Jumat, 31 Oktober 2025

Berondong Tua

Karya : Gutamining Saida 
Suasana sekolah begitu meriah dan penuh warna. Out door   SMP Negeri 3 Cepu disulap menjadi arena unjuk bakat perayaan ulang tahun sekolah yang ke-46. Sejak pagi, siswa-siswi sudah datang dengan wajah ceria, mengenakan seragam rapi. Spanduk besar bertuliskan “Ajang Bakat Dalam Rangka HUT SMPN 3 CEPU ke-46 ” terbentang gagah di atas panggung utama.

Udara terasa hangat dan bersahabat. Siswa, guru duduk di atas karpet yang disediakan panitia. Sebagai penonton di sisi lapangan menikmati suasana penuh semangat itu.

Ketika MC menyebut nama berikutnya, sorak sorai langsung menggema.
“Selanjutnya... kita sambut penampilan dari Rafif Naufal Fadhilah, siswa kelas 7A dengan lagu Berondong Tua!”

Begitu nama Rafif terdengar, suasana langsung pecah. “Rafiiif! Rafiiif!” teriak para penonton, terutama dari barisan kelas tujuh yang tampak paling heboh. Saya tersenyum melihat semangat itu. Rafif berjalan menaiki panggung dengan langkah tenang dan penuh percaya diri. Meski baru kelas tujuh, auranya seolah seperti penyanyi profesional.

Rafif memang dikenal sebagai anak yang sopan dan sabar. Di keseharian, ia tidak banyak bicara, lebih suka diam dan memperhatikan. Sering kali saya melihatnya duduk di pinggir jalan raya menunggu jemputan kakaknya. Dia tinggal seorang tiada yang tersisa. Setiap kali saya tawari untuk saya antar, ia selalu menolak halus.
“Terima kasih, Bu Saida, nanti juga dijemput Kakak,” katanya lembut. Sifat sabar dan tidak ingin merepotkan orang lain itu membuat saya menaruh hormat padanya.

Kini di atas panggung, Rafif berdiri tegap, menggenggam mikrofon dengan mantap. Dia  memiliki wajah yang tenang. Musik mulai terdengar irama. Begitu intro Berondong Tua mengalun, para penonton langsung bertepuk tangan mengikuti irama.

Di awal lagu, suaranya sedikit tersendat. Tampak rasa gugupnya. Tapi bukannya redup, sorakan penonton justru makin keras.
“Ayo, Rafif! Kamu bisa!” teriak beberapa siswi dari barisan depan.

Rafif menarik napas panjang, tersenyum kecil, lalu melanjutkan nyanyiannya dengan nada yang lebih mantap. Suaranya mulai mengalun merdu, sedikit serak tapi berkarakter, membuat penonton terpukau. Irama lagu yang riang membuat penonton ikut bergoyang di tempat.

Ketika reff lagu mulai, “Berondong tuaaa... yang punya gaya...” lapangan langsung bergemuruh. Penonton ikut bernyanyi sambil bertepuk tangan serempak.

Beberapa siswi yang duduk di depan sudah tidak tahan untuk tetap duduk. Mereka berlari ke depan panggung sambil bersorak dan melambaikan tangan ke arah Rafif. Ia tetap tenang, sesekali tersenyum tanpa kehilangan kendali atas lagu yang dinyanyikan.

Suasana makin heboh ketika salah satu siswi dengan bercanda mengulurkan selembar uang lima ribuan ke arah panggung. “Saweran, saweran buat Rafif!” katanya disambut tawa teman-temannya. Tak lama kemudian, beberapa siswa lain ikut-ikutan, mengacungkan uang kecil dan melemparkannya ke depan panggung.

Uang lima ribuan dalam genggaman Rafif. Tapi yang luar biasa, Rafif tidak terpengaruh sama sekali. Ia tetap bernyanyi dengan senyum tipis, menyelesaikan setiap bait dengan percaya diri.

Saya dan para guru lain tertawa kecil melihatnya. Semua berlangsung dalam suasana ceria dan penuh kegembiraan khas perayaan ulang tahun sekolah. Tak ada yang berlebihan, semua dalam batas wajar namun menghangatkan hati.

Menjelang akhir lagu, Rafif semakin percaya diri. Ia menutup penampilannya dengan gaya khas penyanyi profesional yaitu sedikit melengkungkan tangan ke depan, menunduk, lalu berkata, “Terima kasih semuanya!”

Sorak sorai dan tepuk tangan membahana. Beberapa siswa bahkan berteriak, “Lagi! Lagi!” tapi waktu tampil memang sudah habis. MC naik ke panggung sambil berkata, “Wah, penampilan yang luar biasa dari Rafif! Siap-siap ya, nanti bisa jadi bintang SMPN 3 Cepu berikutnya!”

Rafif turun dari panggung dengan wajah berseri. Beberapa temannya langsung menyalaminya.
“Gila, kamu keren banget, Fif!”
“Suaramu mantap, bro!”

Dia hanya tertawa kecil, menunduk malu, lalu berjalan menuju teman-teman di deretan belakang panggung sambil mengusap keringat.Temannya  menghampirinya sebentar dan berkata,
“Penampilanmu bagus sekali, Rafif. Kamu berhasil menguasai panggung.”
Rafif tersenyum malu, “Tadi sempat grogi. Tapi lihat teman-teman semangat, saya jadi ikut semangat juga.”

Rafif bukan sekadar tampil menyanyi. Ia memberi contoh tentang ketenangan, keberanian, dan kepercayaan diri. Dari seorang anak yang biasanya diam dan sabar, ia menjelma menjadi bintang panggung yang menghibur ratusan orang.

Perayaan ulang tahun SMPN 3 Cepu ke-46 menjadi saksi bagaimana talenta dan keberanian muncul dari siswa-siswa sederhana yang berani mencoba. Semua yang hadir sepakat penampilan Rafif adalah salah satu momen paling berkesan sepanjang acara.

Di tengah meriahnya ulang tahun SMPN 3 Cepu ke-46, ada satu pelajaran indah yang saya dapat bahwa setiap anak punya waktu untuk bersinar, asalkan diberi kesempatan. Rafif telah membuktikannya dengan gemilang.
Cepu, 1 November 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar