Rabu, 05 November 2025

Cermin Pribadi Warga Esmega

Karya: Gutamining Saida

Sinar matahari menembus lembut melalui jendela kaca ruang Sasana Krida. Di sela-sela hembusan angin yang menerobos tirai, pandangan saya tertumbuk pada sebuah tulisan besar yang terpajang di kaca jendela bagian depan. Tulisan itu sederhana, tetapi memiliki daya tarik yang luar biasa. Di atas kertas berwarna biru cerah tertulis satu kata yang begitu kuat yaitu SUKSES.

Awalnya saya hanya melirik sekilas, tetapi entah mengapa langkah saya terhenti. Pandangan saya tertuju pada huruf-huruf besar itu. Di bawahnya terdapat penjabaran maknanya yaitu
S = Syukur
U = Unggul
K = Kreatif
S = Sehat
E = Elok
S = Santun

Tulisan itu tampak biasa, namun menyimpan makna luar biasa. Satu kata yang menjadi cerminan cita-cita, panduan, bahkan filosofi hidup bagi seluruh warga Esmega SMP Negeri 3 Cepu. Saya berdiri cukup lama memandangi tulisan sekaligus memfotonya dan pikiran pun mengembara ke berbagai momen yang menggambarkan bagaimana kata SUKSES itu hidup dalam keseharian warga sekolah.

S = Syukur

Rasa syukur adalah pondasi pertama menuju kesuksesan. Di Esmega, setiap kegiatan selalu diawali dengan ucapan syukur. Pagi-pagi sebelum bel pelajaran pertama berbunyi, suara doa bersama menggema dari tiap-tiap kelas. Semua siswa berdiri tegak, menundukkan kepala, mengucap syukur atas nikmat kesehatan, kesempatan belajar, dan rezeki yang diberikan.
Saya teringat pada sosok Pak Midid, petugas kebersihan sekolah yang setiap pagi datang paling awal. Dengan senyum ramah, ia selalu menyapa kepada siapa pun yang lewat, “Pagi, Alhamdulillah sehat.” Kalimat sederhana itu menjadi pengingat bahwa kebahagiaan bukan karena harta, melainkan rasa syukur yang terus dijaga.

U = Unggul
Keunggulan di Esmega bukan hanya soal nilai akademik, tetapi juga sikap, tanggung jawab, dan kerja keras. Lihat saja setiap Senin pagi ketika lagu “Tiada Hari Tanpa Prestasi” dinyanyikan saat upacara bendera. Suara lantang para siswa menyatu dalam semangat untuk terus berprestasi.
Hampir tiap hari Senin, beberapa siswa membawa piala hasil lomba. Ada rasa bangga terpancar dari wajah mereka, tapi juga kerendahan hati. Mereka sadar bahwa keunggulan bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang untuk terus belajar dan memperbaiki diri.
Unggul berarti tidak cepat puas. Kepala sekolah sering berpesan, “Jadilah bintang yang bersinar tanpa membuat orang lain redup.”

K = Kreatif
Kreativitas adalah napas kehidupan di lingkungan Esmega. Lihat saja kegiatan pembelajaran yang selalu penuh warna. Guru-guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mengajak siswa berpikir, berkreasi, dan berinovasi. Lewat Ekstra kurikuler, siswa dituntut untuk menciptakan karya seni tari. Itulah kreativitas yang menyatukan ilmu dengan pengalaman nyata. Pembelajaran jadi menyenangkan dan bermakna. Tak heran bila banyak ide-ide segar lahir dari siswa Esmega, mulai dari pembuatan komik sejarah, vlog tentang budaya lokal, hingga proyek kewirausahaan kecil-kecilan.

S = Sehat
Kesehatan menjadi kunci untuk bisa belajar dan bekerja dengan optimal. Di Esmega, setiap Jumat pagi dijadikan momen “Jumat Sehat”. Semua warga sekolah dari guru, siswa, hingga staf tata usaha  berkumpul di lapangan untuk senam bersama. Musik ceria mengiringi setiap gerakan.
Selepas senam, ruang guru menikmati bekal sarapan bersama. Ada yang membawa nasi goreng, ada yang membawa telur dadar, mie goreng, bahkan ada yang membungkus bekal dengan daun pisang. Saat akan pulang sekolah siswa bisa menikmati Makan Bergizi Gratis (MBG). Pemandangan yang sederhana namun penuh kehangatan.
Melalui kegiatan ini, sekolah tidak hanya menanamkan pentingnya fisik yang kuat, tetapi juga kesehatan jiwa adalah kebersamaan, tawa, dan semangat positif.

E = Elok
Kata elok menggambarkan keindahan, baik dari dalam maupun luar. Sekolah yang elok bukan hanya tampak bersih dan tertata rapi, tetapi juga dipenuhi perilaku baik penghuninya.
Setiap minggu, siswa bergotong royong membersihkan kelas dan halaman sekolah. Pot bunga disusun rapi, dinding dihiasi karya siswa, dan jendela selalu bersih dari debu. Keindahan sejati terlihat dari bagaimana mereka memperlakukan satu sama lain.
Siswa laki-laki menolong temannya yang jatuh dari sepeda di depan gerbang sekolah. Tanpa diminta, ia membantu, menuntun sepeda, dan memastikan temannya baik-baik saja. Keelokan hati seperti inilah yang membuat suasana Esmega terasa damai.

S = Santun
Santun adalah mahkota kepribadian warga Esmega. Sopan dalam berbicara, hormat kepada guru, ramah kepada teman. Di setiap sudut sekolah, terdengar sapaan hangat, “Selamat pagi, Bu,” atau “Permisi, Pak.”
Kebiasaan ini bukan hal kecil. Ia mencerminkan nilai luhur yang ditanamkan sejak awal. Di dunia yang serba cepat dan penuh tantangan, sikap santun menjadi pembeda antara orang berilmu dan orang beradab.
Guru-guru Esmega selalu memberi teladan. Mereka tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga mencontohkan sikap hormat dan kesabaran.

Ketika saya kembali menatap tulisan SUKSES di jendela Sasana Krida, saya tersenyum. Kata itu bukan sekadar hiasan dinding, melainkan jiwa yang hidup di setiap langkah warga Esmega.
SUKSES bukan hanya tentang nilai tinggi, bukan pula tentang banyaknya piala yang terpajang di lemari prestasi. Sukses adalah tentang menjadi manusia yang bersyukur, unggul, kreatif, sehat, elok, dan santun.

Jika setiap warga Esmega menjadikan makna itu sebagai pegangan hidup, maka bukan hanya sekolah ini yang akan maju, tetapi bangsa pun akan memiliki generasi yang tangguh dan berkarakter.
Tulisan sederhana di jendela itu mengajarkan satu hal penting: bahwa kesuksesan sejati bukanlah hasil dari kebetulan, melainkan buah dari karakter yang terus diasah setiap hari di sekolah, di rumah, dan di dalam hati. Sasana Krida dengan semangat baru, sembari berbisik dalam hati,
“Terima kasih, Esmega. Engkau telah mengajarkan arti sejati dari kata SUKSES.”
Cepu, 6 November 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar