Minggu, 24 November 2024

Guru Juga Butuh Latihan


Karya: Gutamining Saida

Hari-hari menjelang Hari Guru Nasional di sekolah semakin terasa meriah. Para guru mulai sibuk mempersiapkan berbagai acara, termasuk upacara bendera yang akan menjadi puncak perayaan. Uniknya, kali ini para guru tidak hanya menjadi pengawas, tetapi juga menjadi petugas upacara nantinya. Sebelum menjadi petugas beneran ternyata para guru juga perlu berlatih.

"Siaaaaap, grak!" komando pemimpin upacara yaitu Pak Yudis.  Kepala sekolah sebagai Pembina upacara. Para guru yang bertugas sebagai pemimpin pasukan, dengan sigap menyesuaikan posisi di depan pasukan. Ada Pak Najib, Pak Bambang, dan Pak Edi yang tampak gagah sebagai pemimpin barisan. Di barisan depan, Pak Angga, Bu Mulyani, dan Pak Khamim, petugas pengibar bendera. Mereka sedang berlatih dengan serius. Gerakan mereka sudah cukup luwes, namun tetap saja ada beberapa koreksi yang diberikan oleh bapak ibu guru.

"Pak Angga, saat menurunkan bendera, pandangan lurus ke depan ya!" tegur Pak Alwi. Pak Angga mengangguk patuh.

Sementara itu di barisan depan, Bu Anggi dan Bu Laras sebagai pembawa acara. Mereka sedang berlatih dialog. Suara mereka lantang dan jelas, namun masih ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki. Pak Pandu, guru Bahasa Indonesia petugas membacakan UUD 1945, juga tidak mau kalah. Ia berlatih jalan.

"Latihan koor, siap!" seru Bu Cicik. Guru Bahasa Inggris yang sekaligus menjadi dirigen regu koor. Seluruh guru pun menyahut dengan semangat. Mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu mars PGRI, lagu mengheningkan cipta dengan kompak, namun nada masih terdengar sedikit fals.

"Lebih keras lagi, Bu! Bayangkan kita sedang menyanyikan lagu kebangsaan di hadapan seluruh siswa!" seru BuYulis. Para guru pun semakin bersemangat.

Namun di tengah semangat latihan, muncullah berbagai kejadian lucu. Pak Khamim yang biasanya kalem, tiba-tiba saja salah langkah saat berbaris. Sontak, para guru yang lain tertawa terbahak-bahak. Pak Khamim pun ikut tertawa, merasa geli.

"Pak Angga, fokus ya! Jangan sampai bendera kebalik!" canda Pak Khamim

Tidak hanya Pak Angga, para guru yang lain juga kerap melakukan kesalahan-kesalahan kecil yang mengundang tawa. Ada yang lupa baris, ada yang salah mengucapkan teks, bahkan ada yang sampai tersandung tali sepatu. Namun, suasana tetap cair dan penuh keakraban.

"Latihan seperti ini memang seru," ujar Bu Suryani, guru IPS sambil menyeka keringat. "Kita jadi tahu betapa sulitnya menjadi petugas."

"Iya, Bu. Saya baru sadar kalau menjadi pemimpin pasukan itu tidak semudah yang saya bayangkan," timpal Pak Bambang.

Berlatih untuk menyamakan persepsi, menyamakan gerak. Seiring berjalannya waktu, latihan upacara semakin intensif. Para guru saling mengingatkan dan membantu satu sama lain. Mereka belajar dari kesalahan dan terus berusaha memperbaiki diri. Meskipun seringkali terjadi kehebohan dan kekacauan, namun semangat mereka untuk memberikan yang terbaik dalam perayaan Hari Guru besok tidak pernah luntur.

"Latihan seperti ini bukan hanya sekadar mempersiapkan upacara, tapi juga mempererat tali silaturahmi antar guru," ujar Pak Yudis. "Kita jadi lebih kompak dan saling mendukung."

"Terima kasih atas kerja samanya, rekan-rekan," ucap Pak Yudis sambil tersenyum. "Kita telah membuktikan bahwa guru juga bisa menjadi siswa yang baik."

Para guru pun bersorak gembira. Mereka menyadari bahwa menjadi guru tidak hanya tentang mengajar, tetapi juga tentang belajar dan terus berkembang. Dan latihan upacara yang penuh kehebohan itu telah menjadi salah satu pengalaman tak terlupakan dalam hidup mereka.

Cepu, 22 November 2024




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar