Pada tanggal 19 Juli 2024,
menjadi salah satu hari yang tidak akan terlupakan bagi saya. Setelah sebulan
terakhir merasakan keluhan yang terus mengganggu, akhirnya hari itu saya
memutuskan untuk mencari jawaban atas kondisi kesehatan saya. Perasaan cemas
dan khawatir menggelayut di benak, tetapi keinginan untuk mengetahui lebih
jelas kondisi tubuh ini mendorong saya melangkah ke depan.
Sekitar pukul 06.30, saya sudah
bersiap-siap untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf, berharap dapat
memberikan pemahaman lebih jauh mengenai rasa yang mengganggu ini. Dengan
membawa segenap harapan dan ketegangan, saya tiba di ruang praktik dokter. Saya
melangkah memulai hari dengan janji yang sudah direncanakan malam hari sebelumnya.
Dokter mendengarkan keluhan saya dengan penuh perhatian, dan melakukan pemeriksaan
yang teliti. Beliau menyarankan agar
saya melakukan pemeriksaan lanjutan di RSU. Sebelumnya melalui dokter keluarga
untuk kemudian meminta rujukan ke RSU. Saran tersebut membuat saya semakin
ingin tahu kondisi dan meyakinkan diri bahwa kesehatan adalah prioritas utama.
Sepulang dari dokter saraf, saya
sadar bahwa saya harus membawa kartu pemeriksaan untuk melanjutkan proses
konsultasi dan meminta rujukan. Meski kelihatannya sepele, mencari kartu
pemeriksaan ini ternyata butuh perjuangan tersendiri. Waktu yang terus berjalan
semakin membuat saya cemas. Pikiran mulai dipenuhi dengan berbagai kemungkinan
yang bisa terjadi, namun saya terus berusaha tenang dan berfokus pada apa yang
perlu saya lakukan.
Setelah akhirnya menemukan kartu,
saya merasa lega meski kondisi fisik masih terasa kurang baik. Perasaan lelah
dan gelisah semakin terasa, hingga akhirnya saya merasa butuh dukungan untuk
melanjutkan perjalanan Panjang. Saya pun meminta suami dan anak perempuanku untuk
menemani dan mengantar . Oleh karena dalam situasi ini, kehadiran orang
terdekat adalah sesuatu yang sangat berarti. Bersama-sama, kami pun berangkat
bertiga saya, suami, dan anak ku menuju klinik keluarga.
Ketika kami tiba di klinik,
suasana sudah terlihat sepi. Meski menunggu lama, saya merasa tenang karena
didampingi suami dan anak yang dengan sabar menemani. Lama menunggu memang
membuat pikiran semakin mengembara, memikirkan berbagai kemungkinan atas
kondisi ini, namun saya berusaha untuk tetap fokus dan optimis. Setelah cukup
lama menunggu, akhirnya giliran petugas menyapa saya tiba.
Dokter yang melayani saya adalah
seorang dokter muda dengan senyum yang ramah. Tatapan matanya penuh perhatian,
memberikan kesan bahwa beliau benar-benar peduli terhadap pasiennya. Perlahan,
perasaan cemas dan khawatir yang semula menyelimuti diri mulai mereda. Kehangatan dan perhatian dari
dokter ini membuat saya merasa lebih nyaman dan tenang untuk berbicara dan
menceritakan semua yang saya rasakan. Beliau mendengarkan keluhan saya dengan
cermat, mencatat setiap detail yang saya sampaikan, dan memberikan beberapa
saran yang menenangkan hati.
Saat itu, saya merasa bahwa
dukungan dari dokter, suami, dan anak adalah kekuatan yang saya butuhkan untuk
menghadapi kondisi ini. Saya menyadari betapa pentingnya memiliki orang-orang
yang peduli di sekitar kita saat melalui masa-masa sulit. Meski ketidakpastian
mengenai kondisi kesehatan saya belum sepenuhnya terjawab, saya pulang dengan
perasaan yang jauh lebih baik daripada saat berangkat.
Momen tersebut mengajarkan saya
banyak hal tentang kekuatan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat.
Dalam perjalanan pulang, saya merenungkan betapa berharganya kesehatan dan
betapa pentingnya memiliki orang-orang yang peduli di sekitar kita. Hari itu,
meski belum menemukan kepastian sepenuhnya, saya merasa lebih siap dan
bersemangat untuk melangkah ke tahap selanjutnya dalam menjaga kesehatan.
Tanggal 19 Juli 2024, sebuah hari yang akan terus terpatri di ingatan saya
sebagai hari yang penuh dengan pelajaran, harapan, dan dukungan yang tulus dari
mereka yang saya cintai. Bersambung episode selanjutnya
Cepu, 19 Juli 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar