Jumat, 18 Oktober 2024

Pembelajaran IPS Bersama IXD


                                                                     dokumen pribadi

Karya: Gutamining Saida

Pada Jumat siang, suasana di kelas 9D terasa berbeda. Jam terakhir sebelum pulang adalah waktunya pelajaran IPS, namun kali ini tantangannya bukan hanya soal materi. Para siswa sedang dipenuhi semangat untuk acara rekreasi yang akan dilaksanakan keesokan harinya, Sabtu malam, rencana berangkat ke Jogja. Pikiran mereka tampaknya sudah melayang jauh, membayangkan serunya perjalanan. Tempat-tempat yang akan dikunjungi, dan kebersamaan yang menyenangkan bersama teman-teman.

Ketika saya masuk kelas, saya sudah bisa merasakan energi itu. Beberapa siswa berbisik-bisik, yang lain tampak tersenyum sendiri, dan beberapa bahkan tampak membicarakan membeli pakaian untuk ibu, nenek dan adik mereka. Saya tahu, mengajar IPS di situasi seperti ini tidak akan mudah. Saya sudah mempersiapkan kertas sobekan untuk mereka. Saya melangkah membagikan ke setiap meja.

"Sebelum kita memikirkan tentang Jogja," saya membuka pembelajaran dengan nada tenang. Tawa kecil terdengar di sudut kelas. Tentu saja, "uang" bukan topik yang akan menghentikan mereka memikirkan liburan. Namun, saya punya ide lain.

"Baiklah, karena saya tahu kalian semua sudah tidak sabar untuk rekreasi, mari kita buat sesuatu yang menyenangkan," lanjut saya. "Saya akan meminta kalian membuat soal tentang uang, tapi pastikan soal itu seru dan lucu. Kalian bebas berkreasi."

Tiba-tiba, suasana kelas berubah. Semua mata tertuju pada saya, dan antusiasme mulai mengalir. Ternyata tantangan ini menarik perhatian mereka. Satu per satu siswa mulai menulis soal, tertawa sendiri, atau berdiskusi dengan teman sebangkunya. Beberapa menit kemudian, hasil-hasil kocak dan kreatif mulai bermunculan.

Sebelumnya saya berikan contoh agar mereka memiliki gambaran yang jelas. ”Apa bedanya uang dengan cinta?" "Uang disimpan di saku, cinta disimpan di hatiku!" jawab saya singkat, dan seisi kelas meledak dalam tawa.

Saya ikut tersenyum. Jawaban itu sederhana, tapi penuh makna. Siswa-siswa ini ternyata berpikir logis dengan sentuhan humor yang cerdas. Soal lain yang muncul juga tak kalah menarik. Ada yang bertanya, "Jika uang untuk beli barang, bisa nggak beli kebahagiaan?" dan dijawab temannya, "Bisa, Bu, asal barangnya Pop Mie buat dimakan saat jam  istirahat!"

Jawaban-jawaban seperti itu terus mengalir, menunjukkan bahwa meski pikiran mereka sedang setengah di Jogja, mereka tetap bisa fokus dan menghasilkan sesuatu yang kreatif. Saya bahkan merasa terhibur oleh cara berpikir mereka yang tidak hanya logis, tetapi juga penuh humor dan relevansi dengan kehidupan sehari-hari.

Selain bercanda, ternyata mereka juga memberikan jawaban-jawaban yang serius dan menunjukkan pemahaman yang baik tentang materi yang telah diajarkan. Saya mendapat banyak contoh soal yang bagus, dengan analisis yang tepat tentang fungsi uang dalam perekonomian dan kehidupan sosial. Siswa-siswa ini menunjukkan bahwa meskipun dalam suasana tidak sepenuhnya fokus, mereka tetap bisa mengeluarkan potensi terbaiknya.

Setelah waktu hampir habis, saya menyimpulkan pelajaran hari itu dengan perasaan puas. Saya melihat bagaimana pembelajaran tidak selalu harus kaku dan serius. Dengan sedikit fleksibilitas dan pendekatan kreatif, mereka tetap bisa belajar dengan antusias, bahkan di jam terakhir sebelum pulang, dan terlebih lagi menjelang liburan. Sambil menanti bel pulang ada yang usul untuk dibacakan beberapa tulisan mereka di depan kelas. Saya pun setuju dan mengapresiasi. Semua siswa bisa mendengarkan karya temannya dan tertawa bersama.

Ketika bel tanda pulang berbunyi, saya memberi mereka pesan singkat. "Nikmati rekreasi kalian besok, tapi ingat, uang dan cinta sama-sama penting. Uang mungkin bisa membeli perjalanan ke Jogja, tapi cinta pada pelajaran kalian yang akan membuat kalian sukses di masa depan." Mereka tersenyum, tampak siap untuk liburan, tetapi juga memahami pelajaran penting hari itu. Saya pun bangga melihat perkembangan siswa yang kreatif dan tetap logis di tengah semangat liburan. Sampai jumpa. Semoga dapat menginspirasi guru mata Pelajaran lain. Selamat mencoba dengan ATM (Amati Tiru dan modifikasi).

Kedungtuban, 18 Oktober 2024.

 

 

2 komentar:

  1. Terus lah bercerita tentang kls 9d,nanti di masa depan akan menjadi cerita yg berisi kenangan yg Indah di kls 9d

    BalasHapus