tulang yang selama ini aku anggap sebagai bagian tubuh yang kuat dan
tak tergoyahkan ternyata sangat rentan terhadap berbagai macam cedera dan
gangguan. Dari waktu ke waktu, aku mulai mengenal istilah-istilah medis yang
sebelumnya asing bagiku. Aku belajar tentang fraktur, dislokasi, osteoporosis
dan berbagai masalah lainnya.
Setiap cerita yang kudengar dari
para pasien membuka mataku lebih lebar. Aku belajar bahwa ujian yang diberikan
Allah kepada setiap manusia memang berbeda-beda. Akan tetapi semuanya memiliki
tujuan yang sama. Allah memberi untuk menguji kesabaran dan keimanan manusia.
Melihat kondisi mereka aku mulai merasa bahwa ujian yang aku alami jauh lebih
ringan.
Di tengah rasa nyeri yang sering
kurasakan, aku berusaha untuk tetap tegar. Aku meyakinkan diriku bahwa ini
adalah bagian dari rencana Allah yang pasti memiliki banyak hikmah. Aku mencoba
ikhlas menerima kenyataan bahwa ini adalah ujian yang harus aku jalani. Setiap
kali rasa cemas atau lelah melanda. Aku
mengingatkan diriku bahwa ada banyak orang di sekitarku yang menghadapi ujian
yang lebih berat.
Salah satu momen yang paling
membekas di hatiku adalah ketika aku berbincang dengan seorang bapak paruh baya.
Ia yang kehilangan kemampuan berjalan akibat kecelakaan kerja. Ia bercerita
bahwa hidupnya berubah total. Ia tetap bersyukur karena masih diberikan
kesempatan untuk hidup dan berkumpul dengan keluarganya. Dari cerita itu, aku
belajar untuk lebih menghargai apa yang masih kumiliki.
Di ruang tunggu aku juga belajar
untuk lebih bersyukur atas kesehatan yang selama ini sering aku abaikan. Aku
mulai menyadari betapa berharganya nikmat yang Allah berikan. Bahkan hal-hal
kecil seperti berjalan tanpa rasa sakit. Aku masih menggunakan tangan untuk
melakukan pekerjaan sehari-hari. Semua itu adalah nikmat yang sering kita
anggap biasa hingga suatu saat hilang.
Setiap perjalanan ke rumah sakit
menjadi pelajaran bagiku untuk lebih sabar dan lebih menghargai hidup. Aku
mulai melihat semua ini sebagai kesempatan untuk introspeksi diri, memperbaiki
cara pandangku terhadap kehidupan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Aku
percaya bahwa Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya.
Di balik semua rasa lelah dan
sakit yang aku alami, aku percaya bahwa ada hikmah yang besar menanti. Aku
merasa bahwa ujian ini mengajarkanku untuk lebih memahami kehidupan, lebih
menghargai kesehatan, dan lebih bersyukur atas setiap nikmat yang masih aku
miliki.
Sebelum tidur aku selalu berdoa
agar Allah memberikan kesembuhan dan kekuatan untuk menjalani hari-hari yang
akan datang. Aku juga berdoa untuk pasien-pasien lain yang aku temui di rumah
sakit. Semoga mereka diberikan kesabaran dan kemudahan dalam menghadapi ujian
mereka.
Proses pengobatan masih terus berlangsung,
aku merasa lebih kuat. Aku tidak lagi melihat ujian ini sebagai beban. Merasa sadar kesempatan ini menjadikanku
pribadi yang lebih baik. Setiap langkah yang aku ambil di perjalanan ini adalah
bentuk perjuangan untuk sembuh dan bentuk syukur atas setiap nikmat yang masih
aku rasakan.
Aku percaya di balik sakit tulang
yang aku derita, Allah sedang menyiapkan sesuatu yang indah. Ujian ini mungkin
sulit, tetapi aku yakin bahwa aku mampu melewatinya dengan sabar dan ikhlas.
Sebab, setiap ujian yang Allah berikan pasti memiliki hikmah dan tujuan yang
baik bagi hamba-Nya. Aamiin
Cepu, 15 November 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar