Jumat, 20 September 2024

Mengenang masa di SMP TRIJI

Karya : Gutamining Saida

Cuaca cerah dan hangat, menciptakan suasana yang sempurna untuk sebuah kunjungan ke SMPN 3 Jiken. Sudah bertahun-tahun berlalu sejak aku terakhir kali menginjakkan kaki di sekolah ini, sekolah yang penuh kenangan manis bersama teman-teman sejawat. Rindu yang mengendap begitu lama akhirnya tersalurkan ketika aku memutuskan untuk singgah dan bernostalgia.

Setibanya di gerbang sekolah, jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya. Apakah semuanya masih sama seperti dulu? Apakah teman-teman masih mengingatku? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di pikiranku. Namun, semua kekhawatiran itu sirna begitu aku bertemu beberapa rekan lama yang langsung menyambut dengan hangat, seolah-olah waktu tidak pernah memisahkan kami. Senyum dan keramahan mereka masih sama seperti yang aku ingat delapan tahun lalu.

"Sudah lama nggak mampir ke sini! Kangen banget," ucapku sambil tersenyum.

"Ah, kami juga kangen banget sama umi!” ujar bu Harini.  Langsung mengandengku menuju ruang Tata usaha. Silakan duduk sini, umi nikmati bakso ini," salah satu temanku berkata sambil menyobek plastik dan menaruh bakso ke mangkuk.

Aku tersenyum tanpa basa-basi, aku duduk dan menikmati semangkuk bakso yang lezat itu. Rasanya seperti kembali ke masa lalu.  Hanya saja kali ini, kami semua lebih tua dengan pengalaman hidup masing-masing yang sudah jauh berkembang. Banyak perubahan ruang guru, tata usaha pindah Lokasi. Bangunan baru di sana sini.

Namun, sebelum larut lebih jauh dalam perbincangan, jam sudah menunjukkan pukul 12.15 WIB. Saya Bersama mbak Marisih sepakat untuk segera menuju musala dan menunaikan salat terlebih dahulu. Usai salat, suasana terasa semakin damai dan hangat, membalut kerinduan dalam keakraban yang luar biasa. Di musala bertemu dengan bu In guru Bahasa Indonesia. Ngobrol santai sambil mengenang terakhir bertemu dan bersama saat jalan-jalan di Surabaya.  Setelahnya, kami menuju ruang guru untuk melanjutkan obrolan.

Di ruang guru, nostalgia benar-benar mengalir deras. Kami mulai mengobrol tentang banyak hal. Dari kenangan jalan-jalan bersama dahulu, hingga rencana perjalanan yang mungkin akan kami lakukan di masa depan. Suasana begitu hangat, penuh tawa dan canda. Satu per satu cerita lama diungkit, dan seolah-olah waktu delapan tahun yang memisahkan kami tak pernah ada. Kami bercanda tentang bagaimana dulu kami sering bertualang bersama, dan kini kami berbicara tentang destinasi wisata baru yang mungkin bisa kami kunjungi bersama-sama lagi. Di serambi ruang guru kami bersama pak Didik, pak Shahit, Bu In dan Mbak Marisih.

Setelah beberapa waktu, saat hari mulai beranjak siang, tiba saatnya aku pamit pulang. Namun, sebelum benar-benar keluar dari sekolah, aku berpapasan dengan bapak kepala sekolah yang sedang berjalan santai menuju area ruang kantor guru. Rasanya seperti sudah lama tidak bertemu beliau, dan aku ingin tahu apakah beliau masih ingat diriku. Pertama kali aku mengampu di Jiken beliau sebagai Kepala Sekolahnya. Namun hanya beberapa saat beliau pindah tugas.

"Pak, masih ingat saya tidak?" tanyaku dengan senyum kecil.

Beliau berhenti sejenak, menatapku dengan penuh perhatian, mencoba mengingat. “Guru SMP 3 ya?” ujar beliau. Sejenak wajahnya terlihat berpikir, sebelum aku menyebutkan nama panggilanku.

"Oh!siapa ya!" serunya dengan wajah yang cerah.

“Saya, bu Saida!”jelasku singkat.

Beliau lantas spontan menyebut nama lengkapku. Aku tertegun ternyata, meskipun sudah delapan tahun berlalu, bapak kepala sekolah masih mengingat nama lengkapku, mata pelajaran yang aku ajarkan, dan bahkan asal kota tempat tinggalku. Mungkin beliau agak samar dengan wajahku yang sekarang, tapi memori tentang siapa aku masih tertanam kuat di benaknya.

"Saya sangat bersyukur, Pak, masih diingat," ucapku dengan hati yang tulus.

Beliau tertawa kecil, "Mana mungkin saya lupa, ibu yang minta jam IPS di sini."

Setelah berbincang sebentar, aku berpamitan dengan perasaan hangat di hati. Persinggahan hari ini benar-benar menyegarkan jiwaku. Teman-teman yang ramah, keakraban yang tidak berubah, dan pengakuan dari bapak kepala sekolah yang masih mengingatku, semuanya membuat hari ini begitu istimewa. Rasanya, meskipun waktu telah berlalu begitu lama, persahabatan dan kenangan yang terjalin di SMPN 3 Jiken akan selalu abadi.

Cepu, 20 September 2024

 

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar