Hidup adalah misteri yang hanya
Allah Subhanahu Wata’alla, Sang Pencipta yang Maha Kuasa, memahami ke mana
jalan itu akan membawa seorang hamba. Kisah hidup Bilta, seorang perempuan
sederhana yang kini menjalani takdirnya sebagai ibu dari tiga anak kecil.
Saat kuliah, Bilta adalah
mahasiswi yang rajin dan ambisius. Hari-harinya dihabiskan bergelut dengan
tugas dan mimpi-mimpi besar yang ia bangun sejak remaja. Pulpen, buku, dan
laptop adalah tiga benda yang tak pernah lepas dari genggamannya. Mereka menjadi
saksi perjuangannya melawan waktu, tugas kuliah, dan ujian.
Bilta tidak pernah gentar. Meski
tugas menumpuk dan malam sering kali terasa begitu singkat, ia selalu yakin
bahwa kesuksesan adalah hasil dari kerja keras. Ia sering berkata kepada
dirinya sendiri, "Allah Subhanahu Wata’alla tidak pernah tidur. Selama aku
berusaha, pasti ada jalan."
Setelah akhirnya Bilta menyelesaikan
kuliah dengan hasil yang memuaskan. Bilta merasa lega. Ia juga sadar bahwa
dunia kerja yang sebenarnya membutuhkan lebih dari sekadar ijazah. Ia
memutuskan untuk mengambil kursus demi menambah keterampilan. Atas dorongan
ibunya, ia memilih kursus menjahit.
Kursus tersebut menjadi titik
balik hidupnya. Ia belajar keterampilan menjahit dengan sepenuh hati. Lambat
laun, ia memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis jilbab. Tidak lagi bergelut
dengan pulpen dan laptop. Kini
penggaris, meteran, dan kain-kain cantik menjadi teman setianya.
Usahanya perlahan mulai
berkembang. Bilta mulai dikenal sebagai desainer jilbab yang kreatif.
Produk-produknya menarik perhatian ratusan pelanggan. Pesanan datang
bertubi-tubi, bahkan ia sering kewalahan memenuhi permintaan. Kesuksesan itu
tidak datang tanpa perjuangan. Malam-malam panjang kembali ia jalani. Kali ini
dengan mesin jahit manual menemani
Kehidupan tidak pernah berjalan
lurus seperti jalan tol. Allah Subhanahu Wata’alla menulis takdirnya dengan
penuh kejutan. Di puncak kesuksesannya, Bilta bertemu jodohnya. Mereka menikah,
dan tak lama setelah itu, Bilta mengandung anak pertama.
Menjadi seorang ibu adalah
anugerah sekaligus tanggung jawab yang besar. Setelah kelahiran anak pertama,
Bilta merasa waktunya tersita sepenuhnya untuk merawat sang buah hati. Ia berhenti
menjalankan bisnisnya. Fokus pada urusan keluarga dan keluarga.
Lahirlah anak kedua lahir dalam
waktu yang tidak terlalu lama. Bilta memutuskan untuk menutup sementara usaha
bisnis. Fokusnya kini beralih sepenuhnya pada keluarga. Dalam kurun waktu yang
singkat, Bilta dikaruniai anak ketiga. Kehidupannya kini dipenuhi suara tangis
bayi, tawa kecil, dan pekerjaan rumah yang tiada habisnya.
Jiwa pekerja keras Bilta tidak
pernah padam. Ia tidak ingin hanya diam. Di sela-sela kesibukan mengurus tiga
anak kecil, ia mencari cara untuk tetap produktif.
Setiap hari ia posting bekal
makanan anak dan suami. Dengan berbagai kreasi, model yang selalu berganti.
Banyak teman-teman, kenalan dekat memberikan komentar. Ide baru muncul di
benaknya.
Dengan bekal seadanya ia mencoba membuat
kastsu, makanan yang biasa untuk bekal. Akhirnya ia membuat dan menawarkan. Hari demi
hari, usahanya berkembang. Wajan, sutil, dan kompor kini menjadi alat perang
barunya. Setiap pagi, ia bangun lebih awal untuk menyiapkan bahan-bahan,
memasak, dan mengemas makanan. Tidak mudah membagi waktu antara memasak dan
mengurus anak-anak, tetapi Bilta menikmati setiap prosesnya. Ia percaya, selama
ia bersungguh-sungguh, Allah Subhanahu Wata'alla pasti memberikan jalan.
Usaha bekal makan mulai dikenal di
lingkungan sekitar. Banyak pelanggan yang menyukai masakannya, mulai dari
tetangga hingga teman-teman komunitasnya. Bilta merasa bersyukur atas
pencapaian kecil ini. Meski ia tidak lagi bergelut dengan kain atau menjahit
jilbab, ia merasa hidupnya tetap bermakna.
Kini, Bilta menjalani
hari-harinya dengan penuh kesibukan. Ketika anak-anak sedang tidur siang, ia
memanfaatkan waktu untuk menyelesaikan pesanan makanan. Saat malam tiba, ia
memikirkan inovasi menu baru untuk hari berikutnya.
Kedungtuban, 18 November 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar