Kamis 7 November 2024, suasana
sekolah masih lengang saya bergegas menuju kelas 9A untuk melaksanakan tugas
sebagai guru piket. Hari itu, saya menggantikan seorang rekan yang berhalangan
hadir pada jam pertama. Menyadari tanggung jawab tambahan sebagai guru piket,
saya tiba lebih awal untuk memastikan kegiatan pembiasaan di kelas berjalan
lancar. Pembiasaan mulai hormat bendera merah putih. Dilanjutkan membaca asmaul
husna dan salawat nariyah. Bagi saya hari ini kesempatan yang baik untuk ikut
pembiasaan. Saya ikut pembiasaan hanya sehari dalam seminggu.
Setibanya di kelas 9A sekitar
pukul 07.00, siswa-siswa terlihat masih berbincang ringan satu sama lain.
Mereka menyambut dengan senyuman hangat, dan merasa aneh karena sesuai jadwal
mata Pelajaran Agama Islam. Setelah memberikan salam, saya memulai kegiatan
dengan pengarahan singkat tentang tugas yang akan mereka kerjakan selama jam
kemudian. "Hari ini kalian kerjakan tugas Agama Islam," saya
mengumumkan, "silakan kalian menulis ayat-ayat dari Surah An-Naba sebagai
latihan hari ini."
Anak-anak segera mempersiapkan
buku dan alat tulis mereka, dan suasana kelas perlahan menjadi tenang. Beberapa
siswa tampak langsung terfokus menulis, sementara yang lain membaca ulang
ayat-ayat untuk memastikan mereka menulisnya dengan benar. Saya memperhatikan
mereka dengan penuh rasa bangga. Kesungguhan yang ditunjukkan anak-anak ini
benar-benar membuat saya terkesan.
Di sela-sela keseriusan
siswa-siswa menyelesaikan tugas mereka, pandangan saya jatuh pada sebuah
tumpukan karya di meja siswa paling depan. Rasa penasaran muncul, saya
mendekati tumpukan tersebut untuk melihat lebih dekat. Ternyata, karya-karya
siswa yang baru dalam pelajaran seni prakarya beberapa waktu lalu. Tanpa ragu,
saya mulai membuka satu per satu karya mereka, dan seketika hati saya dipenuhi
kekaguman. Setiap karya begitu indah dan unik, mencerminkan bakat yang luar
biasa dari setiap anak.
Ada lukisan pemandangan alam perpaduan
warna-warna yang harmonis, menunjukkan ketajaman rasa estetika yang luar biasa.
Di sampingnya, terdapat sketsa irisan jeruk, bunga Kaktus, bunga lengkap dengan
kupu-kupu yang menggambarkan detail sayap-sayap indah dan gunung-gunung dengan
sangat realistis, seolah saya bisa merasakan suasana tenang dari lukisan itu.
Saya bahkan menemukan bulan sabit yang
dibuat dengan sangat rapi dan tampak begitu sempurna, dan komposisi warnanya
begitu memikat.
Menyaksikan karya-karya tersebut
membuat saya semakin bangga sebagai wali kelas mereka. Di balik setiap coretan,
warna, dan garis yang tertuang di kanvas, saya melihat bakat tersembunyi yang
layak mendapat apresiasi. Segala keterbatasan dan tantangan yang mereka hadapi.
Mereka menciptakan sesuatu yang begitu
indah. Karya-karya mereka menjadi bukti nyata bahwa mereka memiliki potensi
besar yang bisa dikembangkan lebih jauh.
"Hebat sekali, bagus sekali
karya-karya kalian ini!" komentar saya. Saat saya melihat, membuka karya-karya mereka.
Wajah mereka berseri-seri mendengar pujian itu, beberapa tersenyum malu-malu,
sementara yang lain tampak bangga dengan pencapaian mereka.
Sesi jam pertama pun berlalu
dengan cepat, tetapi momen kebersamaan dan kebanggaan yang saya rasakan akan
selalu membekas di hati. Kelas 9A bukan hanya sekumpulan siswa biasa. Mereka memiliki
bakat-bakat yang penuh potensi. Saya menginspirasi dan memotivasi mereka untuk
terus berkarya dan mengasah bakat yang telah mereka miliki. Kamis pagi, saya
belajar bahwa di setiap tugas, dan di setiap karya, terdapat keajaiban kecil
yang patut dirayakan.
Di akhir sesi kemudian saya
arahkan untuk mengabadikan karya mereka. Foto bersama diambil di tengah kelas 9A, dengan memegang karya penuh
warna seni yang mereka buat sendiri. Mereka tampak memegang karya dengan
beragam ekspresi. Ada yang tersenyum lebar, menunjukkan kebanggaan pada hasil
kreasinya. Beberapa lainnya memegang karyanya dengan sedikit malu, tersenyum
tipis sambil menunduk, mungkin merasa sedikit canggung. Di sisi
kiri foto, terlihat seorang siswa memegang lukisan abstraknya dengan ekspresi
puas, menatap kamera dengan yakin. Beberapa siswa berpose dengan
gaya lebih santai, menutup muka dengan karyanya. menikmati momen bersama ini.
Ekspresi mereka sangat beragam, namun masing-masing terpancar rasa bangga atas
hasil karya yang mereka buat. Momen ini penuh kehangatan dan kebahagiaan. Semoga tambah sukses anak-anak kelas 9A. Selamat berjuang menggapai cita-citamu.
Kedungtuban, 7 November 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar