Rabu, 27 November 2024

Suasana Pilkada Serentak

 



Karya: Gutamining Saida

Rabu pagi 27 November 2024, suasana di Desa Balun, terasa berbeda dari biasanya. Biasanya, jalan raya di sekitar desa ini penuh dengan kendaraan yang melintas, bunyi klakson, dan aktivitas warga yang sibuk berjualan atau berlalu-lalang. Namun hari ini, jalanan sepi. Hanya sesekali ada sepeda motor atau mobil melintas pelan, seperti memahami bahwa hari ini adalah hari Istimewa yaitu Pilkada serentak.

Di dekat Posyandu RT 04 RW 06, TPS telah berdiri kokoh sejak semalam. Meja-meja telah disusun rapi, petugas KPPS mengenakan seragam lengkap, dan kotak suara siap menyambut ribuan suara yang akan menentukan masa depan daerah mereka. Pilkada kali ini bertujuan untuk memilih wakil rakyat di tingkat kabupaten dan provinsi. Di Kabupaten Blora, terdapat dua calon yang bersaing ketat untuk menduduki kursi bupati. Sementara di tingkat provinsi, dua calon gubernur juga bertarung untuk merebut kepercayaan rakyat.

Di desa Balun ini, kesadaran untuk memilih sudah tertanam kuat. Tokoh yang dituakan sering mengingatkan bahwa setiap suara itu berarti. “Memilih itu bukan hanya hak, tapi juga kewajiban,” kata Pak Agus ketua RT, salah satu tokoh masyarakat yang dikenal bijaksana. Menurutnya, setiap orang memiliki tanggung jawab moral untuk berpartisipasi dalam menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin mereka.

“Pilkada ini adalah cara kita menyuarakan hati. Kalau kita tidak memilih, bagaimana kita bisa berharap ada perubahan? Kita memilih bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk anak-anak kita, untuk masa depan desa ini,” lanjutnya.

Bagi banyak warga, Pilkada bukan sekadar formalitas. Mereka melihatnya sebagai momen penting untuk menyampaikan aspirasi mereka. Mereka berharap pemimpin yang terpilih akan membawa perubahan positif, memperbaiki infrastruktur desa, meningkatkan pelayanan kesehatan, dan memberikan perhatian lebih pada pendidikan.

Di TPS dekat Posyandu RT 04, petugas sibuk memeriksa daftar pemilih tetap, memastikan kotak suara dalam kondisi aman, dan menyusun surat suara. Pukul delapan pagi, TPS resmi dibuka. Warga mulai berdatangan, membawa kartu pemilih dan identitas diri.

TPS ini cukup ramai, namun tetap tertib. Semua orang mematuhi protokol yang ada. Setelah mencoblos, jari telunjuk mereka dicelupkan ke tinta ungu sebagai tanda bahwa mereka telah menggunakan hak pilih.

Pilkada selalu menjadi momen yang penuh harapan. Meski tak ada pesta meriah dengan makanan atau hiburan, warga merasa ini adalah pesta demokrasi yang sesungguhnya. Mereka datang ke TPS dengan satu tujuan yaitu memilih pemimpin yang amanah dan peduli pada kepentingan rakyat. Ini pesta demokrasi kita. Mungkin tidak ada makan-makan seperti pesta pernikahan, tapi ini lebih penting. Ini tentang masa depan kita semua,” ujar salah seorang ibu-ibu.

“Harapan saya sederhana,” kata seorang ibu rumah tangga. “Saya ingin pemimpin yang bisa membawa Blora ini lebih maju, yang tidak hanya duduk di kantor, tapi benar-benar turun ke lapangan melihat apa yang dibutuhkan masyarakat.”

Pilkada juga menjadi pengingat bagi warga tentang pentingnya persatuan. Meski ada perbedaan pilihan, mereka tetap menjaga kerukunan. Di luar TPS, mereka masih bisa bercanda dan berbicara seperti biasa. “Pilihan boleh beda, tapi kita tetap saudara. Jangan sampai Pilkada membuat kita terpecah belah,” ujar Pak Dar seorang pedagang sayur.

Setelah selesai mencoblos, warga kembali ke rumah masing-masing. Ada yang melanjutkan aktivitas seperti biasa, ada pula yang berkumpul di warung untuk berdiskusi ringan tentang calon-calon yang mereka pilih.

Meski begitu, semua warga memiliki harapan yang sama yaitu semoga pemimpin yang terpilih adalah orang yang amanah, yang mampu mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya. Mereka berharap tidak hanya janji manis saat kampanye, tetapi juga tindakan nyata setelah terpilih.

“Semoga pemimpin baru nanti bisa membawa perubahan. Kita butuh pemimpin yang bisa mendengar suara kita, yang peduli pada masalah-masalah kecil di desa ini,” kata Pak Rahmat sebelum pulang

Pilkada serentak di Desa Balun berjalan lancar. Meski sederhana, pesta demokrasi ini meninggalkan kesan mendalam bagi setiap warga. Mereka telah menyuarakan hati mereka, dan kini mereka menanti hasilnya dengan penuh harap. Sebuah harapan bahwa suara kecil mereka akan membawa perubahan besar bagi masa depan.

Cepu, 27 November 2024


Tidak ada komentar:

Posting Komentar