Jumat, 20 September 2024

Sarapan Gethuk

Karya : Gutamining Saida

Suasana ruang guru cukup sibuk. Waka kesiswaan, yang dikenal sebagai sosok disiplin dan ceria, mendapat tugas untuk ikut senam bersama di Kecamatan. Beliau berangkat lebih awal dari biasanya karena tak ingin terlambat. Namun, dalam kesibukan itu, beliau lupa sarapan. Dengan niat tetap menjalankan tugas, beliau melaju menuju sekolah menggunakan motor, lengkap dengan helm yang menutupi kepalanya. Beliau masuk ruang guru, helm masih menempel di kepadanya.

Ketika sampai di halaman sekolah, beberapa guru sudah berkumpul. Salah seorang teman tiba-tiba menghampirinya sambil membawa sepiring gethuk, makanan tradisional dari singkong yang manis dan legit. “Pak, bu, ini ada gethuk. Silakan dicicipi, belum sarapan kan?” kata bu Aprista guru Bahasa Indonesia sambil meletakkan kresek di meja guru bagian depan.

Beliau tersenyum kecil dari balik helm yang masih dikenakannya. “Wah, pas sekali! Saya memang belum sempat sarapan. Terima kasih!” jawabnya sambil mengambil sebungkus gethuk. Rezeki memang tidak akan lari kemana, pikirnya. Gethuk yang manis itu terasa begitu nikmat, apalagi dalam kondisi lapar. Namun, yang membuat momen ini istimewa bukan hanya makanan yang lezat, melainkan juga keunikan situasinya.

Meski sudah berada di sekolah, helm yang dikenakan sejak pagi belum dilepasnya. Entah lupa atau terlalu nyaman, beliau makan gethuk sambil tetap memakai helm. Hal itu tentu mengundang perhatian dari guru-guru lain yang baru datang. Beberapa di antara mereka, yang melihat dari kejauhan, tertawa kecil dan berbisik-bisik.

“Lho, kok makan pakai helm? Apa mau jaga-jaga kalau tiba-tiba ada serangan meteor?” salah satu guru menggoda. Yang lain ikut menimpali, “Iya, lucu sekali! Alien makan gethuk di sekolah!”

Suasana di halaman sekolah yang awalnya serius berubah menjadi penuh canda. Waka kesiswaan hanya tersenyum sambil melanjutkan makan gethuknya. Ia memang dikenal santai dan tidak terlalu mengambil hati komentar-komentar lucu dari rekan-rekannya. "Rezeki sudah ada bagiannya. Yang penting sarapan, mau pakai helm atau tidak!" ucapnya sambil tertawa lepas, membuat suasana semakin hangat.

Tak lama kemudian, guru-guru yang lain juga bergabung, menikmati gethuk bersama sambil tertawa mengingat kejadian kocak tersebut. Momen sederhana itu menjadi salah satu kisah unik yang mungkin akan diceritakan lagi di hari-hari mendatang. Semoga terhibur.

Kedungtuban, 20 September 2024

 

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar