Minggu, 29 Desember 2024

Kecap Rasa Soto

Karya: Gutamining Saida

Hari ini, siang di Blora terasa hangat dan perut kami sudah mulai keroncongan. Saya bersama cucu, anak, saudara memutuskan untuk menikmati makan siang di sebuah warung soto yang terkenal dengan cita rasa khasnya, yaitu soto kletuk. Warung ini memang sederhana, tetapi selalu ramai dengan pengunjung yang setia mencicipi kelezatan sotonya.

Setelah menunggu sebentar, pesanan kami pun datang. Aroma gurih kuah soto kletuk yang menggoda langsung menyapa hidung. Kuahnya bening kekuningan dengan potongan daging ayam yang empuk. lengkap kletuk yakni campuran gorengan singkong yang renyah.

Di antara kami, ada seorang saudara yang tampak antusias menikmati makan siangnya. Ia biasa menambahkan berbagai pelengkap ke dalam sotonya, mulai dari sambal, perasan jeruk nipis, hingga kecap. Dengan penuh semangat, ia meraih botol kecap yang ada di meja.

Entah karena terlalu semangat atau botol kecapnya memang sudah longgar. Saat ia memiringkan botol untuk menuangkan kecap, tiba-tiba tutup botolnya copot. Kecap yang seharusnya hanya beberapa tetes malah tumpah dalam jumlah besar ke dalam mangkuk sotonya. Dalam sekejap, kuah sotonya berubah warna menjadi cokelat pekat seperti saus rendang.

Reaksi spontan kami adalah terdiam sesaat, lalu meledak dalam tawa. “Astaghfirullah, itu soto atau kecap?” celetuk salah satu saudara sambil tertawa terbahak-bahak.

Sementara itu, saudara yang sotonya tertimpa “musibah” hanya bisa menatap mangkuknya dengan ekspresi campuran antara bingung dan pasrah. “Ya Allah, ini gimana? Jadi kecap rasa soto, dong!” katanya sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

Gelak tawa kami semakin keras, membuat beberapa pengunjung lain di warung itu ikut melongok ke arah kami. Mereka penasaran dengan apa yang terjadi. Begitu melihat mangkuk berisi kuah soto yang lebih mirip kolam kecap. Mereka pun ikut tertawa. Bahkan, si penjual soto yang sedang melayani pelanggan lain juga tidak bisa menahan senyumnya.

Suasana siang itu mendadak riuh dengan tawa. Saya, yang awalnya sibuk menikmati soto kletuk dengan santai sampai harus berhenti makan sejenak karena tidak bisa menahan tawa. Momen sederhana ini terasa begitu menghibur, mempererat keakraban kami sebagai keluarga.

Setelah tawa mereda, saudara kami yang sotonya kecampur kecap akhirnya memutuskan untuk memesan mangkuk soto baru. “Kalau dimakan begini, rasa sotonya hilang, yang ada malah jadi sup kecap,” katanya sambil tersenyum.

Pelayan warung yang mengerti situasinya langsung membawakan mangkuk baru tanpa banyak bertanya. “Sudah, Pak. Hati-hati lagi ya tuangnya,” ucap pelayan itu sambil ikut tersenyum.

Kami pun melanjutkan makan siang dengan suasana yang lebih hangat. Soto kletuk yang biasanya terasa lezat, kali ini juga disertai dengan bumbu tambahan berupa tawa dan candaan.

Momen sederhana seperti ini mengajarkan saya betapa kebersamaan adalah hal yang sangat berharga. Tidak peduli seberapa kecil atau sederhana kejadian yang dialami, jika diwarnai dengan tawa dan canda, semuanya menjadi kenangan indah yang sulit dilupakan.

Setelah selesai makan, kami masih tertawa kecil setiap kali mengingat insiden “kecap rasa soto” tadi. Bahkan, saudara kami yang menjadi “korban” juga tidak keberatan dijadikan bahan candaan sepanjang perjalanan pulang.

“Lain kali kalau mau tuang kecap, cek dulu tutupnya, biar tidak ada kejadian soto berubah rasa lagi,” kata salah satu saudara. Siang itu, makan soto kletuk di Blora bukan hanya sekadar mengisi perut. Kami pulang dengan perut kenyang, hati yang gembira, dan cerita lucu yang akan terus kami ingat. Dalam hidup, momen seperti inilah yang membuat segalanya terasa lebih bermakna. Tawa sederhana yang tercipta dari insiden kecil adalah bumbu kebahagiaan yang kadang sering kita lupakan.

Kejadian ini juga menjadi pengingat bahwa kebersamaan keluarga adalah sumber kebahagiaan yang tak ternilai. Di balik soto kletuk yang lezat, ada rasa syukur karena kami bisa menikmati momen bersama, saling berbagi cerita, dan tertawa bersama tanpa beban. Mungkin, itu adalah rasa paling istimewa yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Semoga menghibur.

Cepu, 29 Desember 2024

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar