Suasana kelas 9A pada saat mata
pelajaran IPS terasa agak berbeda dari biasanya. Saya, sebagai guru IPS, memiliki
tujuan yang spesifik yaitu membuat siswa lebih tertarik dan terlibat. Khususnya
dalam membahas materi tentang uang. Tantangannya cukup besar, mengingat jam
pelajaran berada di jam terakhir. Di
saat energi siswa biasanya sudah mulai menurun, dan rasa kantuk sering
menyerang.
Memahami bahwa siswa saat ini
cenderung lebih akrab dengan gawai dan game daripada buku. Saya merasa perlu
menggunakan pendekatan yang lebih kreatif untuk membangkitkan minat mereka.
Materi tentang uang memang luas, dan sering kali dianggap “berat” bagi siswa
yang sudah enggan membuka buku. Oleh karena itu, saya memutar otak mencari cara
agar materi ini terasa lebih ringan, relevan, bahkan menyenangkan bagi mereka.
Begitu kelas dimulai, saya
memulai dengan penjelasan dasar tentang uang. Apa itu uang, fungsi-fungsinya,
dan sejarah singkatnya. Saya menjaga pembahasan tetap ringan, bahkan memasukkan
contoh-contoh kehidupan sehari-hari yang dekat dengan mereka. “Misalnya, kalau
kalian mau beli snack atau jajan di kantin sekolah, pasti pakai uang kan?”
Dengan sedikit canda dan tawa, saya melihat mereka mulai tersenyum dan
mendengarkan lebih serius.
Namun, saya tahu bahwa hanya
dengan memberikan penjelasan sederhana saja tidak cukup. Maka, setelah materi
dasar selesai, saya memutuskan untuk melakukan pendekatan yang lebih interaktif
dan sedikit “mengejutkan.” Saya menatap mereka sejenak dan berkata, “Baiklah,
kita bahas sesuatu yang sedikit berbeda. Coba, menurut kalian, apa bedanya uang
dengan cinta?”
Sontak, pertanyaan ini langsung
menarik perhatian mereka. Beberapa siswa yang tadinya tampak mengantuk langsung
tersentak dan mengangkat kepala. “Lho, Bu, kok bahas cinta?” tanya seorang
siswa dengan nada bercanda, disambut gelak tawa teman-temannya. Saya tersenyum
sambil melanjutkan, “Iya, coba kita lihat, kira-kira apa bedanya uang dengan
cinta menurut kalian?”
Satu per satu, siswa mulai
memberikan pendapat mereka, dengan nada penuh antusiasme. Ada yang berkomentar,
“Kalau uang, kalau habis bisa dicari lagi, Bu. Kalau cinta, kalau hilang susah
cari gantinya!” Komentar ini disambut tawa riuh oleh teman-temannya. Lalu ada
lagi yang berkata, “Kalau uang, bisa dihitung, Bu. Kalau cinta, suka bingung
sendiri!” Setiap jawaban yang mereka berikan selalu penuh dengan canda tawa,
namun justru semakin memacu mereka untuk berpikir kritis dan berani
mengemukakan pendapat.
Setelah sesi candaan ini selesai,
saya menjelaskan bahwa tujuan dari pertanyaan ini adalah agar mereka lebih
mengenal cara berpikir kreatif. Saya mendorong mereka untuk mengaitkan hal-hal
abstrak dengan materi yang sedang dipelajari. Dalam hal ini uang, dengan
sesuatu yang mereka rasakan sendiri, seperti cinta. Saya memberi tahu mereka
bahwa dengan cara ini, mereka bisa belajar mengekspresikan gagasan secara lebih
menyenangkan dan relevan.
Kemudian, saya meminta mereka
untuk membuat kalimat kreatif tentang uang, tetapi kali ini mengaitkannya
dengan kehidupan sehari-hari mereka sendiri. Beberapa siswa mulai berpikir
keras, lalu menuliskan di kertas. Kalimat-kalimat yang mereka buat sangat
beragam, dan saya melihat ekspresi puas di wajah mereka saat membaca hasil
karya mereka sendiri.
Setelah sesi kreatif ini selesai,
saya meminta mereka untuk menuliskan beberapa kalimat terbaik mereka dan
kemudian membagikannya di depan kelas. Setiap siswa yang maju mendapatkan
apresiasi teman-temannya. Saya juga memberikan sedikit penghargaan kecil,
seperti stiker atau bintang, untuk karya yang paling kreatif. Hal ini semakin
memotivasi mereka, dan saya bisa merasakan antusiasme mereka yang tulus. Di
akhir pembelajaran, saya merangkum pelajaran hari itu dengan pesan singkat. Saya
mengakhiri kelas dengan senyuman, melihat bahwa kali ini mereka tampak
benar-benar tertarik.
Ketika bel pulang berbunyi,
mereka masih membahas tentang materi uang. Akhirnya ditutup doa bersama dan
pulang ke rumah masing-masing.Hari itu, saya merasa bangga karena berhasil
membuat siswa merasa bahwa mata pelajaran IPS bukan sekadar kumpulan teori yang
membosankan, melainkan sesuatu yang bisa mereka pahami dan nikmati dengan cara
yang menyenangkan dan bermakna. SELAMAT MENCOBA SEMOGA BERMANFAAT.
Cepu, 3 Oktober 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar