Sabtu, 30 November 2024

Sarapan Dengan Telor Mata Sapi di IXA

Karya: Gutamining Saida

Hari ini, suasana kelas 9A di SMPN 1 Kedungtuban terasa berbeda. Pada jam ke-2 dan ke-3, saya telah menyiapkan sebuah kegiatan yang dirancang untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi literasi finansial yang diajarkan kemarin. Berbekal semangat untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, saya memutuskan menggunakan pendekatan yang kreatif dan tidak membosankan. Kegiatan ini saya beri nama "Sarapan Telur Mata Sapi," sebuah ide sederhana namun bermakna.

Pagi itu, saya memasuki kelas dengan membawa tumpukan kartu soal yang dihiasi gambar telur mata sapi. Gambar tersebut sengaja saya pilih karena saya tahu banyak siswa menyukai lauk telur mata sapi, sebuah hidangan yang sederhana tetapi digemari banyak orang. Setibanya di kelas, saya tersenyum melihat antusiasme siswa yang langsung terlihat dari wajah mereka.

"Sebelum kita mulai, saya ingin bertanya, siapa di sini yang suka sarapan telur mata sapi?" tanyaku sambil menunjukkan tumpukan kartu bergambar telur mata sapi di tangan. Hampir semua siswa mengangkat tangan dengan riang, bahkan beberapa di antaranya tertawa kecil.

"Hari ini, kita akan sarapan bersama. Tapi bukan dengan telur sungguhan, melainkan dengan telur mata sapi spesial yang sudah saya siapkan. Kalian boleh memilih telur yang kalian suka. Bentuknya sama, tapi isinya berbeda. Jadi, nikmatilah sarapan ini dengan cara terbaik kalian," lanjutku.

Siswa terlihat penasaran dan mulai mendekat ketika saya mengatur tumpukan kartu soal di meja guru. Saya menjelaskan aturan permainan yaitu setiap siswa mengambil satu kartu soal, mengerjakan soal di buku tulisnya masing-masing. Kemudian menukarkan kartu tersebut dengan kartu lain setelah selesai. Mereka bisa mengerjakan sebanyak mungkin kartu selama waktu yang telah saya tentukan.

Setelah aturan jelas, kegiatan dimulai. Siswa satu per satu maju mengambil kartu soal bergambar telur mata sapi. Ada yang tersenyum puas dengan "sarapan" pertama mereka, ada juga yang terlihat penasaran dengan soal yang mereka dapatkan. "Bu, telur ini ada rasa kejunya enggak?" tanya salah satu siswa, disambut gelak tawa seisi kelas.

Saya pun ikut tertawa. "Rasanya sesuai dengan usaha kalian. Semakin semangat kalian mengerjakan, semakin enak rasanya!" jawaban singkat dari saya.

Kelas pun menjadi hidup. Setiap siswa fokus mengerjakan soal, namun suasana tetap santai. Saya memperhatikan bagaimana mereka saling berdiskusi pelan setelah selesai mengerjakan satu soal dan menukarnya dengan soal lain. Beberapa siswa terlihat sangat kompetitif, berlomba-lomba menyelesaikan sebanyak mungkin kartu soal.

"Bu, saya sudah selesai lima telur, sekarang mau nambah lagi," kata seorang siswa dengan semangat sambil menyerahkan kartu yang sudah dikerjakan.

"Bagus sekali, teruskan!" jawab saya dengan bangga.

Salah satu siswa bernama Rio bahkan tampak sangat tekun. Dia mengerjakan soal dengan cepat tetapi tetap hati-hati. Dalam waktu 30 menit pertama, dia sudah menyelesaikan 20 soal. "Bu, saya suka soal yang ini, tantangannya beda," katanya sambil menunjuk salah satu kartu yang sudah selesai ia kerjakan.

Di sisi lain, ada juga siswa yang baru berhasil menyelesaikan dua atau tiga soal. Namun, saya terus memberikan dorongan semangat. "Tidak apa-apa, yang penting dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Nikmati prosesnya," kata saya kepada mereka.

Waktu berjalan cepat. Saya terkesima melihat bagaimana antusiasme siswa tetap terjaga hingga akhir kegiatan. Ada yang berhasil menyelesaikan hingga 32 soal, sementara siswa dengan jumlah terendah menyelesaikan 15 soal. Meski ada perbedaan jumlah, semua siswa tampak puas dengan usaha mereka.

Setelah waktu habis, saya meminta siswa untuk mengumpulkan semua kartu soal yang telah mereka kerjakan. "Bagaimana sarapan telur mata sapi kalian hari ini?" tanya saya.

"Seru, Bu!" jawab mereka hampir serempak.

"Ternyata rasanya berbeda-beda, ya, Bu, tergantung soal yang kita dapat," tambah salah satu siswa dengan senyuman lebar.

Saya tersenyum penuh rasa syukur melihat semangat mereka. Kegiatan sederhana ini tidak hanya membuat mereka lebih memahami materi, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Saya tahu bahwa belajar bukan hanya tentang mengejar nilai, tetapi juga tentang menikmati prosesnya.

Di akhir kegiatan, saya memberikan apresiasi kepada siswa yang telah berusaha keras. "Saya sangat bangga dengan kalian semua. Semoga sarapan telur mata sapi kita hari ini bisa menjadi pengalaman belajar yang berkesan. Ingat, dalam belajar, usaha adalah yang terpenting," kata saya dengan tulus.

Hari itu, saya merasa sangat senang. Melihat siswa yang semangat dan berusaha keras untuk menyelesaikan soal membuat saya semakin yakin bahwa pendekatan kreatif dalam pembelajaran dapat memberikan dampak yang besar. Kelas 9A hari ini bukan hanya belajar tentang literasi finansial, tetapi juga belajar menikmati proses belajar dengan cara yang menyenangkan. Saya keluar kelas dengan hati penuh kebahagiaan, berharap pengalaman ini dapat terus menjadi inspirasi dalam kegiatan belajar mengajar berikutnya. Selamat mencoba.

Cepu, 30 November 2024


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar