Karya: Gutamining Saida
Jumat siang itu, suasana di ruang
9E SMPN 1 Kedungtuban terasa berbeda. Setelah pengawasan Penilaian Sumatif
Akhir Semester (PSAT) selesai, kegiatan diseminasi literasi digital dimulai. Sekitar pukul 09.30 WIB. Kegiatan ini menghadirkan Ibu Ragil Anggi N, S.Pd., sebagai pemateri dengan
moderator bapak Yudhistira Megaputra, S.Pd.
Seperti biasanya, kegiatan
dimulai dengan pembukaan yang dipandu oleh moderator. Para peserta, yang
terdiri dari para guru, telah duduk rapi di tempat yang disediakan. Lagu
kebangsaan Indonesia Raya berkumandang, memberikan semangat kebangsaan
di awal acara.
Setelah itu, kepala sekolah bapak Prasetyo Cahyo Nugroho, S. Pd, M.M, memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi kepada
seluruh guru SMPN 1 Kedungtuban atas dedikasi mereka dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Secara khusus, kepala sekolah memberikan penghargaan kepada beberapa
guru yang berprestasi.
- Ibu Sri Mulyani telah berhasil menyelesaikan
program Guru Penggerak dengan predikat lulus.
- Ibu Ragil Anggi dipilih oleh Kementerian
Pendidikan untuk mengikuti workshop secara luring.
- Ibu Rini S terpilih oleh Balai Besar Guru
Penggerak (BBGP) untuk program pengembangan kompetensi.
“Prestasi ini tidak hanya
membanggakan sekolah sendiri, tetapi juga menjadi motivasi untuk terus maju,”
ujar kepala sekolah dengan penuh semangat. Tepuk tangan meriah pun mengiringi
apresiasi tersebut.
Setelah sambutan giliran pemateri
yaitu Ibu Ragil Anggi, memulai sesi utama. Dengan penuh antusias, beliau
membuka materi dengan sebuah ice breaking yang melibatkan semua peserta.
“Tepuk satu!” serunya. Para guru serentak bertepuk tangan
satu kali.
“Tepuk dua!” lanjutnya, diiringi dua tepukan.
“Tepuk tiga!” suara kompak peserta mengiringi tiga tepukan. Suasana pun
langsung cair. Para guru tampak rileks dan tertawa bersama.
“Tujuan ice breaking ini
adalah untuk mengurangi ketegangan. Sekarang, mari kita mulai materi,” kata Ibu
Anggi sambil tersenyum.
Ibu Anggi kemudian memutar
sebuah video tentang misinformasi dan dampaknya di masyarakat. Video itu
menggambarkan bagaimana informasi yang salah dapat menyebar dengan cepat,
menimbulkan keresahan, bahkan merusak hubungan sosial.
“Apakah kita pernah tanpa sadar
ikut menyebarkan informasi yang ternyata salah?” tanyanya kepada peserta.
Beberapa guru mengangguk, menandakan bahwa mereka pernah mengalami hal
tersebut.
Ibu Anggi menjelaskan bahwa di
era digital ini, guru memiliki peran penting sebagai agen literasi digital.
“Kita harus memastikan informasi yang kita terima dan sebarkan adalah benar dan
dapat dipercaya,” tegasnya.
Setelah pemaparan materi, sesi
diskusi dimulai. Moderator yaitu bapak Yudhistira Megaputra memandu jalannya
diskusi dengan baik. Guru-guru mulai mengajukan pertanyaan, dan suasana menjadi
lebih interaktif.
Pertanyaan pertama datang dari Ibu
Endri, yang menanyakan bagaimana menanggapi isu tentang gaji guru yang akan
naik pada bulan Desember yang kita temui di media sosial.
Pertanyaan itu mendapat tanggapan
menarik dari Pak Bambang, yang menyarankan Tunggu saja. Akan ada, “Indah pada waktunya.” Semua
peserta tersenyum.
Bu Maryati juga
menambahkan, “Kita harus sabar menunggu. Menunggu adalah cara yang terbaik.”
Diskusi berlangsung hangat dan
penuh semangat, dengan berbagai ide dan pengalaman dibagikan.
Di akhir sesi, Bu Anggi mengajak
seluruh peserta membuat pernyataan bersama. “Mari kita katakan dengan penuh
semangat: Guru cerdas tak percaya hoax!” ajaknya.
Para guru mengulang pernyataan
tersebut sambil melakukan gerakan tangan yang telah diajarkan. Suasana menjadi
sangat hidup, dan senyum menghiasi wajah semua peserta.
“Semangat ini harus kita bawa ke
ruang kelas dan lingkungan kita. Mari kita menjadi agen perubahan,” tambah Ibu
Anggi.
Acara diakhiri dengan tepuk
tangan meriah dari seluruh peserta. Semua guru tampak puas dan bersemangat
untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari. Suasana bahagia meliputi ruang
pertemuan SMPN 1 Kedungtuban.
Diseminasi literasi digital ini
tidak hanya memberikan ilmu baru, tetapi juga mempererat hubungan antar guru.
Dengan berakhirnya acara, harapan besar tumbuh bahwa para guru akan menjadi
lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi dan informasi di era digital.
Kedungtuban, 6 Desember 20224
Tidak ada komentar:
Posting Komentar