MODERATOR :
Lely Suryani, S. Pd.SD
NARASUMBER :
MUSIIN, M.Pd
GELOMBANG : 29
PERTEMUAN ;
14
Sejak sore
sekitar pukul 17.05 ada peserta yang bertanya tentang flayer untuk pertemuan
hari ini. Langsung disambut oleh peserta lain dengan jawaban singkat “belum
kelihatan”. Beberapa anggota saling memberikan semangat agar nantinya sama-sama
sukses. Sukses sampai final di pertemuan ke -30. Hal ini menandakan semangat
peserta KBMN. Tak berapa lama sang moderator cantik muncul di grup, semakin
membuat kita peserta penasaran. Sebab tanpa memberikan informasi dan flayer.
Kemudian mengajak ibadah salat magrib dahulu.
Menjelang
pukul 19.00 WIB moderator mengirimkan flayer ke grup. Selesai salat isya, saya baru
membuka handphone. Pastinya sudah telat beberapa saat. Namun saya tetap
semangat untuk mengejar ketertingglan. Narasumber malam ini ibu Musiin dari
kota Kediri dengan membawakan tema yang yang sangat menarik tentang BUKU NON
FIKSI.
Malam hari ini
hampir mendekati separoh perjalanan, tepatnya pertemuan ke 14. Moderator kita
membersamai ibu Musiin sudah yang ke dua. Yang pertama pada hari Jum’at 17 Juni
2022. Setahun yang lalu. Alhamdulillah malam ini ada kesempatan yang berkah
dapat berjumpa moderator hebat dan moderator hebat. Dengan harapan bisa
ketularan hebat juga, Aamiin.
Menurut
moderator kita, SUATU KEBERHASILAN BUTUH PERJUANGAN YANG KONSISTEN” kalimat
tersebut sebagai penyemangat saya sebagai pemula. Tak lupa saya sampaikan
banyak terimakasih khususnya para moderator, narasumber dan segenap TSO.
Setelah saya tersesat di KBMN, banyak menemukan ilmu baru, pengalaman baru dan
teman bahkan saudara.
“BELAJAR
DIPERLUKAN SEPANJANG MASA DAN JIKA INGIN MENJADI PENULIS HEBAT HARUS RAJIN
MEMBACA”
Bu Musiin adalah alumni gelombang
8, menurut beliau saat awal bergabung di kelas juga belum memiliki karya.
Pernyataan ini membuat saya tidak berkecil hati, masih ada kesempatan luas
untuk bisa berkarya. Walau karya tidak lahir dari penerbit mayor. Kita bisa
menulis di blog maupun menhgirim ke penerbit minor. Bahkan harus membangun
branding sebagai penulis dari hal sederhana namun konsisten. Semua itu
akanmenjadi stimulus untuk sebuah karya hebat. Pesan bu Musiin pada saar ERA
KURIKULUM MERDEKA “kita harus berproses mengikuti perkembangan jaman yang tiap
detik berubah.”
Menurut Bu Musiin,
alasan beliau menjadi penulis adalah sebagai berikut:
Mewariskan ilmu lewat buku
Ingin memiliki buku karya
sendiri yang bisa terpajang di toko buku baik online maupun offline
Mengembangkan profesi sebagai
guru
Buku Nonfiksi adalah buku yang ditulis
berdasarkan FAKTA dan KENYATAAN. Isi dari buku nofiksi adalah INFORMASI,
PENGETAHUAN atau WAWASAN.
Tujuan penulisan buku nonfiksi adalah
menyajikan temuan baru atau penyempurnaan dari informasi yang sudah ada.
Ciri buku
nonfiksi
Menggunakan bahasa formal.
Makna yang
disampaikan adalah makna denotasi.
Ditulis
berdasarkan fakta.
Tulisan
berbentuk tulisan ilmiah popular.
Meghasilkan
temuan baru dan menyempurnakan ide temuan lama.
Penulis
memberikan analisis dan interpretasi intelektual dari data yang disajikan dalam
tulisannya.
Jenis Buku
Nonfiksi, Ada 2 jenis buku nonfiksi
Buku Nonfiksi
Murni
Buku Nonfiksi
Kreatif
Buku nonfiksi murni adalah buku yang
berisi kumpulan data otentik yang dikembangkan menjadi sebuah buku. Data-data
tersebut berasal dari teori, wawancara penulis, observasi, angket dan bukti
lainnya.
Contoh buku nonfiksi murni
biasanya kita temukan pada SKRIPSI, DISERTASI,
ARTIKEL, FEATURE, dll
Buku Nonfiksi Kreatif adalah buku yang
berisi data-data otentik yang kemudian dikembangkan dengan bumbu-bumbu kreatif
dari pengarang.
Contoh buku
nonfiksi kreatif adalah
Biografi
Autobiografi
Memoar
Buku Motivasi, pengembangan
diri/psikologi
Buku panduan/manual
Buku pelajaran/buku teks/pendamping
Encyclopedia/kamus
Buku catatan perjalanan
Menulis isi buku berdasarkan kerangka
yang dibuat, bu Musiin mengikuti nasehat Pak Yulius Roma Patandean di Channel
beliau. Nah bisa kita simak ya di link di bawah ini.
https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be
Dalam
penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:
Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan
tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)
Contoh: Buku Pelajaran
Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan
urutan proses.
Contoh: Buku Panduan
Pola Klaster (Buku disusun secara poin
per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan
bab yang dalam hal ini antarbab setara)
Pola yang saya pakai dalam menulis buku
Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.
Proses penulisan
buku terdiri dari 5 langkah, yakni
Pratulis
Menulis Draf
Merevisi Draf
Menyunting Naskah
Menerbitkan
LANGKAH
PERTAMA Pratulis
Menentukan tema
Menemukan ide
Merencanakan jenis tulisan
Mengumpulkan bahan tulisan
Bertukar pikiran
Menyusun daftar
Meriset
Membuat Mind Mapping
Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam
sebuah buku. Contoh tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan,
motivasi dll.
Untuk melanjutkan dari tema menjadi
sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya
Pengalaman
pribadi
Pengalaman
orang lain
Berita
di media massa
Status
Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
Imajinasi
Mengamati
lingkungan
Perenungan
Membaca
buku
Tema yang saya angkat di buku saya
adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari
materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform
Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020
Referensi buku yang saya tulis berasal
dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet.
Referensi
terdiri dar i :
Pengetahuan yang diperoleh
secara formal , nonformal , atau informal ;
Keterampilan yang diperoleh
secara formal , nonformal , atau informal ;
Pengalaman yang diperoleh sejak
balita hingga saat ini ;
Penemuan yang telah didapatkan.
Pemikiran yang telah direnungkan
Tahap berikutnya membuat
kerangka.Kerangka ini saya ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan
ke proses penulisan.
Di bawah Ini kerangka buku yang Beliau (
BU MUSIIN) tulis.
BAB 1
Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
BAB 2 Media
Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial
BAB 3
Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital
BAB 4
Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat
BAB 5
Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di
Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di
Indonesia
C. Membangun
Digital Mindset Warganet +62
Anotomi Buku
Halaman
Judul
Halaman
Persembahan (OPSIONAL)
Halaman
Daftar Isi
Halaman Kata
Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
Halaman
Prakata
Halaman Ucapan
Terima Kasih (OPSIONAL)
Bagian /Bab
Halaman Lampiran
(OPSIONAL)
Halaman Glosarium
Halaman Daftar Pustaka
Halaman Indeks
Halaman Tentang Penulis
LANGKAH
KEDUA : Menulis Draf
1. Menuangkan konsep tulisan ke
tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan,
tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan
Di langkah kedua ini,
kita silakan menulis menulis dan menulis. Kita tidak perlu terlalu idealis
harus sempurna.
LANGKAH
KETIGA Merevisi Draf
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan
dan penyajian
2. Memeriksa gambaran besar dari
naskah.
Ketika langkah kedua
terlewati, Bapak Ibu bisa memeriksa kembali tulisan mulai dari awal sampai
akhir.
LANGKAH
KEEMPAT Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma
Hambatan-hambatan
dalam menulis adalah:
1. Hambatan
waktu
2. Hambatan
kreativitas
3. Hambatan
teknis
4. Hambatan
tujuan
5. Hambatan
psikologis
Cara
mengatasi hambatan menulis adalah:
1. Banyak membaca
2. Mencari inspirasi di lingkungan
sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3. Disiplin menulis setiap hari. Yang
nomer 3 itu sangat manjur, makanya tugas kelas ini adalah menulis resume
pelatihan sebanyak 30 kali ya. Tujuannya untuk mengasah keterampilan menulis
Bapak Ibu.
Di bawah ini sebagian
dari sesi tanya jawab, khususnya jawabab dari narasumber:
INI RAMBU-RAMBU UNTUK MENULIS BUKU NONFIKSI.
Judul adalah pandangan pertama pertama pembaca. Judul yang kita
berikan harus menarik dan mewakili isi bulu tersebut. Jangan karena supaya laku
keras, judulnya menyesatnkan. Kita tetap harus berpedoman bahwa tulisan
nonfiksi berdasarkan fakta dan kenyataan.
Untuk judul yang menarik silakan terlebih dahulu berselancar di
internet untuk memberikan inspirasi judul buku yang menarik.
Halaman Judul supaya menarik pembaca,
kiat khususnya adalah:
1.
Menggunakan bahasa formal.
2. Makna
yang disampaikan adalah makna denotasi.
3. Ditulis
berdasarkan fakta.
4. Tulisan
berbentuk tulisan ilmiah popular.
5. Meghasilkan
temuan baru dan menyempurnakan ide temuan lama.
6. Penulis
memberikan analisis dan interpretasi intelektual dari data yang disajikan dalam
tulisanya.
Demikian resume yang saya buat, luar biasa pertemuan malam ini. Banyak
hal baru yang saya peroleh. Sangat bermanfaat, Semoga semakin sukses buat
narasumber dan moderator malam ini. Terimakasih saya ucapkan. semoga menjadi ladang
amal sholeh bagi narasumber dan moderator khususnya.
Keren... Luar biasa
BalasHapus