Cuaca cerah dan hangat,
menciptakan suasana yang sempurna untuk sebuah kunjungan ke SMPN 3 Jiken. Sudah
bertahun-tahun berlalu sejak aku terakhir kali menginjakkan kaki di sekolah
ini, sekolah yang penuh kenangan manis bersama teman-teman sejawat. Rindu yang
mengendap begitu lama akhirnya tersalurkan ketika aku memutuskan untuk singgah dan
bernostalgia.
Setibanya di gerbang sekolah,
jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya. Apakah semuanya masih sama
seperti dulu? Apakah teman-teman masih mengingatku? Pertanyaan-pertanyaan itu
terus berputar di pikiranku. Namun, semua kekhawatiran itu sirna begitu aku
bertemu beberapa rekan lama yang langsung menyambut dengan hangat, seolah-olah
waktu tidak pernah memisahkan kami. Senyum dan keramahan mereka masih sama
seperti yang aku ingat delapan tahun lalu.
"Sudah lama nggak mampir ke
sini! Kangen banget," ucapku sambil tersenyum.
"Ah, kami juga kangen banget
sama umi!” ujar bu Harini. Langsung mengandengku
menuju ruang Tata usaha. Silakan duduk sini, umi nikmati bakso ini," salah
satu temanku berkata sambil menyobek plastik dan menaruh bakso ke mangkuk.
Aku tersenyum tanpa basa-basi,
aku duduk dan menikmati semangkuk bakso yang lezat itu. Rasanya seperti kembali
ke masa lalu. Hanya saja kali ini, kami
semua lebih tua dengan pengalaman hidup masing-masing yang sudah jauh
berkembang. Banyak perubahan ruang guru, tata usaha pindah Lokasi. Bangunan
baru di sana sini.
Namun, sebelum larut lebih jauh
dalam perbincangan, jam sudah menunjukkan pukul 12.15 WIB. Saya Bersama mbak
Marisih sepakat untuk segera menuju musala dan menunaikan salat terlebih
dahulu. Usai salat, suasana terasa semakin damai dan hangat, membalut kerinduan
dalam keakraban yang luar biasa. Di musala bertemu dengan bu In guru Bahasa
Indonesia. Ngobrol santai sambil mengenang terakhir bertemu dan bersama saat
jalan-jalan di Surabaya. Setelahnya,
kami menuju ruang guru untuk melanjutkan obrolan.
Di ruang guru, nostalgia
benar-benar mengalir deras. Kami mulai mengobrol tentang banyak hal. Dari
kenangan jalan-jalan bersama dahulu, hingga rencana perjalanan yang mungkin
akan kami lakukan di masa depan. Suasana begitu hangat, penuh tawa dan canda.
Satu per satu cerita lama diungkit, dan seolah-olah waktu delapan tahun yang
memisahkan kami tak pernah ada. Kami bercanda tentang bagaimana dulu kami
sering bertualang bersama, dan kini kami berbicara tentang destinasi wisata
baru yang mungkin bisa kami kunjungi bersama-sama lagi. Di serambi ruang guru
kami bersama pak Didik, pak Shahit, Bu In dan Mbak Marisih.
Setelah beberapa waktu, saat hari
mulai beranjak siang, tiba saatnya aku pamit pulang. Namun, sebelum benar-benar
keluar dari sekolah, aku berpapasan dengan bapak kepala sekolah yang sedang
berjalan santai menuju area ruang kantor guru. Rasanya seperti sudah lama tidak
bertemu beliau, dan aku ingin tahu apakah beliau masih ingat diriku. Pertama
kali aku mengampu di Jiken beliau sebagai Kepala Sekolahnya. Namun hanya
beberapa saat beliau pindah tugas.
"Pak, masih ingat saya
tidak?" tanyaku dengan senyum kecil.
Beliau berhenti sejenak,
menatapku dengan penuh perhatian, mencoba mengingat. “Guru SMP 3 ya?” ujar
beliau. Sejenak wajahnya terlihat berpikir, sebelum aku menyebutkan nama
panggilanku.
"Oh!siapa ya!" serunya
dengan wajah yang cerah.
“Saya, bu Saida!”jelasku singkat.
Beliau lantas spontan menyebut
nama lengkapku. Aku tertegun ternyata, meskipun sudah delapan tahun berlalu,
bapak kepala sekolah masih mengingat nama lengkapku, mata pelajaran yang aku
ajarkan, dan bahkan asal kota tempat tinggalku. Mungkin beliau agak samar
dengan wajahku yang sekarang, tapi memori tentang siapa aku masih tertanam kuat
di benaknya.
"Saya sangat bersyukur, Pak,
masih diingat," ucapku dengan hati yang tulus.
Beliau tertawa kecil, "Mana
mungkin saya lupa, ibu yang minta jam IPS di sini."
Setelah berbincang sebentar, aku
berpamitan dengan perasaan hangat di hati. Persinggahan hari ini benar-benar
menyegarkan jiwaku. Teman-teman yang ramah, keakraban yang tidak berubah, dan
pengakuan dari bapak kepala sekolah yang masih mengingatku, semuanya membuat
hari ini begitu istimewa. Rasanya, meskipun waktu telah berlalu begitu lama,
persahabatan dan kenangan yang terjalin di SMPN 3 Jiken akan selalu abadi.
Cepu, 20 September 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar