Selasa, 25 Juni 2024

REFRESING DI JOGJA

 Karya: Gutamining Saida

SMPN 1 Kedungtuban merencanakan refresing ke Jogja. Semua warga menunggu-nunggu pelaksanaan perjalanan sejak seminggu yang lalu, termasuk saya. Kali ini tidak hanya karyawan namun keluarga diaajak serta. Karyawan mendapat dua jatah tempat duduk. Apabila ingin menambah diwajibkan membayar. Sehari sebelumnya sudah ada informasi tentang lokasi wisata yang dikunjungi dan tempat duduk peserta. Ada dua bus yang membersamai. Beberapa peserta mengundurkan diri. Dengan berbagai alasan, pertimbangan anak masih dibawah lima tahun, hamil tua, tidak memiliki uang saku.

Malam hari, sesuai jadwal peserta kumpul di beberapa titik. Pertama di lokasi sekolah, di pertigaan Merah, dan terakhir di depan RSU Cepu.  Sebelum berangkat suasana riuh, dengan canda tawa dan obrolan ringan. Setelah memastikan semua peserta bus segera berangkat dari lokasi sekolah. Sebelum berangkat diawali doa bersama. Tujuannya agar mendapatkan keselamatan sejak berangkat sampai pulang kembali ke Kedungtuban. Informasikeberangkatan segera dikirimkan kepada peserta yang berada di titik kumpul kedua dan ketiga. 

Baik yang berada di pertigaan Merah dan depan RSU sudah siap. Ada semangat terpancar di setiap wajah mereka. Meski kantuk masih terasa. Kami semua siap untuk perjalanan pajang dan petualangan seru  di lokasi rekreasi di Jogja. Titik kumpul terakhir di depan RSU Cepu. Dua bus segera mengurangi kecepatan. Peserta segera berjalan menuju bus memasukkan barang bawaan. Satu persatu mulai naik untuk segera bergabung.

Sementara semua peserta sudah masuk bus. Dan merasa penumpang sudah lengkap. Bus pertama merangkak jalan dan diikuti bus kedua. Tanpa mengetahui bilamana mbak Kris dan keluarga belum masuk ke bus.

“Buk, bagaimana aku kok ditinggal?” suara mbak Kris nyaris tak terdengar oleh siapapun. Sambil menatap bus yang mulai meninggalkan lokasi RSU Cepu. Tangannya melambai-lambai, terasa lemas, dua anaknya merenggek bahkan yang kecil menangis.  Sang suami baru saja datang dari tempat parkir dan menyaksikan istri dan anak-anaknya. Sesekali tolah toleh, tak bisa berucap apa-apa. Banyak kalimat yang ada di kepala namun mulut terasa bungkam seribu bahasa. Bus terus melaju meninggalkan kota Cepu. Teman-teman merasa kaget setelah bu Yulis memberitahu sopir bahwa ada peserta yang ketinggalan. 

1 komentar:

  1. Maksih ya buk sudah memberikan pengalaman pertama ikut rekreasi satu keluarga yang sangat happy n bahagia walaupun ketinggalan bus dengan nafas ngos2san kwkkwkkkk....

    BalasHapus