Senin, 16 Desember 2024

Hikmah di balik ujian sakitku

 Karya : Gutamining Saida

Aku duduk menunggu hasil rontgen yang akan menentukan langkah pengobatan selanjutnya. Rasa khawatir bercampur harapan memenuhi pikiranku. Ketika hasilnya keluar, dokter menjelaskan bahwa pemeriksaan dan kontrol harus dialihkan ke dokter spesialis tulang. Tulangku memang bermasalah dan memerlukan penanganan lebih lanjut. Meskipun sudah menduga sebelumnya, mendengar vonis itu tetap meninggalkan bekas di hatiku. Aku mencoba tegar, menerima kenyataan bahwa perjalanan pengobatanku masih panjang.

Jadwal kontrol dengan dokter tulang dimulai siang hari dan biasanya berlangsung hingga sore. Rumah sakit menjadi tempat yang akrab bagiku.  Antrian panjang yang sudah menjadi rutinitas. Aku mulai memasuki dunia yang berbeda yaitu berada di ruang tunggu pasien tulang. Di sana, aku bertemu dengan banyak orang yang menghadapi berbagai masalah pada tulang mereka.

Setiap kali aku masuk ke ruang tunggu, pemandangan yang kulihat membuat hatiku terasa sesak.  Sekaligus terbuka untuk memahami lebih banyak tentang kehidupan. Ada seorang pria muda yang lengannya tergantung di penyangga. Dia menunggu giliran untuk kontrol setelah tulang tangannya patah akibat kecelakaan. Di sudut lain, seorang wanita tua duduk dengan kaki yang terbalut gips. Ia tampak kesulitan bergerak.  Ia tersenyum ramah saat berbicara dengan pendampingnya dan tetap menghangatkan suasana.

Aku juga melihat seorang anak kecil yang kedua lengannya dibalut perban. Dari cerita ibunya, ia terjatuh dari sepeda dan harus menjalani operasi kecil. Tangis anak itu mengingatkanku betapa rapuhnya manusia. Manusia harus sekaligus kuat ketika menghadapi ujian. Pasien lain memiliki cerita yang serupa, mulai dari jari-jari yang patah hingga kerusakan tulang yang lebih parah akibat kecelakaan.  Ada yang dari penyakit tertentu.

Sebelumnya aku tidak pernah membayangkan betapa banyaknya masalah kesehatan yang bisa terjadi pada tulang manusia. Tulang yang selama ini aku anggap sebagai bagian tubuh yang kuat dan tak tergoyahkan ternyata sangat rentan terhadap berbagai macam cedera dan gangguan. Dari waktu ke waktu, aku mulai mengenal istilah-istilah medis yang sebelumnya asing bagiku. Aku belajar tentang fraktur, dislokasi, osteoporosis dan berbagai masalah lainnya.

Setiap cerita yang kudengar dari para pasien membuka mataku lebih lebar. Aku belajar bahwa ujian yang diberikan Allah kepada setiap manusia memang berbeda-beda. Akan tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama. Allah memberi untuk menguji kesabaran dan keimanan manusia. Melihat kondisi mereka aku mulai merasa bahwa ujian yang aku alami jauh lebih ringan.

Di tengah rasa nyeri yang sering kurasakan, aku berusaha untuk tetap tegar. Aku meyakinkan diriku bahwa ini adalah bagian dari rencana Allah yang pasti memiliki banyak hikmah. Aku mencoba ikhlas menerima kenyataan bahwa ini adalah ujian yang harus aku jalani. Setiap kali rasa cemas atau lelah melanda.  Aku mengingatkan diriku bahwa ada banyak orang di sekitarku yang menghadapi ujian yang lebih berat.

Salah satu momen yang paling membekas di hatiku adalah ketika aku berbincang dengan seorang bapak paruh baya. Ia yang kehilangan kemampuan berjalan akibat kecelakaan kerja. Ia bercerita bahwa hidupnya berubah total. Ia tetap bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk hidup dan berkumpul dengan keluarganya. Dari cerita itu, aku belajar untuk lebih menghargai apa yang masih kumiliki.

Di ruang tunggu aku juga belajar untuk lebih bersyukur atas kesehatan yang selama ini sering aku abaikan. Aku mulai menyadari betapa berharganya nikmat yang Allah berikan. Bahkan hal-hal kecil seperti berjalan tanpa rasa sakit. Aku masih menggunakan tangan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Semua itu adalah nikmat yang sering kita anggap biasa hingga suatu saat hilang.

Setiap perjalanan ke rumah sakit menjadi pelajaran bagiku untuk lebih sabar dan lebih menghargai hidup. Aku mulai melihat semua ini sebagai kesempatan untuk introspeksi diri, memperbaiki cara pandangku terhadap kehidupan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Aku percaya bahwa Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya.

Di balik semua rasa lelah dan sakit yang aku alami, aku percaya bahwa ada hikmah yang besar menanti. Aku merasa bahwa ujian ini mengajarkanku untuk lebih memahami kehidupan, lebih menghargai kesehatan, dan lebih bersyukur atas setiap nikmat yang masih aku miliki.

Sebelum tidur aku selalu berdoa agar Allah memberikan kesembuhan dan kekuatan untuk menjalani hari-hari yang akan datang. Aku juga berdoa untuk pasien-pasien lain yang aku temui di rumah sakit. Semoga mereka diberikan kesabaran dan kemudahan dalam menghadapi ujian mereka.

Proses pengobatan masih terus berlangsung, aku merasa lebih kuat. Aku tidak lagi melihat ujian ini sebagai beban.  Merasa sadar kesempatan ini menjadikanku pribadi yang lebih baik. Setiap langkah yang aku ambil di perjalanan ini adalah bentuk perjuangan untuk sembuh dan bentuk syukur atas setiap nikmat yang masih aku rasakan.

Aku percaya di balik sakit tulang yang aku derita, Allah sedang menyiapkan sesuatu yang indah. Ujian ini mungkin sulit, tetapi aku yakin bahwa aku mampu melewatinya dengan sabar dan ikhlas. Sebab, setiap ujian yang Allah berikan pasti memiliki hikmah dan tujuan yang baik bagi hamba-Nya. Aamiin

Cepu, 15 November 2024

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar