Bulan Agustus selalu menjadi
bulan yang penuh warna bagi seluruh rakyat Indonesia. Di mana-mana terlihat
bendera merah putih berkibar, gapura dihias, dan masyarakat saling
bergotong-royong mempersiapkan lomba serta acara syukuran. Bagi saya pribadi,
bulan Agustus 2025 terasa begitu istimewa. Bukan hanya karena semarak perayaan
Hari Kemerdekaan, tetapi karena saya akhirnya bisa kembali ikut serta dalam
kegiatan puncak yang selama ini saya rindukan yaitu karnaval.
Tahun sebelumnya, khususnya pada
Agustus 2024, saya tidak bisa mengikuti karnaval. Kondisi kesehatan yang kurang
mendukung membuat saya harus lebih banyak beristirahat dan melewatkan berbagai
rangkaian kegiatan. Saat itu saya hanya bisa menyaksikan dari jauh, mendengar
cerita dari teman-teman, dan melihat foto-foto yang beredar di media sosial.
Ada rasa sedih yang mendalam ketika saya tidak ikut berfoto bersama keluarga
besar SMPN 1 Kedungtuban. Momen itu selalu menjadi kenangan indah yang
ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Saya ikhlas, karena masa-masa pemulihan. Sebuah
pengingat bahwa nikmat terbesar manusia adalah kesehatan yang sering dilupakan.
Syukur Alhamdulillah, di tahun
2025 ini Allah Subhanahu Wata’alla memberi saya kesempatan untuk merasakan lagi
kebersamaan bersama keluarga Esmega. Karnaval kali ini terasa berbeda. Sejak
awal diumumkan bahwa Esmega akan ikut serta, saya sudah bertekad untuk hadir
dan berpartisipasi penuh. Bukan sebagai penonton dari pinggir jalan, melainkan
sebagai bagian dari barisan yang melangkah bersama, menyatukan langkah dari
start hingga finish.
Hari pelaksanaan karnaval,
suasana sekolah sudah riuh sejak pagi. Siswa-siswi berkumpul dengan berbagai
kostum unik yang menggambarkan ayam alas Blora. Semua tampil dengan kostum
kreatif berbahan spon yang dibuat menyerupai ayam. Para guru pun tak kalah
semangat, mengenakan pakaian seragam kaos putih bawahan biru bahan jin
bagi yang perempuan dipadu jilbab merah terlihat kompak .
Bagi saya, momen itu bukan
sekadar berjalan kaki menempuh rute karnaval. Ada rasa syukur kepada Allah Subhanahu
Wata’alla yang mendalam. Setiap langkah
terasa ringan. Saya
benar-benar merasakan nikmatnya sehat. Sambil berjalan, saya menikmati nimat
sehat. Sorak-sorai anak-anak kecil yang begitu antusias menonton. Senyum penonton
menjadi penyemangat tersendiri.
Perjalanan dari titik start
hingga finish memang cukup melelahkan. Lelah itu terasa hilang karena adanya
semangat kebersamaan. Di sepanjang rute, saya bisa merasakan betapa karnaval
bukan hanya hiburan, tetapi juga wadah untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air
dan persaudaraan. Semua orang, dari anak-anak, remaja, hingga orang tua, larut
dalam suasana gembira.
Saya juga menyadari bahwa
pelaksanaan karnaval di Esmega memiliki cara dan nuansa yang berbeda. Persiapan
terlihat lebih matang dengan pembagian kelompok yang rapi, koordinasi antara
guru dan siswa, serta keterlibatan berbagai pihak. Kreativitas lebih
menonjol, terlihat dari dekorasi, music, gamelan pengiring, dan variasi
penampilan. Pengalaman baru ini sangat berharga karena membuka wawasan tentang
bagaimana sebuah kegiatan bisa dilaksanakan dengan penuh inovasi, kreativitas tanpa
menghilangkan nilai kebersamaan.
Ketika sampai di garis finish,
rasa lega bercampur haru memenuhi hati. Saya berhasil menuntaskan perjalanan
panjang itu bersama keluarga besar Esmega. Saya bersyukur kepada Allah Subhanahu
Wata’alla yang telah memberi kekuatan dan kesehatan. Saya sadar bahwa
pengalaman ini adalah hadiah yang tidak ternilai.
Kenangan tahun lalu, saat saya
hanya bisa melihat dari kejauhan, kini tergantikan dengan kebahagiaan yang
nyata. Tahun ini saya menjadi bagian langsung dari karnaval 2025. Foto-foto
yang saya abadikan kali ini terasa lebih berarti karena ada cerita perjuangan di
balik senyuman. Perjuangan untuk kembali sehat dan tetap semangat.
Karnaval Agustus 2025 bukan
sekadar acara seremonial tahunan. Bagi saya, ini adalah simbol rasa syukur.
Syukur atas kesehatan yang membaik, syukur atas kesempatan untuk tetap bersama
teman-teman, dan syukur atas kebersamaan yang terus terjalin dalam keluarga
besar. Saya belajar bahwa cobaan berupa sakit bukanlah akhir, melainkan jalan
untuk lebih menghargai setiap detik kehidupan.
Setiap kali melihat foto karnaval
tahun ini, saya tidak hanya melihat barisan kostum yang meriah. Saya melihat
perjalanan batin saya sendiri melalui masa pemulihan, hingga akhirnya bisa
kembali tersenyum di tengah keramaian. Semoga Allah Subhanahu Wata’alla terus
memberikan Kesehatan. Di tahun-tahun berikutnya saya tetap berharap bisa ikut merasakan
kebersamaan yang indah dalam setiap kegiatan Agustus. Aamiin
Cepu, 22 Agustus 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar