Hari ini, siang di Blora terasa
hangat dan perut kami sudah mulai keroncongan. Saya bersama cucu, anak, saudara
memutuskan untuk menikmati makan siang di sebuah warung soto yang terkenal
dengan cita rasa khasnya, yaitu soto kletuk. Warung ini memang sederhana,
tetapi selalu ramai dengan pengunjung yang setia mencicipi kelezatan sotonya.
Setelah menunggu sebentar,
pesanan kami pun datang. Aroma gurih kuah soto kletuk yang menggoda langsung
menyapa hidung. Kuahnya bening kekuningan dengan potongan daging ayam yang
empuk. lengkap kletuk yakni campuran gorengan singkong yang renyah.
Di antara kami, ada seorang
saudara yang tampak antusias menikmati makan siangnya. Ia biasa menambahkan
berbagai pelengkap ke dalam sotonya, mulai dari sambal, perasan jeruk nipis,
hingga kecap. Dengan penuh semangat, ia meraih botol kecap yang ada di meja.
Entah karena terlalu semangat
atau botol kecapnya memang sudah longgar. Saat ia memiringkan botol untuk
menuangkan kecap, tiba-tiba tutup botolnya copot. Kecap yang seharusnya hanya
beberapa tetes malah tumpah dalam jumlah besar ke dalam mangkuk sotonya. Dalam
sekejap, kuah sotonya berubah warna menjadi cokelat pekat seperti saus rendang.
Reaksi spontan kami adalah
terdiam sesaat, lalu meledak dalam tawa. “Astaghfirullah, itu soto atau kecap?”
celetuk salah satu saudara sambil tertawa terbahak-bahak.
Sementara itu, saudara yang
sotonya tertimpa “musibah” hanya bisa menatap mangkuknya dengan ekspresi
campuran antara bingung dan pasrah. “Ya Allah, ini gimana? Jadi kecap rasa
soto, dong!” katanya sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.
Gelak tawa kami semakin keras,
membuat beberapa pengunjung lain di warung itu ikut melongok ke arah kami.
Mereka penasaran dengan apa yang terjadi. Begitu melihat mangkuk berisi kuah
soto yang lebih mirip kolam kecap. Mereka pun ikut tertawa. Bahkan, si penjual
soto yang sedang melayani pelanggan lain juga tidak bisa menahan senyumnya.
Suasana siang itu mendadak riuh
dengan tawa. Saya, yang awalnya sibuk menikmati soto kletuk dengan santai
sampai harus berhenti makan sejenak karena tidak bisa menahan tawa. Momen
sederhana ini terasa begitu menghibur, mempererat keakraban kami sebagai keluarga.
Setelah tawa mereda, saudara kami
yang sotonya kecampur kecap akhirnya memutuskan untuk memesan mangkuk soto
baru. “Kalau dimakan begini, rasa sotonya hilang, yang ada malah jadi sup
kecap,” katanya sambil tersenyum.
Pelayan warung yang mengerti
situasinya langsung membawakan mangkuk baru tanpa banyak bertanya. “Sudah, Pak.
Hati-hati lagi ya tuangnya,” ucap pelayan itu sambil ikut tersenyum.
Kami pun melanjutkan makan siang
dengan suasana yang lebih hangat. Soto kletuk yang biasanya terasa lezat, kali
ini juga disertai dengan bumbu tambahan berupa tawa dan candaan.
Momen sederhana seperti ini
mengajarkan saya betapa kebersamaan adalah hal yang sangat berharga. Tidak
peduli seberapa kecil atau sederhana kejadian yang dialami, jika diwarnai
dengan tawa dan canda, semuanya menjadi kenangan indah yang sulit dilupakan.
Setelah selesai makan, kami masih
tertawa kecil setiap kali mengingat insiden “kecap rasa soto” tadi. Bahkan,
saudara kami yang menjadi “korban” juga tidak keberatan dijadikan bahan candaan
sepanjang perjalanan pulang.
“Lain kali kalau mau tuang kecap,
cek dulu tutupnya, biar tidak ada kejadian soto berubah rasa lagi,” kata salah
satu saudara. Siang itu, makan soto kletuk di Blora bukan hanya sekadar mengisi
perut. Kami pulang dengan perut kenyang, hati yang gembira, dan cerita lucu
yang akan terus kami ingat. Dalam hidup, momen seperti inilah yang membuat
segalanya terasa lebih bermakna. Tawa sederhana yang tercipta dari insiden
kecil adalah bumbu kebahagiaan yang kadang sering kita lupakan.
Kejadian ini juga menjadi
pengingat bahwa kebersamaan keluarga adalah sumber kebahagiaan yang tak
ternilai. Di balik soto kletuk yang lezat, ada rasa syukur karena kami bisa
menikmati momen bersama, saling berbagi cerita, dan tertawa bersama tanpa
beban. Mungkin, itu adalah rasa paling istimewa yang tidak bisa ditemukan di
tempat lain. Semoga menghibur.
Cepu, 29 Desember 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar