Karya : Gutamining Saida
Pada zaman dahulu kala, di sebuah kerajaan yang terletak di tepian hutan lebat, hiduplah seekor ayam jantan berwarna indah. Bulunya hitam mengilap dengan kilau kehijauan, ekornya panjang melengkung anggun, dan matanya tajam seperti cahaya bintang. Warga desa menyebutnya Ayam Alas karena ia tinggal di tepi hutan (alas dalam bahasa Jawa berarti hutan).
Ayam ini bukan ayam biasa. Konon, ia bisa mengerti bahasa manusia dan memiliki keberanian luar biasa. Setiap fajar menyingsing, kokoknya terdengar lantang hingga ke istana, seolah membangunkan raja dari tidurnya.
Pertemuan dengan Pangeran
Suatu hari, seorang pangeran muda bernama Arya tersesat di hutan ketika berburu. Malam mulai gelap, dan suara binatang buas terdengar di kejauhan. Saat ketakutan mulai menguasainya, terdengarlah kokok nyaring Ayam Alas. Suara itu membimbing pangeran menuju sebuah gubuk tua di tepi hutan, tempat tinggal seorang kakek bijak yang memelihara Ayam Alas.
“Ayam ini selalu tahu arah pulang,” kata sang kakek sambil tersenyum. “Jika kau ikuti langkahnya, kau akan selamat.”
Benar saja, Ayam Alas berjalan perlahan menuju jalan setapak yang menuntun pangeran kembali ke istana.
Ayam Penyelamat Negeri
Beberapa tahun kemudian, kerajaan dilanda bencana. Pasukan musuh datang menyerang secara tiba-tiba pada malam hari. Para prajurit tertidur lelap, tak ada yang tahu bahaya mendekat. Tapi Ayam Alas merasakan firasat buruk. Ia berkokok keras-keras, bukan hanya sekali, tapi berkali-kali hingga seluruh penjaga terbangun.
Serangan pun berhasil dipatahkan. Raja yang berhutang nyawa pada ayam itu memerintahkan, “Mulai hari ini, Ayam Alas menjadi simbol keberanian dan kewaspadaan kerajaan kita. Bulunya yang indah adalah tanda kejayaan, suaranya yang lantang adalah tanda peringatan."
Pesan Moral
Sejak saat itu, Ayam Alas dihormati sebagai hewan yang melambangkan:
1. Kewaspadaan – selalu peka terhadap keadaan.
2. Keberanian – berani memberi peringatan meski sendirian.
3. Kesetiaan – setia menjaga wilayahnya.
Sampai sekarang, di beberapa daerah, gambar Ayam Alas masih digunakan sebagai lambang daerah atau kelompok, mengingatkan bahwa keberanian tidak selalu datang dari tubuh yang besar, tetapi dari hati yang teguh.
Cepu, 18 Agustus 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar